Chapter 2

41 16 2
                                    

"Ya, mendingan ngangkot dong, Ma!" Dengan kesal Amel berjalan keluar, siap mendamprat Radit. Eh lebih tepat nya apa ya? Jujur, selama ini belum pernah Amel marah beneran sama Radit. Nggak tega. Biar keselnya kaya apa, begitu berhadapan dengan cowok satu itu mencuitlah hati Amel karena belas kasihan.
"Hai," sapa Radit sambil tetap duduk di sepeda mini milik mamanya itu. Kacamatanya yang tebal memantulkan kemilau mentari ke arah Amel.
"Berangkat yuk?"
"Dit, sori..." ucap Amel, "hari ini aku bareng temanku lagi. Sori ya?"
"Oh, Rian lagi? Ya, udah nggak papa." Radit sudah bersiap mengayuh sepeda kembali.
"Dit, Dit! Tapi kamu nggak marah, kan?" tanya Amel sebelum Radit pergi." Sori... Abis aku nggak mau ngerepotin kamu. Kita kan beda sekolah. Biarpun cuma beda beberapa meter, tapi..."
"Ya, nggak papa lah, Mel. Kalo kamu mau, Aku nggak keberatan kok anterin sampe sekolah. Kan sekolahku lewatin sekolahmu. Tapi yaudah lah kalo Rian mau jemput kamu. Aku jadi tenang. Kamu nggak perlu kepanasan kalo di mobil nya. Oke ya, aku pergi dulu."
Radit lalu mengayuh sepeda mininya.
"Sori...!" Teriakan Amel. "Ati-ati ya! Nanti sore kesini lagi, kan?"

LOVE HIM TO THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang