•| LDR

3.2K 200 40
                                    

💐Long Distance R_

Min Yoongi tak pernah sekalipun berperilaku malas, ia sudah terlahir menjadi orang rajin. Walaupun acap kali rasa malas datang menyelimuti.

Pagi ini ia datang terlambat lima menit ke toko bunganya. Buru-buru membalik papan dengan tulisan close menjadi open.

Pria sederhana itu dengan cekatan mempersiapkan segala hal yang akan ia butuhkan menjelang siang. Tangannya dengan lihai mebuat sebuket bunga pesana pelanggan kemarin.

Bel di pintu berdenting, menandakan ada yang masuk.

"Selamat datang." Ucap Yoongi ramah.

Orang itu tersenyum dan mendekat, "apa bungaku sudah jadi?" Tanya orang itu semangat.

"Baru saja selesai, Hoseok-ssi." Ucap Yoongi sambil menyerahkan sebuket cantik bunga yang baru saja selesai di rangkainya.

Hoseok bertepuk tangan dua kali, "woah! Kau memang hebat." Hoseok mengambil buket itu dengan hati-hati.

"Biar kutebak, pasti untuk kelasihmu kan?"

"Haha, sayangnya bukan, kakaku baru saja graduation dan aku ingin memberikannya ini." Hoseok menaikan bunga di pelukannya.

Yoongi terkekeh, "ah baiklah, kau boleh langsung menuju kasir."

••••

"Berikan jiwanya padaku, berikan jiwanya padaku, berikan jiwanya padaku." Pria itu menautkan jemarinya dan bergumam kalimat demikian entah berapa kali.

Ia berlutut menghadap patung besar menyeramkan berwarna hitam. Dikelilingi lilin merah yang menyala dan keadaan gelap gulita.

"Berikan jiwanya padaku. AGH!!" Setelah berteriak demikian, ia merasakan aura yang masuk dalam tubuhnya.

Sekarang tubuhnya berasa lebih bugar dan berenergi. Ia tersenyum picik, lalu melempar jantung seseorang yang telah ia jadikan tumbal ke arah kolam kecil berisi dua ikan Piranha yang ia anggap suci.

Dua ketukan membuat ia tersadar.

"Jimin-ssi, apakah anda sudah selesai?"

Jimin berteriak Ya lalu membuka jubah hitam yang melekat di tubuhnya. Menyeka sudut bibirnya yang terdapat darah karena tadi ia mengigit jantung itu.

Jimin melangkah keluar ruangan pribadinya dengan wajah datar andalannya.

"Jungkook, aku akan pergi keluar sebentar. Jika si Choi menelpon, katakan saja aku menyetujui kontraknya." Ucap Jimin tanpa menengok sedikitpun.

Ia meraih jaketnya dan melenggang pergi keluar dengan motornya.

Ia juga tak tahu apa yang harus dilakukan di pusat kota seperti sekarang. Ia hanya melihat-lihat pinggir jalan dan ouch toko bunga dengan plang;

SERENDIPITY– find your flower and lets fallin' love.

Itu membuat Jimin memberhentikan motornya. Matanya mengintip kedalam kaca.

Interlude: Bad but feels GoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang