Chapter 5

635 59 4
                                    


Tiffany Hwang.

Gadis itu, berjalan dengan ekspresi kesalnya ke arah kami. Kedua lelaki menjengkelkan itu segera menjauhkan tubuh mereka dariku.

"Aku kira kalian sudah menjadi lelaki sekarang, ternyata kalian selamanya akan menjadi bocah" Tiffany menggelengkan kepalanya, kemudian menarik tanganku untuk mengikuti langkahnya.

"Untung saja kau gadis cantik Fany-aah, kalau tidak..."

"Kalau tidak apa?" Tiffany menghentikan langkahnya, tatapannya begitu tajam. Si gembul berubah pucat dan segera menggelengkan kepalanya dan beranjak pergi bersama teman pendeknya.

Sejak dulu, mereka berdua sering sekali menggangguku, entah apa sebabnya, namun kurasa mereka adalah tipe anak laki-laki kurang kerjaan yang merasa hebat bila sudah bisa menjahili orang lain, dan aku, yang sangat lemah dan ceroboh ini selalu menjadi sasaran mereka. Sementara Tiffany? Mereka selalu takut melawan gadis ini, padahal Tiffany tidak memiliki ilmu bela diri apapun, namun gertakan dan amarahnya yang sangat jarang dia keluarkan sanggup membuat ciut nyali siapa saja.

"Kau mau kemana?" Tiffany masih terus menggenggam tanganku hingga kami sampai ke sebuah bangku tempatnya duduk tadi, aku bisa tahu karena ada netbook dan buku catatannya yang khas disana. Pink.

"Ingin menemuimu" Aku tersenyum, mengangkat frame yang kupegang sedari tadi, aku memberikannya kepada gadis itu.

"For me?" Tanyanya, aku menggangguk.

"Fany-aah, kau sudah selesai? Aku akan mengantar-" Seorang lelaki berbadan tegap, berwajah tampan dan berperawakan sangat bijaksana duduk di sebelah Tiffany membuat gadis itu berada di tengah-tengah kami "Hei, Kim Taeyeon, apa kabar?"

Dia menjulurkan tangannya dan kusambut dengan senyuman.

"Baik, kau? Tentu saja selalu sangat baik"

Lelaki itu tertawa ringan.

"Well, aku belum mengucapkan selamat untuk kelulusanmu, kau hebat Taeyeon-aah!" Serunya tulus, aku mengucapkan terimakasihku "Kita jadi makan malam, kan?"

Pandangannya berubah ke arah Tiffany, aku mengangkat alisku, ternyata mereka sudah punya janji.

Tiffany tampak berpikir sejenak.

"Ayolah Fany-aah, kau sudah berjanji tadi" Wajahnya memelas, terlihat menggemaskan. Seketika sebuah lengkungan sabit terlukis di mata Tiffany.

"Okay... bagaimana kalau kau ikut?" Tiffany menoleh ke arahku.

Aku? ikut dengan mereka? Bukankah terlihat seperti seorang.... pengganggu?

"Yes Taeyeon-aah, ikutlah bersama kami" Lelaki itu menunjukkan ekspresi tertariknya. Aku rasa ide yang buruk bila aku menurutinya.

Tiba-tiba saja omongan orang-orang yang kujumpai tadi terputar di kepalaku. Benarkah aku hanya akan mengganggu mereka?

"A-aku... aku masih ada urusan lagi, aku hanya ingin memberikan ini padamu, buka saja bila kau sudah di rumah, ne? Aku permisi" Aku segera bangkit berdiri dan meninggalkan mereka meski masih mampu kudengar Tiffany memanggil namaku.

Aku melangkahkan kakiku ke parkiran. Perasaan seperti apa ini? Mengapa rasanya aku begitu tidak bersemangat, gairah yang kubawa tadi hilang entah kemana. Langkahku juga terasa sangat berat.

"Ouch..." Aku melihat lututku. Shit! Aku tersandung. Kuperhatikan sekeliling, beberapa mahasiswa yang melihatku terkikik. Sudah hal yang biasa bukan? Yasudahlah.

I Choose to Love You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang