Four || A Book From Her

2 1 0
                                    

"Sebentar ya, saya ambil buku dulu."

Aldri mengangguk pelan kepada Fina. Kini keduanya sudah berada di perpustakaan sekolah. Cowok itu sekarang sedang mengerjakan latihan soal yang dibuat oleh Fina sendiri.

"Hei, Aldri. Ini buku-bukunya." Seseorang menepuk pelan bahu Aldri. Ia sedang serius mengerjakan soal.

Cowok itu menoleh, ia terkejut melihat 7 buku berada di tangan Fina. Serius gue baca semua buku itu? Tanyanya pada dirinya sendiri dalam hati.

"Buku pertama, ini isinya tentang--"

"Bentar-bentar, gue harus baca dan mempelajari semua buku itu?" potong Aldri tiba-tiba.

Gadis itu menghela napas. "Anda mau pintar matematika tidak? Saya sudah merekomendasikan buku untuk memudahkan anda belajar, mengapa sekarang anda tidak ingin?"

Aldri menelan ludah. Ia selalu saja merasa merinding tiap kali Fina berbicara sepanjang itu. "N-nggak, maksud gue nggak ada gitu buku yang penting banget buat gue? Gue suka baca, tapi nggak bisa kalo sebanyak itu," perjelasnya.

Fina tampak berpikir sejenak. Ia lalu berjalan meninggalkan Aldri entah untuk apa.

"Hei, gue nanya kok didiemin?" teriak cowok itu keras.

Aldri lupa kalau dirinya sekarang sedang ada di perpustakaan, tempat yang biasanya hening dan jarang atau bahkan tak ada suara keras. Seketika semua orang yang di sana menoleh kepadanya. Cowok itu pun meminta maaf begitu menyadari kesalahannya.

"Maaf ya, nggak sengaja hehehe. Silahkan dilanjutkan bacanya."

Satu menit setelahnya, Fina datang sambil membawa satu buku. Ia pun berhenti sambil menetralkan napasnya.

"Habis darimana lo? Gue nanya kok malah di--"

"Ini buat anda." Gadis itu mengulurkan buku yang baru dia ambil.

"Bu-buat gue?"

"Iya."

Aldri pun mengambil buku itu dari tangan Fina. Dilihatnya sekilas cover buku tersebut. Buku itu sudah disampul rapi dengan plastik yang lumayan tebal.

"Saya sudah berkali-kali baca buku ini dan sangat suka dengan isinya. Kisah sederhana yang memiliki banyak makna. Siapa tahu bisa membuat anda menjadi lebih suka membaca." Tiba-tiba saja Fina berbicara sambil membenarkan kacamatanya.

"E-eh, nggak papa? Ini buku favorit lo berarti?" Cowok itu bertanya. Ia takut apabila buku itu buku favorit yang biasanya selalu dijaga dan dirawat oleh Fina.

"Iya, itu salah satu buku favorit saya. Buat anda saja. Saya bisa membelinya lagi nanti," jawab Fina seakan-akan tahu isi hati Aldri.

Sebuah senyum terbit di bibir indah Aldri. "Yaudah, makasih ya! Bakal gue baca bukunya."

"Eh udah mulai sore nih, gue pulang duluan nggak papa? Gue kayaknya bentar lagi dijemput." Cowok itu menoleh memandang jendela. Langit sore yang indah mulai terpancar dari sana.

"Iya tidak apa-apa. Sebentar lagi juga saya akan pulang." Fina sedang fokus membereskan buku yang akan dipinjamnya.

"Oke, gue duluan ya. Bye." Aldri bergegas memasukkan buku yang diberikan Fina ke dalam tasnya. Lalu segera berjalan keluar perpustakaan.

Fina memandang kepergian Aldri sambil tersenyum. Tak ingin semakin lama pulang, ia mempercepat pekerjaannya. Setelah memastikan semuanya rapi dan beres, ia pun keluar dari perpustakaan. Mulai berjalan keluar gerbang sekolah menuju rumahnya.

Tanpa Fina sadari, Aldri belum pulang. Ia menatap dan memperhatikan gadis itu sejak keluar gerbang dari kelas. Keadaan kelas sudah sepi, seorang diri ia berada di sana.

"Jalan kaki? Rumahnya dekat dari sini?" gumamnya pelan.

"Oke, besok cari tau."

***

Semangat teruus yaaa :)

27 April 2020

Something About BooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang