The Man Who Can Do Anything

16.9K 955 58
                                    

"NAYAAAAA!!!" Terdengar suara teriakan seseorang dari balik pintu apartemenku. Bukan cuma teriak, orang itu mengetuk pintunya dengan kasar. Aku yang sedang menggoreng scrambled eggs pun kaget dan langsung membukakan pintu.

"Tidak dengan berteriak pun aku bisa mendengar, Lucas." Ucapku saat tau orang yang memekakkan telingaku barusan adalah Luke, yang mengenakan tshirt hitam Nirvana, skinny jeans hitam dan Converse. Aroma alkohol padanya menandakan dia pasti habis meminum minuman keras tersebut.

"Aku lapar." Ucapnya sambil duduk di meja makan.

"Aku baru saja masak scrambled eggs dan red beans, kau mau?" Dia mengangguk. Aku pun langung meletakkan makanan tadi ke piring dan menyajikannya untuk Luke. "Ini pepper nya, Ibu mu bilang kalau kau suka scrambled eggs dengan ekstra pepper."

Luke menghabiskan makanannya dengan sigap. "Thanks, nerd. Aku mau tidur sekarang." Ucapnya setelah berhasil membuat piring di depannya kosong.

"Ngga ke kampus?" Tanyaku.

"Malas. Bilang saja aku sakit atau apalah. Dan jangan lupa kumpulkan tugasku yang sudah kau buat ya. Aku ngantuk." Luke pun bergegas kembali ke apartemennya yang letaknya di depan apartemenku. Sedangkan aku bersiap-siap ke kampus.

***
"Naaay!" Teriak seseorang di belakangku saat aku sedang berjalan di lorong kampus.

"Hi Em!" Jawabku pada gadis berambut pirang lurus disampingku.

"Mau kemana? Kelas kita kan ke arah sana." Tanyanya sambil tangan kananannya menunjuk arah jalan berlawanan dengan jalan yang kuambil.

"Ke Fakultas musik. Mau ngasihin ini." Jawabku sambil menunjukkan makalah setebal 25 halaman itu.

"Punya Luke ya?" Aku mengangguk sambil tersenyum. "You really should stop this, Nay."

"Ngga apa - apa kok, Em. Jadi aku berasa kuliah 2 fakultas, ya musik ya sastra. Hehe." Tapi senyumku tidak membuat Emily senang. Aku tau, sahabatku ini sebal kalau aku terus-terusan membantu Luke dalam masalah kuliah.

Di depan ruang praktek musik aku bertemu Calum, teman se-gank populer Luke.

"Cal, aku nitip ini ya. Tugas penelitian Luke." Ucapku pada cowok bersnapback yang dipakai terbalik itu.

"Alright. Luke kemana?" Tanyanya.

"Dia bilang ngantuk sih." Jawabku sambil membetulkan kacamata minus 4 ku.

"Ya pasti ngantuk lah. Mabuk-mabukan di club sama Michael semalam. Luke bodoh." Ucapnya menyeringai.

"I gotta go now. Aku ngga mau terlihat bersama siapapun dari kalian. Nanti Jess menghukumku."

"Okay. Take care Nay."

Jess? Ya semacam gank nya Luke tapi versi ceweknya. Anggotanya 4 orang juga, sama kaya gank nya Luke. Buat Jess, cuma dia dan teman-teman se-gank nya yang boleh bergaul dengan Luke dkk, yang lain, apalagi cewek, harus melalui 'seleksi' dari dia dulu sebelum bisa jadi bagian dari mereka.

Menyebalkan, bukan?

Makanya, aku dan Luke punya perjanjian tidak boleh terlihat di kampus sedang bersama, bahkan sekedar ngobrol. Ya sudah, gimana kalian dan teman-teman kalian deh.

***
Aku sedang menunggu bus di halte kampus saat handphone ku berdering nada pesan masuk.

From : Lucas Hemmings
NAYA COME HERE SOON.

Sudah paling malas kalau anak ini mengirim pesan dengan jajaran huruf kapital. Mataku memang minus, tapi aku bisa tetap membaca pesannya tanpa dia mengetik serba huruf besar.

To : Lucas Hemmings
Masih menunggu bus. Will be there soon. Calm down.

Aku langsung menuju kamar Luke setibanya di apartemen. Pintunya memang jarang terkunci, karena teman-teman dan perempuan sering sekali keluar masuk sana dengan bebasnya. Aku melihat Luke duduk dengan malas di sofa sambil memainkan gitarnya. Dan dia masih memakai baju yang dia pakai saat sarapan di apartemenku tadi. Menandakan dia belum mandi. Jorok.

"Ada apa, Lucas?" Tanyaku sambil melepaskan backpack yang kupakai ke kampus.

"Tadi aku mau ambil makanan di kulkas, tapi saat ku buka kulkas, banyak bau tidak enak disana. Mungkin beberapa makanan sudah membusuk. Bisa kau cek sekalian membersihkan kulkas ku?" Tanyanya santai, matanya masih menatap gitarnya.

"Baiklah." Jawabku sambil menghela napas.

"Thanks before, nerd. Tapi ambilkan dulu iPhone ku di kamar ya, mau pesan pizza."

BADASS LUCAS ✖️ LUKE HEMMINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang