"Cover itu gak ngejamin sifat, bisa saja ia menutupi salah satu beban hidupnya dengan bertingkah semaunya."
-Anggun-
Gina dan Anggun tak henti-hentinya beradu mulut. Kedua orang yang baru kenal beberapa jam ini sudah membuat kerusuhan dikelas."Lo bacod amat sih Gin." Anggun menyerah. Adu mulut dengan Gina sama saja membuang tenaga dengan sia-sia, tak ada hentinya.
"Punya mulut selain fungsinya untuk makan fungsi lainnya adalah untuk bacod. Apalagi musuhnya kayak lo." balas Gina.
Mereka tidak terlihat seperti seorang sahabat namun seperti musuh.
"Serah deh Gin serah." akhirnya Anggun pun menyerah.
Gina pun tersenyum bangga. Anggun aja yang dulu waktu SMP terkenal ratu bacot kini kalah dengan Gina.
Anggun hanya mengalah bukan kalah, catat itu!
Akhirnya keributan dikelas pun reda karena Gina dan Anggun pun sama-sama terdiam.
Seorang gadis baru saja memasuki kelas Gina dan Anggun.
"Lis ngapain lo masuk kelas gue?" tanya Gina bingung. Anggun pun mengalihkan pandangannya kearah Lisa, dia mengernyit bingung.
"Aku satu kelas sama kalian." balas Lisa dengan berjalan menuju ketempat duduknya.
"Ini bangku milik lo?" kini giliran Anggun yang bersuara.
Lisa hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Anggun.
"Gue kok gak tau?" Gina dan Anggun mengucapkan secara bersamaan.
Mereka pun saling lirik dan berakhir dengan tatapan sengit.
Lisa terkekeh geli. Kedua temannya ini memang tidak bisa akur. "Kalian sibuk adu mulut, makanya gak sadar kalau dibelakang kalian ada Aku."
Mereka manggut-manggut mengerti. Ternyata keributan yang mereka timbulkan membuat mereka acuh pada sekitar.
__________
Awan hitam sedang menghiasi langit sore itu. Sebentar lagi mungkin hujan akan turun. Tak ada hitungan detik satu persatu air hujan berjatuhan.
Gina menghirup bau segar yang ditimbulkan hujan tersebut. Ia sangat suka bau ini, bau yang terjadi benar-benar dari alam. Tak ada rekayasa dari manusia disana.
"Hujan-hujan kayaknya enak deh An." ucap Gina dengan terus menatap keluar jendela.
"Enak pala lo peang, yang ada bikin lo sakit." jawab Anggun.
Gina pun mengalihkan pandangannya kearah Anggun "Ck cuma hujan bukan doi jadi gak bakal bikin gue sakit!"
"Bicara kok sama batu ya gak didengerin." sindir Anggun.
Gina pun tertawa karena ia sangat suka membuat salah satu sahabatnya ini kesal. "Tuh lo tau, gue batu lo debunya."
Anggun mengernyit bingung "Debu?"
Gina menganggukkan kepalanya "Iyalah, lo kan hanya butiran debu."
"Bacod."
"I don't care." balas Gina dan pergi meninggalkan bangkunya. Untung tidak ada guru yang sedang mengajar. Para Guru sedang melakukan rapat. Jadi mereka bebas keluar masuk kelas tanpa harus izin terlebih dahulu.
"Eh Gintong lo mau kemana?" tanya Anggun karena Gina tiba-tiba meninggalkan bangkunya.
"Main air, mumpung cuacanya mendukung." jawab Gina dengan semangat 45.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKALA BUJATA
Ficção AdolescenteApakah kalian tau apa arti dari sebuah perjuangan? Sebuah perjuangan yang berakhir menyakitkan, kalian tau kan? Hati ini seperti layang-layang yang diterbangkan, jika kamu tidak genggam tali itu dengan erat ia akan lepas. Jika keberuntungan sedang b...