Selamat Siang everyone. Gimana hari ini? Semoga baik-baik saja ya.
Happy Reading...
**
Di sudut Monokafe, dua cowok tengah duduk sambil menunggu teman mereka yang belum juga datang.
“Arka ke mana sih, lama banget,” gerutu salah satu dari mereka.
Derit pintu kafe membuat keduanya menoleh ke arah pintu masuk. Seorang cowok berpostur tinggi akhirnya menghampiri meja mereka.
“Udah dari tadi?” tanyanya.
“Udah hampir habis nih minuman gue,” sahut Adrian, cowok berambut sedikit ikal.
“Baru kelar kelas,” jawab Arka Satya Mahendra, cowok berpostur tinggi tadi.
“Ka, ini espresso-nya,” ucap barista yang sudah akrab dengan mereka bertiga sambil meletakkan minuman di meja.
“Makasih ya, Bang,” ujar Arka sambil mengambil gelas.
Barista pun berlalu. Arka langsung menyesap espressonya.
“Sial banget hari ini,” keluhnya.
“Kenapa emangnya?” tanya Ezra.
“Tadi pas berangkat ke kampus gue sempat kena musibah, telat masuk kelas juga. Kombo apes.”
“Musibah apaan?” Adrian penasaran.
“Gue nyerempet cewek,” jawab Arka.
“Wah, gila lo! Terus ceweknya nggak kenapa-kenapa kan?” tanya Adrian.
“Jidatnya berdarah, soalnya nyium aspal,” sahut Arka santai.
“Terus lo tinggal gitu aja?” Ezra menyipitkan mata.
“Enggak lah. Gini-gini gue masih punya tanggung jawab,” jawab Arka.
“Ceweknya cantik nggak?” goda Adrian sambil nyengir.
“Cewek cantik mulu yang lo pikirin,” Ezra menepuk kepala Adrian.
“Sakit bego!” protes Adrian.
“Cerewet banget lagi tuh cewek,” Arka masih terlihat kesal.
“Tapi cantik, kan?” Adrian kembali menggoda.
“Ya… iya sih. Tapi nyebelin. Mulutnya nggak bisa diem,” Arka memutar bola matanya.
“Semoga gue nggak ketemu lagi sama tuh cewek,” tambahnya.
“Hati-hati, ntar omongan lo jadi kenyataan,” sahut Ezra.
“Dih, amit-amit,” balas Arka.
“Tapi kok lo bisa nyerempet orang sih, Ka?” tanya Ezra.
“Gue begadang ngerjain tugas, baru kelar jam satu pagi. Tidur sebentar doang, kebablasan. Untung nyokap bangunin. Kalau enggak, bisa telat parah.”
“Makanya, karena nggak fokus, gue nyerempet cewek yang lagi main handphone di jalan,” lanjutnya.
Tiba-tiba dering handphone memecah percakapan. Arka langsung merogoh sakunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alena & Arka
Novela JuvenilAlena dan Arka, dua remaja yang baru saja memasuki dunia perkuliahan, ternyata sejak lahir sudah dijodohkan oleh orang tua mereka. Meskipun merasa terpaksa dan enggan, mereka tak bisa menghindari kenyataan bahwa takdir mereka sudah ditentukan. Seiri...