19. letter

309 53 30
                                    

Satu minggu berlalu setelah Jeno siuman dari koma nya, sekarang ia sudah dalam masa pemulihan.

Kabar tentang Jeno yang sudah siuman pun tentu saja sudah tersebar ke media. Semua penggemarnya bahagia, mengucapkan rasa bersyukur dan doa untuk kesembuhannya.

Ya, semua orang bahagia karena Lee Jeno akhirnya kembali.

Selama hari-hari berlalu, Jeno merasa sesuatu dari dirinya hilang. Seperti potongan puzzle yang hilang, Jeno merasakan kekosongan yang mendalam semenjak Jina benar-benar pergi.

Jeno mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Sosok Jina masih bisa Jeno rasakan sampai sekarang. Biasanya gadis itu akan muncul tiba-tiba di depannya dan berakhir ia marahi. Jujur, Jeno sangat merindukan nya.

Seandainya Jina masih disini....

Jeno tidak dapat membohongi perasaan nya kalau ia masih tidak rela Jina pergi. Namun apa boleh buat, Jeno juga tidak bisa memaksa nya untuk tetap bersama nya karena bagaimana juga, Jina juga berhak bahagia di alam nya.

Mereka berdua berbeda. Jeno dengan alam nya di dunia, dan Jina dengan dunia nya sendiri di sana.

Ternyata memang benar, setiap ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tapi dari perpisahan itu sendiri mengajari Jeno banyak hal. Salah satunya adalah menghargai setiap detik bersama seseorang yang kita sayangi.

Semuanya hanya 'tentang waktu', semua yang datang pasti akan pergi. Segala sesuatu di dunia tidak ada yang bisa bertahan selamanya.

Apa disana Jina sudah tenang? Apa dia bahagia disana? Apa dia juga merindukan nya? Ah tidak, apa mungkin Jina masih ingat dengan Jeno?

"Jeno hyung, kenapa dari tadi ngelamun? Ada yang sakit?" tanya Chenle yang sedang mengupas buah apel di samping ranjang pasien.

Jeno menggeleng, "Nggak apa-apa, nggak ada yang sakit, kok," jawab Jeno pelan.

"Bener, nih?" tanya Chenle memastikan.

"Iya, bener."

"Yaudah nih di makan dulu biar cepet sembuh," Chenle menyodorkan kupasan buah apel yang sudah ia potong-potong menjadi tipis.

Jeno terkekeh pelan. Selama ia sedang sakit, semua orang menjadi lebih perhatian padanya. Atau mungkin dari dulu mereka sudah perhatian tapi Jeno tidak pernah menyadari nya.

Memang benar kata Jina, Jeno memang tidak pernah besyukur.

"Terimakasih," ucap Jeno.

"Ngomong-ngomong hyung, selama koma satu bulan hyung pernah ngalamin sesuatu nggak?" kini Jisung yang sejak tadi fokus bermain game di sofa, membua suara.

Di ruangan ini memang hanya ada mereka bertiga sedangkan member yang lain belum datang. Mereka membuat piket untuk menjenguk Jeno secara bergantian dan hari ini bagian Chenle dan juga Jisung.

Sebenarnya orang tua Jeno juga datang hari ini namun pamit sebentar untuk pergi ke cafeteria rumah sakit.

"Maksudnya kejadian kayak gimana?" tanya Jeno tidak mengerti.

"Itu loh, katanya nih ya, kalau arwah orang yang lagi koma itu sebenarnya berkeliaran di sekitar kita. Apa selama hyung koma nggak pernah ngalamin hal semacam itu?" tanya Jisung penasaran.

Jeno terdiam. Tidak mungkin kan kalau dia menceritakan tentang Jina pada mereka? Lagipula mereka tidak akan percaya nantinya.

Jangankan mereka, Jeno sendiri saja masih tidak bisa percaya. Sungguh.

Tidak ada pilihan lain, Jeno memilih berbohong. "Aku nggak ingat sama sekali."

"Yahhhh," Jisung menghela nafas dengan tubuh bongsor nya yang merosot di sofa.

"Lagian ya jisung ini, kalau seandainya Jeno hyung benar-benar ngalamin hal semacam itu, dia nggak bakal ingat kalau udah siuman," cetus Chenle.

"Iya juga ya," gumam Jisung. "Oke, kali ini lele benar."

"Makanya jangan kebanyakan nonton film horor," sahut Chenle.

Tunggu, berbicara soal ingatan orang koma, Jeno baru ingat soal surat yang pernah di katakan Jina. Gadis itu bilang kalau ia menyimpan surat itu di bawah pot. Sejauh ini Jeno belum sempat memastikan kalau surat itu memang benar-benar ada atau tidak.

"Eumm---Jisung boleh aku minta tolong?"

Jisung mengangkat wajahnya. "Boleh, hyung butuh sesuatu? Jisung selalu siap," katanya

"Di depan kamar ini ada pot tanaman di sebelah kanan, kan? Bisa kamu cek di bawah pot itu ada surat apa enggak." ucap Jeno.

"Surat di bawah pot?" tanya Jisung bingung.

"Iya, di cek dulu siapa tahu ada," ujar Jeno.
Masih dengan memasang wajah Heran, Jisung akhirnya bangkit dari duduk nya dan keluar untuk memeriksanya.

"Ngomong-ngomong, kok hyung bisa tahu kalau di depan kamar ada pot bunga?" tanya Chenle.

"Rahasia," jawab Jeno sambil tertawa pelan.

Menjawab seperti itu mengingatkan nya pada Jina yang selalu menjawab 'rahasia' bila di tanya.

Tuh kan, Jeno selalu teringat Jina.

Tidak butuh lama, pintu kamar terbuka dan Jisung datang dengan membawa sebuah surat di tangan nya. "Woah, ternyata memang ada surat nya di bawah pot," ucapnya dengan wajah excited.

"Kok bisa sih? Ajaib banget," Chenle ikut menimpali.

Samar-samar, Jeno tersenyum tipis saat Jisung menyerahkan surat dengan amplop berwarna putih tulang dari tangan nya.

"Itu surat dari siapa? Kok aku nggak pernah tahu ada orang yang ngirim surat?" tanya Chenle masih penasaran.

"Dan anehnya lagi di simpan di bawah pot," cetus Jisung. "Apa nggak ada tempat lain yang lebih bagus gitu? Misalnya di bawah keset."

"Itu mah lebih parah!" semprot Chenle, Jisung hanya tertawa.

"Surat dari siapa, sih?" Jisung tetap penasaran, berharap kalau Jeno berkata jujur.

"Pokoknya rahasia, kalian nggak boleh tahu," jawab Jeno yang membuat Jisung dan Chenle mendengus pelan.

Jeno menatap surat itu dengan wajah berbinar. Ternyata Jina memang benar-benar mengirimi nya surat. Entah bagaimana cara gadis itu menulis surat itu, Jeno tidak tahu.

Di bagian bawah amplop tersebut ada sebuah tulisan kecil.

'Untuk Lee Jeno.'

Saat membaca tulisan itu, Jeno seakan-akan dapat mendengar suara Jina yang terdengar tulus.



---tbc

Penasaran gimana isi suratnya?
Tunggu chapter selanjutnya sekalian End :)

Sumpah ya, ga kerasa banget udah mau end huhu padahal aku nulis cerita ini karena dulu lagi ngerasa putus asa dan benar-benar terpuruk.

So guys, semoga cerita ini bisa di ambil hikmah dan pelajarannya ya :)

Semoga kita selalu di berikan kekuatan dan hati yang lapang dalam menjalani segala cobaan.

I love you ❤

[✔] About TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang