■□□●□□■
"Putri anda yakin?" Lisa menghelah nafas Lelah. Saat mendengar kalimat itu lagi, lagi dan Lagi. Entah sudah berapa kali ia mendengar kalimat itu Seharian dari bibir Mai dan Mei, Pelayan setianya.
Lisa tau kalau mereka khawatir tentang dirinya apalagi mereka tau kalau Tubuh yang sekarang ditempatinya tidak memiliki seni ilmu bela diri. Tapi sekarang Jiwanya berbeda sudah bukan Bai Xiao Li tapi Lalisa, seorang Lady Mafia. Seandainya kalau ia bisa memberi tau mereka maka ia tidak akan pernah mendengar kalimat itu berulang-ulang kali.
Jujur Lisa tidak suka diremehkan apalagi oleh orang-orang terdekatnya. Walau dia tau kalau tubuh yang ditempatinya bukan miliknya. tapi tetap saja jiwa tubuh ini sudah berbeda. Sudah miliknya.
"Saya Yakin. dan berhenti bertanya. Saya capek mendengarnya berulang-ulang kali." Keduanya menunduk saat mendapat tatapan tajam dari Lisa.
demi apapun Putri mereka akhir-akhir ini berbeda. Yang biasanya Pemalu dan ceroboh. Kini menjadi Tenang namun menakutkan. Mau bilang dia bukan Putri Xiao Li Tapi kenyataannya dia memang Putri Xiao Li. tapi kalau mau mengakuinya mereka jadi ragu
"Biarkan saya ikut. Seenggaknya saya bisa menjaga Putri dari Bahaya"Ucap Mei. Lisa menatap sebentar dan setelah itu ia kembali menghelah nafas
"Jika saya mau maka saya akan mengajakmu, Tapi sayang saya tidak mau. Tidak mau bukan berarti tidak membutuhkan. Jujur saja saya membutuhkanmu, hanya saja Mai lebih membutuhkanmu ia butuh pelindung di saat para pelayan menindas nya."Mei menatap Mai yang sedang menatapnya juga.
"Kalau begitu Biarkan Mai mengikuti Anda dan saya. Agar kami berdua bisa membantu dan menjaga anda diperjalanan nanti." Lisa menggertak kan gigi kesal. Mei sangat keras kepala.
Lalisa menghembuskan nafas perlahan mencoba menahan emosinya.
"Perjalanannya sangat jauh. Jika kalian berdua mengikuti ku Lalu siapa yang menjaga Kediamanku? Siapa yang akan berbohong Pada Kaisar?"
Mai yang melihat situasi yang semakin mencengkram jika Mei membuka suara lagi. ia lantas menepuk Pundak kembarannya lalu menggeleng.
"Putri tau apa yang dia lakukan. Kita harus percaya Padanya. Jadi jangan keras kepala. Jika anda tidak mau mendapatkan masalah. Kalau anda terus meragukannya sama saja Kita seperti para Pendosa. Pepatah mengatakan jangan pernah menilai buku dari sampulnya saja. Mungkin sudah saatnya Putri menunjukkan taringnya. Dan sebagai Pelayan setianya Kita harus mempercayainya dan mendukung setiap keputusan darinya."
Mendengar ucapan bijak dari Mai membuat Mei menghembuskan nafasnya. Ia tidak bermaksud meragukan Tuannya justru ia khawatir Tapi sepertinya Sifat keras kepalanya membuat Kembarannya itu menjadi salah Paham. Mungkin Juga Tuannya.
♡♡♡
Hari sudah menjelang tengah Malam, Tapi entah kenapa Lalisa tidak mau mengistirahatkan dirinya. ia Malah berjalan Lurus Seolah tidak punya waktu untuk berhenti.
"Beristirahat dulu Lalisa. Kau kelihatan Lelah. Dari siang kau terus berjalan hanya sesekali berhenti itu pun tidak sampai semenit."Nasehat Shan. Walau shan tidak bisa melihat Wajah kelelahan Lisa tapi ia bisa merasakannya.
"Perjalanannya masih Panjang. Masih Jauh. Aku tidak mau membuang-buang waktuku yang berharga untuk beristirahat"
"Kau masih punya sembilan hari Lagi. Kalau kau seperti ini Kau malah membuang-buang tenaga bukan waktu."
"Sepuluh hari itu sedikit apalagi di bagikan menjadi Lima hari untuk pergi dan Limanya lagi untuk pulang. Sedangkan Perjalannya beratus-ratus Kilometer."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Of mafia
Historical Fiction●Terinspirasi dari sebuah cerita Phoenix Go against the world atau Phoenix pergi melawan dunia.● Menceritakan Seorang wanita berwatak tangguh dan berani, Berhati dingin dan berekspresi datar. Menjabat sebagai ketua mafia terkejam di abad ke-21. ia...