.
.
Author Ela_JungShim presents
An Alternate Universe FAN-FICTION
"COME HOME"
Pairing : HoMin (Jung Yunho X Shim Changmin)
Rate : T
Length : 1 of 2
Desclaimer : They're belongs to GOD, themselves and DBSK/TVXQ/ToHoShinKi. Yang Ela punya hanya plot fanfic, ide gila dan cinta buat TVXQ!
Warn : TYPO's, Soldier!Jung, Soloist!Shim
This is HOMIN Fanfiction. Jadi pair utamanya adalah HOMIN. Bagi yang tidak suka, silahkan angkat kaki dari fanfic ini. Simple.
.
.
.
.oOHOMINOo.
.
.
.
Ting!
Denting halus dari oven miliknya mengusik kesadaran Changmin yang sedari tadi menatap kosong pada jam dinding yang detiknya selalu bergerak statis berputar pada porosnya.
Abai akan notifikasi dari oven yang menandakan bahwa kue buatannya—yang sudah batch keberapa ia buat hari ini—sudah matang, sepasang manik jernih miliknya akhirnya fokus membaca petunjuk waktu yang di tunjukkan oleh sepasang jarum jam yang sedari tadi ia pandangi dengan tatapan nanar.
10.12
Changmin menggigit bibirnya. Rasa cemas menggerogotinya. Kedua kakinya bergerak-gerak menunjukkan betapa ketidaktenangan tengah meliputinya.
Jam sepuluh. Seharusnya pukul sepuluh tepat waktu Korea Selatan, ada panggilan skype di layar PC-nya. Namun nihil. Dua belas menit sudah berlalu dari waktu yang di janjikan, dan kini khawatir memenuhi benaknya.
Hari ini ia sudah mengosongkan kegiatannya dari semenjak pukul lima sore, dan untuk mengalihkan fokusnya dari penghaarapan waktu yang berjalan cepat, ia sengaja membuat cookies. Namun sudah batch ketiga cookies yang ia buat, dan orang yang ia tunggu belum juga menampakkan dirinya.
10.17
Orang yang ia tunggu untuk melakukan panggilan skype bukanlah orang yang senang ingkar. Tepat waktu adalah nama tengahnya. Apalagi seharusnya ia benar-benar tahu kalau Changmin tengah menunggunya disini. Di dalam apartemennya. Sendiri. Dengan penuh kerinduan dan kecemasan bertumpuk menjadi satu.
Adalah perasaan yang selalu bergulat di dalam hati dan benaknya sepanjang waktu. Kecemasan dan Kerinduan. Bergulat tiap detik. Tanpa sanggup ia kendalikan. Merajai dirinya semenjak tiga belas bulan lalu, dan masih akan terus menguasai benaknya hingga lima bulan mendatang—saat bulan Juni menyapa.
10.25
Ia memejamkan mata dan meremas kuat kedua tangannya.
"God..." lirihnya penuh permohonan, dengan sekuat tenaga menahan air mata yang begitu ingin meloloskan diri dari sepasang netranya. Permohonan kepada Tuhannya Yang Maha Pelindung agar senantiasa melindungi seseorang yang selalu ia nantikan.
Setiap detik yang berlalu semakin memperparah keadaan hatinya.
Ada apa?
Mengapa belum menghubungiku juga?