Prolog

26 4 17
                                    

"Ibu... ibu..." katanya sambil berlari mencari ibunya yang sedang bekerja di kebun teh.    

"Kamu ada apa Nak, kenapa harus lari-lari?" Ibunya khawatir karena tiba-tiba Anak gadisnya itu menemuinya saat bekerja.

"Ibu.. aku lulus SMP Bu, dan aku menjadi siswi yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa ke SMA Negeri di kota besar Bu." seketika tangis Rena pecah didekapan Ibunya.
 
"Alhamdulillah Nak, semua ini juga berkat kerja keras mu sendiri." kata ibunya sambil mengusap kepalanya.
 
"Dan ini semua juga berkat dukungan dan doa Ibu selama ini. Terima kasih ya Bu."

Syahrena Andira namanya. Ia merupakan siswi teladan di sekolahnya, ia lulus dan menjadi siswi peraih danem tertinggi di sekolahnya dan termasuk yang mampu mendapatkan beasiswa di Kota besar.

Ia anak pertama dari dua bersaudara. Ia memiliki adik lelaki yang bernama Andi Septya. Adiknya duduk di bangku SMP kelas 1.
Ia hanya tinggal dengan ibu dan adiknya, karena ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Maka tidak heran jika ia bertekad untuk membahagiakan ibunya, karena baginya sebagai anak pertama ia mempunyai tanggung jawab untuk menjadi anak yang sukses untuk keluarga kecilnya tersebut.

Malam sebelum berangkat ke kota itu, Rena memutuskan untuk menemui Sahabatnya Gita. Seperti biasa ia bertemu di Rumah pohon yang ia bangun bersama Gita. Sambil bercakap-cakap di bawah indahnya bulan dan bintang. Ya sahabat sekaligus seperti saudara sendiri, itu lah yang dirasakan Rena kepada Argita Rizaputri.
 
"Akhirnya Git, apa yang aku impikan selama ini terkabul. Dengan begini aku tidak perlu menyusahkan ibuku lagi."
 
"Aku dari awal sudah yakin Ren, kalau kamu pasti bisa mewujudkan impianmu itu, sekali lagi selamat ya."
 
"Terimakasih Gita. Ini juga berkat dukunganmu. Mungkin tanpa kamu aku ga bisa sepede ini sekarang."
 
"Kalau temenan sama Argita Rizaputri harus pede dong, kalau ga pede gausah deh temenan sama aku. Ehehe." Sahut Rena dengan jahil.
   
"Ih,kan mulai deh pedenya. Terus gimana, kamu jadi masuk ke SMA swasta itu?"
   
"So pasti itu. Aku gabisa nolak keinginan mereka Ren, walaupun sebenarnya berat untuk masuk ke sana."
   
"Mungkin bapak ibumu ingin memberikan fasilitas sekolah, yang terbaik untukmu Git dan apalagi kamu tau sendiri kalau kamu anak satu-satunya yang diharapkan dari orang tua mu."
   
"Sudahlah Git, biarkan mereka yang menentukan dan aku yang menjalankan, dan aku berdoa semoga bisa seperti yang diharapkan."
   
"Aamiin semoga Allah iya kan ya kan Git? Hemm kalo kita sudah SMA, apakah kita masih sering bertemu?" Tiba-tiba suara hening menerkam diantara mereka. Lalu Gita menjawab
   
"Inginku sih bisa,tapi entahlah Ren pasti kita disaat itu juga memiliki jalan kita masing-masing. Tapi sebisa mungkin untuk berkabar, agar hubungan pertemanan kita selalu tergambar dan tak pernah pudar."



Nah itu prolog dari cerita pertamaku ini. Semoga sukaa~ jangan lupa vote+komennya yaa💞

                               • • • • •

Rasa, Asa, BinasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang