Pingsan

84 7 16
                                    

Part 2

بسم الله الرحمن الرحيم

_jadikan bacaan kedua setelah al-qur'an ya:)_

____

"Nan! Afnan!"

Pria yang disebut Afnan itu mulai membuka matanya saat merasa seseorang memanggil manggil namanya juga menepuk lengannya beberapa kali.

Tubuhnya spontan terduduk kaget. Nafasnya menderu membuatnya nampak tersenggal senggal. Keringat dingin juga mengucur di dahinya.

Sebuah tepukan pelan membuatnya langsung menoleh, dan ia dapati Devan dengan raut khawatirnya disana. "Lo nggak papa kan Nan?"

Afnan tak menjawab. Ia masih sibuk menetralkan deru nafasnya. Namun, seper sekian detik kemudian, ia kembali menoleh. "Kenapa gue disini?"

"Lo lupa? Tadi lo pingsan di lapangan pas upacara!"

Mendengar itu, Afnan kembali memutar ingatannya sebelum kesadarannya hilang tadi.

Ah! Benar! Tadi matahari terasa begitu terik. Dan tubuhnya sudah panas dingin.

Afnan mengacak rambutnya kasar.

"Lo- beneran nggak papa kan? Soalnya dari tadi lo ngigau, sempet nangis juga. Gue nggak tega, makanya gue bangunin." Devan menjeda kalimatnya.

" lo ngimpi buruk ya?"

Lagi-lagi Afnan mengacak rambutnya frustasi, sebelum menggumam lirih. "Cewek itu lagi"

Setelah itu, ia kembali berbaring dan memejamkan matanya.

Mendapati itu, Devan berdecak kasar. Sudah ketiga kalinya Afnan memimpikan hal buruk di masa lalunya itu.

"Ck-! Kalo dari pertama ngimpi itu lo nggak terlalu mikirin, mesti nggak bakal kebawa lagi sampe sekarang!"

"Lah- gimana nggak kepikiran coba? Selama ini hidup gue nggak pernah tenang semenjak kejadian itu!" Afnan bergerak-gerak gelisah sebelum akhirnya kembali bangkit dan duduk bersila di atas ranjang.

"Semalem gue juga ngimpiin tu cewek lagi. Jadi, ini udah yang ke 4 kalinya kalo lo tau! Gimana gue nggak gelisah coba?! Saking gelisahnya, gue semaleman cuman uring-uringan gak jelas diatas kasur sampe lupa kalo hari ini ada ulangan Fisika! Mampus kan! Ya, akhirnya pagi-pagi gue harus belajar ekstra bab terakhir buat persiapan!"

Devan memangut mangut faham. Dan sepertinya ia tau alasan mengapa si kuat Afnan ini bisa pingsan hanya karna terpapar sinar matahari.

Sejurus kemudian, Devan langsung melayangkan tangannya kesalahsatu sisi kepala Afnan sedikit kuat.

PLETAK!!

"Pantesan aja lo pingsan! Lo pasti nggak sarapan kan tadi pagi?! Ngaku lo!?"

Afnan hanya mengaduh dan sedikit meringis karna jitakan Devan yang lumayan kuat.

"Punya otak kan lo? Mikir dong! Tau punya sakit maag akut juga!"

"Heran gue, percuma punya otak encer. Mending goblok tapi sehat! La elo, pinter tapi penyakitan!!" sarkas Devan tanpa ampun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 AFNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang