bertahan walau peri

8 0 0
                                    

Perlahan aku menerimah keadaan dimana peri itu terasakan, dimana luka hati lebih terasa sakit dibanding irisan silet, dimana jeritan dan tangisan tertahankan dimana dunia terasa jahat.
Aku tidak akan pernah bisa menghindarinya, siapapun itu, aku baik kamu tidak akan perna lari dari dunia dengan inginmu tapi percayalah ada cahaya menerangimu dibumi.
   Aku mulai menerima kenyataan hidupku setelah bertemu beberapa orang, mereka saling menguatkan satu sama lain...aku merasa jika mereka bisa bertahan mengapa saya tidak? Itulah yang saya pikirkan...
Ketika saya duduk dikelas VII SMP saya bertemu dengan seoarang anak setahun lebih tua dari saya, ya dia kakak kelas saya...dia suka main bolah dia tampan berkulit putih tinggi seperti anak lelaki biasanya tapi dia anaknya pendiam dia memiliki beberapa teman namun suka menyendiri...tiap hari saya memperhatikan tingkahnya dan saya merasa dia mirip dengan saya...tengah semester tibah perasaan itu mulai ada walau dalam diam...kuperhatikan dia juga dengan diam-diam. Saya ketahuan ya saya ketahuan ketika itu saya menuju kantin dan tak sengaja dia ada dikantin aku mulai salah tingkah teman-temannya mulai menggoda saya tapi mata itu tak sedikit pun mengarah kearah saya...kecewa dan benci namun rasa itu masi ada....akhir pekan tibah saya duduk diteras kelas menunggu teman saya, lelaki yang kugemari itu menghampiri saya...jangan kemari jangan... (kataku dalam hati)...tunggu siapa?( mengawali pembicaraan)...hari itu hari yang paling berharga buat saya dimana seseoarang yang selamah ini diam-diam kupandangi berbicara denganku...hari demi hari kami mulai dekat rasa itu semakin tumbuh seiringnya waktu kurasa akan ada balasnya namun juga belum ada jawaban...teman-temanku mulai membantu juga sebaliknya tapi kami malah semakin menjauh...sampai pada akhirnya dia lulus tanpa meninggalkan jejak ataupun pesan...perasaam yang kupendam itu kini jadi tombak paling menyakitkan...setelah kelulusan dia, hari-hariku mulai sepih kembali. aku kembali pada diriku sampai pada akhirnya aku pun tamat SMP juga...
    Bukan hanya aku yang menyukai seseoarang tapi ternyata aku pun disukai oleh seseoarang yang tak perna aku pikir akan menyukaiku...waktu itu aku duduk dikelas IX SMP. dari kelas VII sampai kelas IX aku selalu dikelas utama kelas A dan hanya aku dari dusunku dikelas itu tiga tahun berturut-turut membuat aku semakin jatu dalam kesendirian...namun tak kusangkah seseorang menyatakan perasaanya padaku..dia seorang anak lelaki yang sedikit cerewet kulit hitam manis tingginya rata-rata namun humoris setiap orang yang dekat dengan dia tertawa puas...hari itu dia bertanya padaku namun perasaan itu tak perna kujawab..mengapa? Karena dia teman kelasku dia ketua kelasku rasanya canggung jika perasaan itu kuterima..dia tak perna menyerah sampai pada akhirnya aku menjauhi dia dan mengunci perasaanku. Aku takut kejadian yang sama kembali padaku dimana aku mulai merasakan aku pantas hidup namun ternyata hanyalah mimpi...aku tidak menyalahkan mereka, aku menyalahkan diriku yang terlalu percaya diri akan dia,waktu itu, bahwa perasaanku akan terbalaskan...
Ketika kamu mulai menyukai seseorang namun perasaan itu tak terbalaskan percayalah dia bukan untukmu..

pintu duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang