Pagi yang cerah, suara burung gereja menjadi alarm alami manusia mengawali pagi hari. Seorang gadis dengan rambut panjang yang selalu dikuncir kuda melangkahkan kakinya di koridor SMA Cemara high school. Ia memasuki kelas XII IPA 1 dan langsung menduduki bangku di sudut depan kelas.
Gadis dengan nama panjang Kana Arabell itu mengeluarkan novel dari tasnya. Membaca novel adalah kebiasaannya di kelas jika guru belum datang. Sejenak memandang ke arah luar jendela, tersenyum tipis mencium udara pagi yang segar lalu kembali membaca novelnya. Seperti inilah kehidupan sekolah Kana, sebenarnya bukan tidak ada yang mau berteman dengan Kana, tapi memang Kanalah yang terlalu tertutup dan pendiam. Tak lama kemudian, guru masuk dan mulai mengajarkan materi pelajaran.
Seperti hari hari sebelumnya, tidak ada yang spesial dihari ini. Aktivitas Kana mentok hanya itu itu saja. Bel pulang berbunyi, Kana pulang kerumahnya menaiki bus, sore nanti ia akan les piano. Setelah les piano selesai, ia akan kembali belajar. Setelah belajar, terkadang ia akan menonton drama Korea sampai tertidur. Lalu bangun pagi dan kembali mengulang aktivitasnya.
Kana berjalan ke sekolahnya dengan langkah santai sambil memakan roti cokelatnya. Matahari belum bersinar, Kana berangkat pagi sekali. Jam masih menunjukkan pukul enam lewat sepuluh namun Kana sudah berangkat ke sekolahnya.
Pagi ini ia harus menahan rasa kecewanya pada mama yang tidak menepati janjinya. Semalam adalah hari ulang tahun Kana yang ke tujuh belas, Aulia, mamanya berjanji akan ke Indonesia untuk merayakan ulang tahun Kana. Namun, apa yang terjadi? Aulia tak ada di samping Kana. Dengan rasa kecewa Kana meniup lilinnya bersama dua pelayan dan seorang supir yang bekerja dirumahnya. Bahkan sampai sekarang Aulia belum juga memberi ucapan selamat ulang tahun lewas sms.
Menghela nafas, Kana berusaha tidak lagi memikirkan mamanya yang sekarang tinggal di Amerika bersama keluarga barunya. Papa Kana meninggal dunia saat Kana masih berumur delapan tahun. Tidak banyak kenangan yang diingat Kana tentang papanya.
Brum...
Suara mobil sport memekakkan telinga, Kana menoleh ke belakangnya untuk melihat mobil apa yang menghasilkan suara sekuat itu. Kana melebarnya matanya melihat tepat seratus meter di belakangnya terdapat beberapa motor sport yang melaju kencang di atas trotoar pejalan kaki. Sebuah mobil sport berwarna hitam melaju mendekati Kana.
"Buruan masuk!" Bentak pengemudi mobil itu. Kana mengerutkan keningnya, heran dengan cowok dengan topi hitam itu.
Memilih tak menghiraukan ucapan yang lebih cocok dibilang perintah itu, Kana berlari sekuat tenaga. Cowok dengan mata tajam itu berdecih. Dasar keras kepala! Umpatnya yang ditujukan untuk Kana
Cowok itu melajukan mobilnya kencang, meninggalkan Kana yang sekarang tengah dikepung oleh motor motor sport yang tadi melaju di belakangnya.
Seorang cowok turun dari motornya lalu melepas helm full face yang dikenakannya. Ia berjalan mendekati Kana membuat Kana ketakutan. Tak lama sebuah motor cross datang, Kana bertambah takut.
"Jangan sentuh dia! Dia anak SMA CHS, lagipula ini bukan daerah lo semua! Lo tau bakalan berurusan sama siapa kalo lo buat masalah di sini!" Ucap cowok itu tanpa turun dari motor crossnya.
Cowok yang tadi mendekati Kana terdiam sambil menutup matanya seperti sedang menahan emosi. Ia meludah lalu kembali menaiki motor sportnya.
"Cabut!" Perintahnya, mungkin ia adalah pemimpin dari cowok cowok dengan motor sport itu.
Kana menghembuskan nafasnya lega setelah mereka pergi. Ia menunduk sadar bahwa cowok yang menaiki motor cross itu masih belum pergi.
"Thanks." Ucap Kana pelan.
"Ini masih pagi buta dan lo udah mau berangkat ke sekolah? Apa terlalu banyak pr yang gak lo kerjain sampe berangkat jam segini?" Tanya cowok itu diakhiri kekehan kecil diujung kalimatnya.
Kana mengelap keringat di keningnya lalu ikut tertawa kecil. Kana membalikkan badannya ingin melanjutkan langkahnya menuju sekolah.
"Lo berangkat bareng gue aja, tapi kita ke rumah gue dulu biar gue ganti baju." Tawar cowok itu membuat Kana menghentikan langkahnya tanpa berbalik badan. Kana menggigit bibir bawahnya, ia tak ingin ikut dengan cowok ini. Bahkan Kana tak kenal dengan cowok ini.
"Tapi gue--"
"Sebentar aja kok, anggap aja sebagai balesan terimah kasih lo." Cowok itu memotong ucapan Kana.
"Iya, tapi gue beneran gak--"
"Ck." Cowok itu turun dari motornya lalu menghampiri Kana. Ia mengangkat tubuh mungil Kana dan mendudukkan Kana di atas motornya. Setelah itu, cowok itu memakai kembali helm full facenya, menaiki motor crossnya dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membuat Kana sempat berteriak. Cowok itu tersenyum sadar bahwa Kana memegang ujung jaketnya.
Holla!! author kembali setelah menyusuri laut sebagai mermaid😅 Sibuk dengan novel author yang sudah terbit, author kembali nulis cerita baru. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak yak🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Kana's Grey
Teen FictionKana, gadis pendiam di SMA Cemara high school tiba tiba menjadi sorotan. Seorang gadis yang biasanya selalu sendiri tiba tiba selalu dikawal oleh lima most wanted sekolah tanpa alasan yang jelas. Apa yang membuatnya selalu diikuti oleh kelima most...