"Bertemu denganmu? Itulah salah satu kesialan bagiku."
-Algina-
06.00
Dijam sepagi itu seorang gadis sudah siap dengan pakaian seragam yang melekat ditubuhnya. Rambut yang ia biarkan tergerai bebas membuat ia semakin terlihat anggun. Ia tersenyum menatap pantulan dirinya sendiri didepan kaca, menurutnya ini sangat luar biasa. Itu sangat berlebihan memang memuji dirinya sendiri. Namun itulah Gina dengan segala tingkah ajaibnya.Gina pun membalikkan badan dan menuju ke tas ransel berwarna biru kesayangannya. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan menampilkan seorang paruh baya disana. Seorang tersebut tersenyum kearah Gina. Gina pun membalas senyum tersebut dan berlari kearahnya.
"Mama kebiasaan deh nggak ngetuk pintu dulu, langsung masuk aja." ucap Gina dengan mengerucutkan bibirnya.
Sungguh itu terlihat menggemaskan.
Seorang yang dipanggil Mama tersebut tertawa dan mengelus pucuk kepala Gina.
"Ini kan rumah Mama ya terserah Mama lah."
Gina pun mendengus kesal, sungguh Gina tidak pernah menang jika berdebat dengan Mamanya ini. Oke orang tua selalu menang, itulah pemikiran Gina.
Lagi-lagi Mamanya itupun tertawa "Mama kok dilawan." ucapnya dan berlalu meninggalkan Gina yang sedang mendumel sendiri.
"Baim sabar kok." ucap Gina dengan menyentuh dadanya dan berjalan menyusul Mamanya.
"Pagi Pa." ucap Gina dengan menyium pipi kanan dan kiri Papanya.
"Pagi sayang." balas sang Papa.
"Papa aja nih yang diucapin selamat pagi? Mama enggak?" sindir Mamanya dengan menaik turunkan alisnya.
Gina pun segera berlalu dan duduk di kursinya "Nggak mau Mama nyebelin."
"Iya deh maafin Mama."
"Selalu." jawab Gina sambil tersenyum kearah Mamanya.
Sedangkan Papanya hanya geleng-geleng melihat tingkah kedua perempuan yang sangat disayanginya.
Perlu kalian tau Gina adalah anak satu-satunya dikeluarga itu. Bukan Mamanya tidak bisa mengandung lagi, namun itu semua keinginan Gina yang tidak mau memiliki seorang adik. Gina takut jika kasih sayang kedua orang tuanya terbagi jika kehadiran orang baru. Jika ia disuruh memilih dia hanya mau seorang Kakak. Bagaimana bisa? Ia yang terlahir terlebih dahulu bisa memiliki seorang Kakak? Adik tidak mau namun seorang kakak ia mau, sungguh aneh.
__________
"Udah deh Nda nggak usah dirapikan."
Sedangkan yang dipanggil Nda tersebut menghiraukan ucapan dari orang didepannya.
"Gini kan rapi, tambah ganteng deh anak Bunda." ucapnya terlihat bangga karena mempunyai anak setampan ini.
Sedangkan anaknya tersebut mendengus kesal "Albi nggak suka kalau rapi-rapi nanti kelihatan culun."
Bundanya pun mengetuk kepala Albi "Emang kalau pakaian kamu berantakan kelihatan keren?"
"Albi kelihatan seperti badboy lah Nda." ucapnya bangga dengan memainkan kerah bajunya.
"Boboboy kali bukan badboy." ucap bundanya.
Albi hendak protes namun seseorang lebih dulu berbicara.
"Sudahlah terserah anakmu ini Fannya, diakan masih remaja jiwa bar-barnya masih berkelana."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKALA BUJATA
Teen FictionApakah kalian tau apa arti dari sebuah perjuangan? Sebuah perjuangan yang berakhir menyakitkan, kalian tau kan? Hati ini seperti layang-layang yang diterbangkan, jika kamu tidak genggam tali itu dengan erat ia akan lepas. Jika keberuntungan sedang b...