Seorang namja tampan -atau yang biasa dipanggil Jaehyuk ini- sedang sibuk dengan laptop dihadapannya, jari-jari dengan lihai menari di atas keyboard itu membentuk beberapa kalimat. Ia begitu serius dan sibuk dengan kegiatan itu, hingga suara dering ponsel membuyarkan fokusnya. Ia hanya menatap malas nama yang tertera disana, menghela napas sejenak sebelum menerima panggilan itu.
"Ada apa?" tanyanya berusaha tidak terdengar kesal.
"Ya ampun kamu ini ketus sekali, apa tidak boleh aku menelpon kesayangan ku ini?" bukannya menjawab orang disebrang sana malah balik bertanya.
"Aku sedang sibuk," jawabnya datar, memang benar pekerja hari ini sangat menyita waktu, bahkan ia belum sempat makan siang karena kerjaan yang begitu menumpuk.
"Baiklah karena kau sibuk pasti tidak akan mendengarkan jika hanya melalui telpon, jadi aku akan kesana untuk mengikatkan mu, dan juga menjewer telinga mu itu, anak nakal," ucap orang disebrang sana. Belum sempat Jaehyuk menjawab panggilan itu sudah terputus begitu saja.
Jaehyuk menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, seketika pikirannya buyar dan sangat malas untuk melanjutkan pekerjaannya ini. Pikirannya melayang dengan hal yang sebentar lagi akan ia hadapi yaitu bertemu dengan orang asing yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya.
Awalnya Jaehyuk tidak setuju tentu saja, tapi melihat sang ibu yang bercerita dengan sangat antusias tentang calon pasangan hidupnya itu, mau tidak mau Jaehyuk menerimanya. Ia tidak mau membuat ibunya sedih dengan menolak keinginan beliau.
Mungkin saja memang benar orang yang ditemuinya nanti adalah orang telah semesta takdirkan untuknya. Dan bisa saja perasaan itu tumbuh dengan sendirinya. Bukankah banyak yang bilang jika cinta bisa datang karena terbiasa, jadi Jaehyuk akan mencoba menerima keputusan ibunya kini.
Jaehyuk langsung mengalihkan fokus begitu mendapat pesan masuk di ponselnya. Ia segera melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda dan menyelesaikannya dengan segera, karena jika tidak ia pasti akan dimarahi oleh bos-nya yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Karena terlalu fokus Jaehyuk sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang masuk kedalam ruangan secara mengendap-endap. Orang itu berjalan dengan sangat pelan, dan begitu sampai di samping Jaehyuk ia langsung menjewer telinganya.
"Aw! Lepas, ini sakit," ucap Jaehyuk sambil berusaha melepaskan tangan itu dari telinganya. Namun bukannya terlepas, tangan itu justru semakin keras menjewer telinganya miliknya sampai terasa kebas.
"Baiklah-baiklah, cukup eomma nanti telinga ku bisa lepas," ucap Jaehyuk lagi dan kini berhasil tangan itu sudah lepas dari telinganya. Jaehyuk langsung memegangi telinganya yang kini berwarna merah dan terasa perih juga panas, jeweran ibunya memang tidak kira-kira.
"Dasar anak nakal, sudah ku kirim pesan berkali-kali tapi tidak dibalas satu pun, bahkan dibaca pun tidak. Kau lebih memilih sibuk dengan pekerjaan mu itu," ujar ibunya dengan nada kesal yang sangat kentara. Ia kini duduk di kursi tepat dihadapan Jaehyuk hanya saja terhalang meja kerja milih Jaehyuk.
Jaehyuk menghela napas jika sudah begini ia tidak akan bisa melanjutkan pekerjaan itu. Jadi ia memilih untuk menutup laptopnya dulu, biarlah jika ia akan dimarahi nantinya karena berkas yang ayahnya minta belum selesai. Jika ia dimarahi maka ia akan bilang jika itu adalah ulah ibunya dan masalah selesai karena ayahnya sangat bucin dengan ibunya itu.
"Baiklah nyonya Yoon yang terhormat apa ada datang kemari, untuk langsung menemui anakmu ini tidak seperti biasanya?" tanya Jaehyuk sedikit menyindir lebih tepat.
"Ternyata selain nakal kau juga pelupa ya, ckckck," balas ibunya sambil menatap Jaehyuk miris.
"Aku melupakan apa lagi kali ini nyonya Yoon, coba tolong beritahu," sebenarnya Jaehyuk sudah malas dengan ini semua, tapi jika tidak diladeni ibunya ini akan terus berulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About time [Jaesahi]
FanfictionTentang mereka yang harus menerima takdir yang ada Perjodohan memang tak menyenangkan, disaat kita harus menikah dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal dan harapkan. Namun, bukahkah selalu ada bahagia yang menunggu dibalik itu semua. Seperti...