Miss Extras : 2

175 11 2
                                    

2. Masih pertemuan kembali.
_____________________________

"Baiklah, perkenalan sudah selesai. Kalian bisa melanjutkannya waktu istirahat nanti. Baiklah melihat cara berkenalan kalian tadi , Saya menunjuk nak Ardito menjadi ketua kelas dan nak Lily menjadi wakilnya." Ucap pak guru seenaknya.

"Baik pak," jawab keduanya serentak.

Cieee.

'Tuh, kan." Gerutu Sasa dengan suara kecil.

Bukan karena dia iri, tapi sahabatnya Lily itu jika tidak jadi ketua pasti jadi wakil. Dan entah kenapa Lily juga tidak pernah menolaknya, apa tidak bosan jadi babunya guru. Sasa pernah jadi sekretaris dan dia kapok tidak ingin lagi ikut menjadi pengurus kelas .

"Sudah, sekarang kalian atur bangkunya, mau saya acak atau kalian pilih sendiri?"

Acak aja pak biar tambah teman.

Pilih sendiri aja pak biar enak.

Terserah bapak saja.

Manut~.

" Ya sudah yang adil undian saja"

Yes, yaah, gak mau pak. Berbagai reaksi diberikan para murid.

"Sudah jangan banyak protes, saya sudah menyiapkan namanya. Jadi maju satu persatu ke depan. Cowok sama cowok cewek sama cewek. Mengerti!"

" Mengerti pak " Jawab para murid serentak.

Dan satu persatu murid mulai maju ke depan.

.

.

.

Selesailah pembagian bangku. Yang tadinya sendiri sekarang berpasangan. Semoga mendapatkan jodoh yang tepat. Tamat.

Canda ealah:v.

Back to story'.

Setelah mendapat teman sebangkunya masing-masing. Kelas menjadi berisik karena sang wali kelas pergi dan memberikan jam kosong untuk perkenalan.

Kalau diperhatikan ruang kelas yang tampak penuh tadi sekarang terasa sedikit lebih luas. Mungkin ini karena penataan kursi yang berbeda.

Mari kita lihat suasana dikelas. Oh, iya. kita melupakan seseorang sepertinya. Sasa, ia tetap duduk di bangku yang ia pilih tadi pagi, hanya sekarang ada seseorang yang duduk disampingnya.

Sasa berniat mengarahkan pandangannya ke sekeliling. Melihat situasi, karena sedari tadi ia merasa seperti ada yang memperhatikannya. Baru melirik ke arah kanan ia sudah mendapatkan tatapan berharap Lily . Sasa mencoba menghiraukan.

Sasa melihat ke arah lain pura-pura tidak tahu. Dan uwaw pojok kanan menyilaukan bung. Para cogan berkumpul menjadi satu. Sasa tidak ingin munafik, ganteng ya ganteng aja. Toh kenyataannya begitu.

Saat sedang cuci mata, lengan Sasa disenggol seseorang yang ternyata teman sebangkunya.

"Hei, namamu Samantha kan. Aku panggil Sasa ya" kata teman sebangku yang baru saja menyenggol lengan Sasa.

Dalam hati Sasa membatin,' pasti waktu aku perkenalan tadi tidak memperhatikan, cih'. Tapi Sasa yang memiliki kesabaran tingkat tinggi hanya menanggapi dengan tersenyum dan mengangguk.

"Kamu dulu satu sekolah dengan Lily ya"

"Iya benar," jawab Sasa kalem.

"Hei, bukankah kelas kita seperti mendapatkan berkah". Sekarang dari arah belakang memancing untuk bergosip.

"Maksudnya?"Sasa heran dengan pernyataan tersebut.

"Bukan hanya berisi cowok ganteng saja penghuni kelas kita, tapi juga ada cewek cantik nya juga. Pasti kelas kita akan sangat terkenal nanti."

Sasa yang mendengar perkataan itu manggut-manggut saja tanda setuju.

Lalu mereka berlanjut bercerita tentang hal lainnya.

Dan semua itu tidak luput dari pandangan Lily yang dari tadi memperhatikan Sasa.

Sasa sebenarnya merasakan punggungnya sakit karena dihujami tatapan menusuk yang ia yakini berasal dari Lily sahabatnya. 'sabar sa, jika kamu menengok berarti kamu kalah,' batin Sasa menguatkan hati.

.

.

.

Kring~

Bel istirahat pun berbunyi.

Selama jam kosong ini Sasa sudah membulatkan tekad bahwa mulai nanti ia akan mencueki Lily. Tapi sekarang ia ragu.

' Tidak aku tidak boleh ragu lagi' dengan tekad yang kuat Sasa berdiri dan beranjak pergi menuju kantin. Tapi ia sempat melirik sedikit kearah bangku Lily.

Bagaimana ini sepertinya Sasa mulai ragu. Ia melihat Lily seperti mau menangis. Kenapa tidak ada orang yang peka disekitarnya. Itu karena Lily dikelilingi banyak orang dan seperti dikurung. Lily Sepertinya tidak enak untuk berkata bahwa ia risih.

Sasa yang sudah dipintu kelas berbalik dan berjalan menuju bangku Lily, dengan cepat membelah kerumunan dan berkata, " ayo, ke kantin." Dengan menarik pergelangan tangan Lily dan menjauh dari kerumunan tadi. Akhirnya Lily terbebas dari penjara tadi.

Saat ditengah perjalanan mereka berdua berhenti, itu karena Lily menarik pergelangan tangan yang dipegang Sasa.

Dengan mata berkaca-kaca lili berkata, "ku kira kau marah atau mungkin benci kepadaku. Kenapa jahat sekali mengabaikan aku dan tidak membalas pesanku padahal kau sudah membacanya"

"Huh, aku tidak benci-"

" Bohong!"

"Hei- hei kau seperti orang yang cemburu saja"

" Iya aku cemburu, kau pasti punya kekasih baru ya! Hayo ngaku,"

'GILA!' batin Sasa.

Untungnya disekitar sepi sehingga tidak akan menjadi salah paham dan lebih rumit nantinya. Ia tidak mau di hari pertama masuk sekolah dicap sebagai seorang lesbi.

Sabar sa ini ujian.

.

.

.

TBC.
____

Wkwkwk saya geli sendiri nulisnya.

Yak segitu dulu kali ini.

Maaf kalau pendek dan gaje.

Maaf kalau banyak typo dan kata-katanya yang tidak pas.

Dan terima kasih sudah membaca:)

Jangan lupa vote dan comment.

Selagi gratis dan belum dilarang.

Thank you. Next:)

29/04/20

Sy__

Miss. Extras [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang