Tragedy in The First Snow

83 19 52
                                    


(Tinggalkan jejak kalian, biar senantiasa terkenang)

Enjoy Reading

.

.

.



[First snow. Akhir Desember, 2018]

Disaat sebagian besar penghuni kelas saling riuh bersahutan-sahutan, saling tukar-bertukar pembicaraan. Diam-diam tanpa mereka sadari satu gadis manis pemilik lesung pipi itu memilih membuat rancangan kegiatan.



Di sana, di pojok ruangan, dengan bermodal bangku memijam dari temannya gadis yang kerap di sapa Hana memilih berkutat dengan lembar putih miliknya. Sibuk menggoreskan tinta dalam lembar putihnya. Membuat daftar apa saja yang akan ia lakukan sore sepulang sekolah.





Hari ini dia memilih untuk mencampakkan sejenak candaan dari teman sekelasnya. Katanya ingin tenang sebentar.




Tanpa ia sadari satu gadis remaja lain dari kelas yang berbeda sibuk mencari-cari keberadaannya.

Menelisik pada tiga puluh lima penghuni kelas. Kemudian ketika kenari hitamnya menelunsur pada bangku di pojok ruangan, ia mendapat apa yang dicarinya.





"Hana, nanti sore pergi yuk?" tanyanya ketika telah sampai di dekat Hana.




Hana mendonggakan kepalanya.


"Boleh, tapi ke Starfield Libary," balas Hana.







"Ngapain ke sana? Jangan lah. jalan-jalan aja, jangan ditempat baca."





"Ada orang spesial yang bakal datang ke sana hari ini," titah hanya sembari melukis senyum.







"Hah?? Siapa? Kang Daniel? Atau Kim Jaehwan atau artis lain?" gadis di depan Hana heboh sendiri.








"Bukanlah  Hwang Nam-kyuk ku sayang," Hana mencubit pipi sahabatnya.





"Lah terus?"

Gadis yang kerap di panggil Nam-kyuk itu kebingungan.




"Menurut kamu apa?"




"Pemain drama Goblin yah? Ohh—atau IU?" tebak sang teman.





"Nam-kyuk coba deh kamu jangan jadi penonton terus, coba sejenak kamu singgah gitu buat baca sesuatu," tukas Hana.


Benar, sahabat perempuan Hana itu bernama Nam-kyuk, ya Hwang Nam-kyuk. Mungkin sekitar lima tahun belakangan ini hubungan keduannya semakin akrab.









"Owh aku paham, pasti mau beli buku dari penulis yang kamu sukai setengah mati itu, kan?"




"Bukan sekedar beli sih. Hari ini dia ada lauching buku di Starfield Library. Jadi, aku bakal ke sana nanti sore."







"Akhirnya terwujud juga impian kamu. Nanti kalau jelek jangan kecewa yah. Makanya cari yang pasti-pasti aja. Kayak eumm—Park Chanyeol, udah pasti ganteng dia mah."







"Rasaku masih dalam batas kagum dan suka, belum sampai cintai. Lagipula kalaupun iya aku cinta sama dia aku nggak mandang dari wajah. Cukup dari bagaimana dia bisa bahagianin orang lain tanpa harus ada disisinya."






Teruntuk Logophile; Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang