Sesampainya di pondok tak lama setelahnya terdengar suara adzan maghrib. Kedua gadis itu segera kemasjid yang berada di tengah pondok yang terlihat seolah membatasi asrama ikhwan dan akhwat.
"allohuakbar allohuakbar laillahailallah"
Dalam perjalanan ke masjid, Ainun masih bersama adiknya itu secara beriringan.
"teteh, tadi dengar tidak suara adzannya? Suaranya seperti berbeda, bukan kaya mang ari gitu" kata Hima memulai pertanyaan yang mengganjal baginya
"mungkin. Sudahlah, siapa yang adzan tidak terlalu penting buat teteh hehe. Sekarang yang penting kita segera sampai masjid, keburu iqomah" balas Ainun sebagai tanda mengakhiri percakapan mereka.
Setelah itu, tak terdengar lagi percakaan antara mereka sampai di masjid dan selesai sholat maghrib. Kebiasaan di pondok ini yaitu akan ada kultum setelah maghrib dan juga setor hafalan bagi santri-santrinya. Ya tentu saja itu sudah menjadi suatu adat bagi santri disini, karena ini pondok pesantren untuk hafidz dan hafidzah. Karena hal tersebut sudah terbiasa bagi kedua gadis ini.
Didalam masjid yang terbatas hijab antar ikhwan dan akhwat mulai terdengar suara yang menandakan kultum dibuka.
"Assalamualaikum wr.wb. alhamdulillah kita kembali dipertemukan dalam majelis ini dalam keadaan sehat. Untuk kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang kisah antara Ali dan fatimah..."
Seakan menyadari hal tersebut, Ainun melihat kearah Hima yang terdengar khusyu' mengikuti kultum tersebut.
"benar apa yang dikatakan Hima, sepertinya dari adzan sampai kultum ini dibawakan oleh orang yang berbeda. Ini bukan suara ustadz hanif yang biasanya. Siapa ya? Suaranya belum pernah kudengar? Siapapun itu, terimakasih yang kembali menceritakan kisah perjuangan cinta Ali dan fatimah" seru Ainun dalam hatinya setelah mendengar tema kultum kali ini.
"..... demikian kultum saya malam hari ini, semoga kita bisa meneladani kisah tersebut. Dimana bagi pemuda yang telah mampu agar disegerakan untuk menikah sehingga dapat terhindarkan dari zina. Begitu juga sebaliknya bagi akhwat. Semoga kita semua temasuk kedalam golongan umat yang dilindungi Allah sampai hari akhir nanti. Aamiin ya rabbal 'alamin. Wassalamualaikum wr.wb"
Setelah tersadar jika kultum sudah berakhir, segera para santri membubarkan diri dan kembali ke halaman utama asrama masing-masing untuk hafalan. Begitu juga dengan Ainun dan Hima.
"teteh Ainun, maaf teh, sudah ditunggu abah kyai di rumah utama teh" sahut salah seorang santri yang ikut berjaan brsama mereka menuju aula utama.
"ah iya, syukron katsiron umah. Teteh sampai lupa Hima. Kamu duluan saja ke aula utama ya. Dan bilang untuk setoran hafalan juz 1-10 bia kekamu. Nanti sisanya muraja'ah dulu sampai teteh kembali dan disetorkan ke teteh atau ke the syifa kalau the syifa sudah pulang dari kampus", segera Ainun meninggalkan Hima menuju rumah utama
"siap teh, salam untuk umi sama abah kyai tehh", balas Hima yang dijawab anggukan dan senyuman dari Ainun.
Ya, Ainun merupakan santri senior di pesantren ini. Dan telah menyelesaiakn hafalan qur'annya sampai juz 30 saat berusia 19 tahun. Dirinya mengakui terlambat masuk ek pesatren ini, karena kebanyakan teman-temannya sudah menyelesaikan hafalannya diumur 10-15 tahun. Tapi suatu prestasi sendiri bagi Ainun karena mampu menyelesaikan hafalannya itu selama 2 tahun.
Kembali kini terlihat jika Ainun sudah sampai di rumah utama, rumah umi dan abah kyai yang sudah ia anggap sebagai orang tua keduanya. Segera Ainun memasuki rumah tersebut setelah mengucap salam.
"assalamualaikum umi, abah", ucap Ainun pada keduanya yang terlihat sudah menunggu diruang tamu sambil menyalami keduanya.
"waalaukumussakam", balas umi dan abah bersamaan dan mengisyaratkan Ainun untuk duduk.
"punten Abah, ada apa ya Ainun dipanggil kesini?" tanya Ainun yang sudah mulai oenasaran
"tentang kelulusanmu Ainun, kamu kan sudah lulus 2 tahun lalu. Tidak adakah niatan untukmu memulai hidup baru diluar pesantren, anaku?" jelas abah pada Ainun yang kini terlihat bingung
"bukan maksud abah mengusirmu dari pesantren nduk, maksud abah kamu kan sudah cukup dewasa. Belum ada niatan untuk menyempurnakan separuh agamamu, cah ayu?" jelas umi yang kini membuat Ainun terlihat salah tingkah
"maaf umi, abah. Ainun belum ada pikiran sampai kesitu" balas Ainun sambil menunduk malu yang membuat umi dan abah tersenyum
"bagaimana jika ada seorang ikhwan yang memntamu melalui abah?" tanya abah yang membuat Ainun terkejut.
"benar nduk, ikhwan tersebut insyaaAllah sudah mapan dan baik agamanya. Sebelumnya dia sudah meminta kamu ke abah dan umi serta kedua orang tuamu. Dan ayah ibumu menyetujui, tinggal menunggu jawabanmu nduk. Jangan dipaksakan bila memang kamu belum bersedia. Umi tau kamu masih menunggu bilal yang belum tahu kapan kembali. Lebih bagus jika niatan baik tak boleh ditolak bukan?" jelas umi kepada Ainun yang masih menunduk.
"benar yang dikatakan umi nduk. Kami tidak memaksamu, bisa pikirkan dahulu. Abah yakin, kami semua menerima apapun keputusanmu , selama kamu juga yakin jika itu yang terbaik. Termasuk juga pemuda itu, dia mungkin seumuran dengan bilal jika kamu ingin tahu. Dan ini proposal yang dia ajukan untuk meminta atas dirimu ainun" jelas abah kembali yang sambil diberikannya sebuah proposal.
"pemuda itu, beredia untuk ta'aruf terebih dahulu untuk meyakinkanmu Ainun. Untuk mengenal terlebih dahulu" jelas abah lagi.
"baik abah, mungkin ainun akan fikirkan dahulu. Ainun permisi kembali ke asrama abah, umi. Assalamualaikum" balas ainun sekaligus pamit kemabli ke asramanya yang dibalas dengan anggukan oleh abah dan umi
"waalakumussalam"
------------- to be continued-----
sorry for typo, jangan lupa vote dan comment :)
ditunggu kelanjutannya ya :)
#AuthorInAInun
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilal Untuk Ainun
Romansa[VERY SLOW UPDATE] Yang ku tahu, pemuda itu adalah Hilal -Ainun ------ Yang ku tahu, gadis itu adalah istrinya, Ainun Khumairatul Inayah -Hilal ------- ketika kembarannya pergi dan malah mempertemukan lagi Hilal dengan Ainun. setelah Hilal merelaka...