04

3 0 0
                                    

Jam di tangan gua nunjukkin pukul 1, matcha latte yang tadi gua beli udah hamper habis. Gua cuman duduk di taman kampus sendirian dengan earphone gua yang masih setia mutar lagu. Gua akui gua gabut, kelas gua udah selesai dari dua jam yang lalu, tapi gua males pulang ke kos. Gua narik napas dalam-dalam dan buang kasar setelahnya. Gua membuka WA dan mencari apakah ada temen yang bisa menemani kegabutan gua.

Hana: "Gyul, sibuk ga?"

Hangyuliee:"Ngapa?"

Hana:"Gua gabut, jalan yok."

Hangyuliee:"Kuylah, lo dimana?"

Hana:"Taman depan fti"

Hangyuliee:"Tunggu situ aja gua otw."

Hana:"Okey"

Ga butuh waktu lama setelah chat sama Hangyul dia udah di depan gua dengan motor kesayangannya.

"Kemana nih?" tanya gua langsung.

"Timezone kuy."

"Lo mah setiap jalan timezone mulu, bosen akh gua."

"Jadi, kita mau kemana surti?"

"Ih ga sopan banget lo manggil gua surti, ortu gua udah ngasih nama bagus juga."

"Yaudasih itu doang dipermasalahin. Jadi, kemana?"

"Nonton aja."

"Emang ada film apaan?"

"Ga tau gua, ntar aja kita liat apa yang ada."

"Lo yang traktirkan?"

"Ga modal emang."

"Jangan gitu dong."

"Iya gua yang bayarin. Jalan lah yok."

Gua bahkan ga tau apa motivasi Hangyul ngajak gua nonton horror sekarang, gua yang jelas ga tertarik sedikitpun dan dia sendiri udah hampir mati ketakutan kayanya. Dari tadi teriak-teriak mulu, kan gua heran, yang milih film ini dia yang ketakukan juga dia. Gua mengalihkan pandangan gua dari layar bioskop ke layar handphone gua.

Kak Wooseok:"Dimana?"

Hana:"Lagi nonton bareng Hangyul kak."

Kak Wooseok:"Masih lama?"

Hana:"Masih setengah jalan kak. Emang kenapa kak?"

Kak Wooseok:"Pengen nelfon."

Hana:"Wkwkwkwkwk kangen ya kak?"

Kak Wooseok:"Hmmm"

Hana:"Balik kapan kak?"

Kak Wooseok:"Besok siang."

Hana:"Ohhh, semangat ya kak."

Kak Wooseok:"Jangan lupa makan, gua lanjut kegiatan dulu."

Hana:"Iya kak, Kakak juga."

Gua tau Kak Wooseok ga akan membalas pesan gua lagi, dan akhirnya gua melanjutkan fokus ke film di hadapan gua. Gua melirik ke sebelah dan Hangyul udah nonton dari sela-sela jari-jarinya.

"Badan segede gajah tapi nonton horror aja takut." Bisik gua ke telinganya.

"Bacot lo."

"Kalau ga kuat bilang aja lagi, biar kita keluar. Gua ga mau lo mati di sini dan gua harus bawa lo pulang."

"Keluar aja yok Na." Hangyul natap gua serius.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ButtercupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang