Tak lama setelah Ainun meninggalkan rumah utama, dari kamar utama terllihat berjalan keluar seorang pemuda
"keluarlah, Hilal. Abah tau daritadi dirimu mendengarkan percakapan kami", sahut Abah sambil meminum the hangatnya, sedangkan umi sudah kembali ke dapur untuk melanjutkan kegiatan yang tertunda.
Pemuda yang terbalut jas hitam, dengan pakaian santai yang tertutupi olehnya. Rambutnya yang tertutup peci dengan tangan yang memegang Al qur'an, dan sorban yang tersampirkan di kedua pundaknya.
"maafkan Hilal, abah", jawab Hilal dengan menunduk sambil mendekati abah kyai tersebut
"kau sudah lihat sendiri bukan, dialah seorang sholehah yang tetap menunggu abangmu-Bilal", yang hanya disahuti anggukan oleh Hilal
Tanpa menjawab apapun lagi tentang yang dikatakan abahnya tadi, Hilal berlalu pergi sambil mengucapkan salam
"Hilal permisi abah, assalamualaikum"
"waalaykumusalam", salam balasan dari abah yang mengakhiri perang batin dalam diri Hilal malam itu.
---------------------------------------
Pemuda itu tak akan pergi jauh selama ia di pondokpesantren ini. Sekarang ia berakhir di asrama khusus ikhwan untuk senior di pondok ini. Dengan dinding berwarna abu-abu kusam, dengan 2 tempat tidur dimana satunya tidak menunjukkan adanya bekas ditinggali. Bau mint menyegarkan dari kamar itu masih terasa jelas dalam ingatannya. Kembali memori itu berputar, dengan hanya melihat foto lama yang tersedia di ujung meja kecil pemisah antara dua kasur tersebut.
flashback on
"abang, mencariku?"
"ya Hilal, darimana saja?" tanyanya yang dipanggil abang tersebut
"bersama Ainun abang"
"Ainun? Ya gadis kecil yang dibawa oleh temannya abah kyai, dia sangat manis abang. Hilal suka!"
"abang jadi penasaran, siapa dia. Dimana hilal bertemu?"
"bukit tur" balas bocah 10 tahun tersebut yang menimbulkan gelak tawa untuk keduanya
Mereka bertiga akhirnya menjadi akrab, dan terakhir dari yang ia ingat kala itu adalah ajakan abangnya untuk foto bertiga.
Hingga setelahnya, ketika sang bocah yang diketahui adalah hilal kembali untuk bertemu gadis kecil itu, raut sedih saja yang tampak di wajahnya.
'ainun ku, dengan abang. Mungkin abang juga suka' segera ia melangkah kembali pulang.
flashback off
Sekarang pertanyaan itu kembali muncul dalam pikirannya.
'bukankah abang menyukainya? Lalu mengapa abang kembali mempertemukan kami? Abang lihat bukan, ia sepertinya tak mengingat kita berdua. Ralat, mengingatku'
Entah apa yang dipikirkan kembali oleh pemuda itu yang membuat hatinya tak tenang, ia hanya kembali membuka al qur'an dan membuka ayat kesukaannya Al-Baqarah-216. Sambil kembali melihat surat dari abangnya tersebut.
"jaga Ainun kita untuk ku, Hilal.
quod responsum expectamus, non quia anathema est*"Bilal
"mungkin aku harus menemukan jawabannya sendiri dahulu abang", katanya setelah kembali membaca surat tersebut, dan kembali melantunkan ayat suci al qur'an.
------------------------
*(carilah jawaban itu, karena aku merelakan dia untukmu)
yakk, author kembali lagi setelah sekian lama hiatus cerita ini. Maaf baru up sedikit, semoga tetep suka.
jangan lupa tinggalkan vote and comment
#authorInAinun
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilal Untuk Ainun
Romance[VERY SLOW UPDATE] Yang ku tahu, pemuda itu adalah Hilal -Ainun ------ Yang ku tahu, gadis itu adalah istrinya, Ainun Khumairatul Inayah -Hilal ------- ketika kembarannya pergi dan malah mempertemukan lagi Hilal dengan Ainun. setelah Hilal merelaka...