Tingkah anehmu mampu menyihir dua temanku, bahkan aku pun.
Gita menopang pipi di tangannya, sambil menatap jenuh seorang pria yang cukup tua berdiri di depan kelasnya. Beliau adalah guru IPS. Memang, pelajaran IPS saat ini bukan tentang sejarah, yang selalu membuat bosan murid-murid. Tapi bagi Gita, mau IPS itu tentang sejarah atau tidak. Ia tetap tidak menyukai IPS. Sama halnya, Gita juga tidak menyukai gurunya. Double sekali ketidaksukaan Gita terhadap mata pelajaran ini.
Selama guru itu menerangkan, otak Gita kosong dan hampa seperti tak ada kehidupan. Sampai akhirnya, bel bunyi istirahat berdenting. Otak Gita kembali ada kehidupan.
"Git... Git, dia lewat," Kata Bila bisik-bisik histeris sembari menepuk-nepuk pundak Gita. "Udahlah, Bil. Lupain, bucin banget sih lu," Balas Gita sambil duduk menghadap belakang ke arah Bila dan membawa kotak bekalnya. Bila yang mendengar balasan dari Gita itu tidak terima, "Yeh... bucin ngomong bucin." Gita hanya tertawa dan meneruskan makannya itu bersama Bila.
"HAI, GITA! HAI, BILA!" Sapa Andre tiba-tiba dengan nada yang semangat. Tapi, mereka hanya melirik sebentar. "Dih sinisnya... Orang kalau di sapa tuh, sapa balik. Lagian Andre kan ke-"
"Udahlah bacot," Gita memotong perkataan Andre itu. Sangatlah bosan mendengar ocehan Andre yang berujung ke arah mana-mana, Gita memilih pergi meninggalkan Bila bersama ocehan Andre yang belum juga selesai.
"CIE ELAH, yang di bilang merebutkan Andre hahaha," Ledek Gita terhadap Talita dan Manda yang sebangku itu. "Talita suka sama Andre, tapi Andre suka sama Manda. HAHAHA, sumpah nggak kuat gila pas tuh guru bilang gitu hahaha,"
"Iya anjingg, tiba-tiba ngomong gitu," ngegas Talita dengan mulut kotornya. Lebih kotor dari Gita.
"Gua bingung, kok dia sok tau ya.."
"Samaa, Man. Emang Andre suka sama lu ya? Perasaan nggak dah," Balas Gita sambil melirik ke arah Andre yang tidak terdengar obrolan mereka.
"Tahuu! Emang nggak jelas ego tuh guru."
"Tapi lu suka kan, Man," Tanya Talita dengan curiga.
"Nggak lah," Tolak Manda dengan wajah judesnya.
"Dih, tingkah-tingkah lu tuh kayak suka,"
"Tau lu, Man. Udah lah jujur aja, waktu itu lu bilang sama gua," ujar Gita sebagai propokator.
"Ah lu, Git. Nggak seru lu," Manda menghela nafas.
"Iya dah, gua emang suka tapi pas lu cerita, lu juga suka sama dia. Gua mundur, Tal. Masa iya, gua bersaing sama teman gua sendiri," Ungkap Manda dengan jujur.
"Udah lah, Man. Nggak usah. Biar gua yang mundur," Ucap Talita dengan wajah masamnya.
"Ah, Tal! Gua udah nggak suka. Udah lu aja, masa lu nyerah sih. Gua tau banget, lu suka banget sama dia. Jangan nyerah, Tal!"
"Beneran gua udah nggak suka. Serius dah," Kata Manda meyakinkan Talita.
"Nggak, nggak. Gua aja yang mundur,"
"Apaan sih lu, Tal! Gw aja ih!" Ucap Manda dengan kesal.
Gita geleng-geleng kepala melihat dua temannya ini bertengkar hanya karena merebutkan siapa yang harus mundur. Terlebih lagi, apa mereka tidak malu jika di dengar oleh Sang Empunya?
"Woi! Kok malah berantem sih. Nih gini yaa, benar kata Manda, Tal. Kita tahu banget, kalau lu suka banget sama dia. Kelihatan dari gaya-gaya lu. Lagian, Manda beneran udah nggak suka, Tal. Dia bilang sama gua, pas tahu lu juga suka sama Andre, dia bilang mau mundur,"
Jelas Gita untuk meyakinkan Talita kembali.
"Kalau lu juga ikut mundur. Buat gw aja lah," kesal Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHAL KITA?
Teen Fiction"kalau gita gak cuek, lo bakal suka?" "mungkin." ucap frey sambil tersenyum "dapet ini mah dapet." sahut teman sebangku frey gita kira itu akan mengubah suasana canggungnya dengan frey. tapi ternyata hanya ilusi belakanya. makhluk hitam manis itu sa...