Chapter 2

2 0 0
                                    


Waktu berlalu begitu cepat hingga tibalah saatnya menjelang Ujian Nasional (UN) dan sepertinya aku sudah memutuskan sekolah mana yang akan menjadi tempatku untuk jenjang berikutnya.

.

"Oiii, Bry" ku mendengar suara seperti memanggilku ketika aku sedang berjalan dilorong sekolah dan ketika ku menoleh kebelakang ternyata itu adalah jerry dan brandon. "heyy bry, gimana nih? Sebentar lagi UN. Kamu udah tau mau lanjut kesekolah mana nantinya?" tanya brandon. Lagi dan lagi aku terkesan dengan brandon, sosok orang yang sangat perhatian sekali dibandingkan dengan jerry.

.

"aku akan melanjutkan sekolahku disalah satu sekolah favorit di bekasi" ucapku dengan tenang.

Namun, jawabanku yang tenang itu ternyata tidak ditanggapi dengan tenang oleh teman-temanku. "Bekasi?!! Dimana itu?" begitulah pertanyaan yang sama terlontar dari mulut mereka berdua.

"Masih satu provinsi kok sama kita" jawabku sambil tersenyum sedikit. Namun, disaat itu brandon sangat khawatir dengan pernyataanku yang akan bersekolah dibekasi. Bekasi dan Bandung memang lumayan jauh, jika berpergian dari bandung menuju bekasi menggunakan travel akan memakan waktu sekitar 3-4 jam.

Aku memang orang kaya, tetapi aku selalu hidup dengan gaya yang sederhana.

.

Saat jam istirahat kelas tiba, brandon datang menghampiriku. "bry, kamu serius ingin melanjutkan sekolah dibekasi?" tanya brandon dengan wajah serius dan aku hanya menjawab dengan deheman sembari menganggukan kepala, lalu aku melihat raut wajah brandon berubah menjadi kesal kemudian aku bertanya "ada apa?" tanya ku singkat.

"kenapa kamu tidak memilih untuk melanjutkan sekolah disini lagi saja bersama aku dan jerry? mengapa kamu harus melanjutkan sekolah ditempat yang sangat jauh entah dimana itu" ucap brandon kesal, aku pun bingung dengan apa yang terjadi. Pikirku, aku hanya ingin melanjutkan sekolah ditempat yang aku inginkan, jika memang bisa bersama kalian lagi ya itu hanyalah sebuah kebetulan. Lalu aku menjawab pertanyaan brandon "bekasi tidaklah jauh, lagi pula aku hanya ingin melanjutkan sekolah ditempat yang aku inginkan. Meskipun tidak bersama kalian lagi".

Brandon yang mendengar ucapanku barusan itu merubah wajahnya menjadi kaget dan marah, melihat hal itu sangat aneh dimataku karena tidak seperti brandon yang biasanya akupun mengatakan hal lagi "lagi pula kita masih bisa berteman walaupun, kita dipisahkan oleh jarak". Raut wajah brandonpun tak berubah sedikitpun, dia pergi meninggalkanku dikelas entah kemana.

.

Melihat apa yang terjadi barusan itu membuatku banyak berfikir, mungkinkah brandon menyukaiku? Mungkinkah ini yang dinamakan cinta? Ataukah aku menyakiti perasaannya? Aku memang bodoh dalam hal seperti ini, karena aku tidak terbiasa menggunakan perasaan dan hatiku.

.

Saat jam pulang sekolah pun, biasanya kami bertiga selalu berjalan ke depan sekolah bersama-sama. Tetapi untuk kali ini, aku berjalan sendirian menuju ke depan sekolah. Jerry tidak dapat masuk karena sedang sakit dan brandon meninggalkan ku duluan dari dalam kelas.

Aku sungguh merasa sangat tidak nyaman dengan perlakuan brandon kepadaku, hanya karena aku ingin meneruskan sekolahku dibekasi, dia menjadi terlihat sangat marah kepadaku. Akupun memutuskan untuk mengejar langkah brandon dan menarik pundaknya untuk merubah arah pandangnya menjadi berhadapan denganku.

"ada apa bran?" tanyaku dengan santai, sekali lagi aku memang tidak bisa menggunakan nada bicara yang tepat kepada siapapun. Brandon hanya menunduk dihadapanku dan aku tidak tau harus bagaimana, lalu tiba-tiba brandon menghampiriku dan memelukku erat sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang