PROLOG

88 8 4
                                    

"Allah Tak pernah menguji hambanya di luar kemampuan batas hambanya."

-Dear Calon Imam-


1 tahun lalu...

   Diary lusuh berwarna pink itu tertata di atas meja belajar yang berwarna senada juga.Airysh Cammelia Az-zahra-atau akrab di panggil Iris.

   Wanita yang memiliki lesung pipit di kedua pipinya itu sedang merasakan hati rapuh tak karuan karena Allah telah mengambil lelaki istimewa yang menurutnya adalah nafas hidupnya.

   Satu jam lalu,iris mendapat kabar bahwa Abi nya meninggal dunia akibat tertabrak mobil truk besar.Iris terpatung diam dan langsung memberi tahu kabar itu kepada Ummi nya.Ini kali kedua Iris menangis karena kehilangan sosok yang istimewa baginya.Sebelumnya,Iris telah kehilangan adiknya yang sangat ia sayangi.

   Tak kalah sedih,Hanifah-Ummi iris,ia pun menangis sejadi-jadinya karena mendengar kabar duka tersebut.Apalagi ia sudah kehilangan Nafisah-adik Iris saat Nafisah masih berusia 8 bulan.Orang tua mana yang tak sedih saat kehilangan anaknya,apalagi saat itu Nafisah masih sangat kecil untuk dipanggil oleh Sang Illahi Rabbi.Tapi bukankah ajal tak memandang tua dan muda?

   Dengan berat hati,ia goreskan sepatah demi patah kata yang bisa mewakilkan perasaan nya saat ini.

   Iris membuka diary lusuh pink itu,dan sampai pada halaman pertama.Berisi sebuah foto Iris dan Abi nya saat Iris masih berusia 5 tahun.Tertulis di bawah foto itu

He was my first love after Allah.
I love you because Allah.
Thanks for all♡

   Tanpa Iris sadari,bulir air bening itu mengalir lagi dengan derasnya melewati lesung pipit nya.Ia telah rapuh serapuh-rapuhnya.Lelaki yang selalu menjadi alasan iris tersenyum telah hilang dan pergi untuk selamanya.

   Iris kembali membuka halaman-halaman yang lain.hingga sampai pada halaman kosong.Iris menghela nafas kasar,lalu menghapus air matanya,karena ia takut terlalu menyalahkan takdir Allah.Padahal Allah pembuat skenario paling terbaik.Dan Allah menyayangi Abinya,sangat.

Dear Allah...
Aku mencoba tabah dalam menghadapi segala cobaan yang engkau berikan.
Aku mencoba tegar dalam menahan segala air mata ini.
Tetapi sulit Ya Rabb.
Aku masih belum percaya bahwa orang yang selama ini menjadi nafas hidupku,telah pergi meninggalkan ku untuk selamanya.
Bukan ingin menyalahkan takdir mu.
Tetapi aku hanya butuh waktu untuk menerima semua ini.
Ya Allah...
Berikanlah kelapangan kesabaran pada ku untuk menerima ini semua.
Aku yakin,semua yang kau takdirkan tak pernah salah.
Karena engkau tak pernah menguji hambanya di luar kemampuan batas hambanya.
Dan,tempatkanlah ia disisi yang engkau ridhai.
Aamiin Allahuma Aamiin.

-Iris merindukan Abi-

   Lagi-lagi bulir air bening itu jatuh ke permukaan kertas.Membuat kertas itu basah.Lalu Iris dengan cepat menghapus air matanya yang sudah meronta-ronta ingin terus keluar.

   Iris sangat merindukan Abinya,merindukan segalanya yang ada pada diri Lelaki itu.Terutama ia rindu suara Abi saat mengaji,suara yang menurutnya sangat Merdu.Apalagi mengingat Abi pernah menjadi Qori.Dan juga ia ingat,Nasihat Abi terakhir kali sebelum Abi mengangkat kaki dari rumah ini untuk melamar kerja.

"Iris kalo udah nikah nanti,jangan lupa berbakti selalu pada suami Iris.Seperti Iris berbakti pada Abi dan Ummi.Karena nanti,bukan Abi lagi yang selalu ada di samping Iris.Tetapi suami mu,pelengkap iman mu,Dan InsyaAllah pembimbing mu menuju Jannah-Nya."

   Iris masih sangat kuat mengingat semua tentang Abi nya.Bahkan Ia masih ingat saat Abi nya pulang ke rumah dengan sepatu yang tinggal sebelah.Abi Iris memang sangat humoris,Iris pun jadi tak pernah canggung jika ingin bercerita apapun yang ia alami kepada Abi nya.Abi Iris juga pintar memasak.Jika Ummi sedang ada kajian yang harus di isi di tempat jauh dari rumah,Abi nya lah yang selalu mengurus rumah.


   Abi juga termasuk ke dalam lelaki idaman para Akhwat.Karena selain suara mengaji nya,Abi pun ahli dalam segala pekerjaan rumah.Pokoknya the best.

   Iris menaruh kembali diary lusuh pink nya.Lalu kembali berkutat dengan laptop pink—kenapa pink?karena warna favorit Iris hehe.(favorit author jg wkwk).Iris masih harus mengerjakan beberapa tugas yang di beri oleh guru killer nya.

   Saat Iris sedang mengetik beberapa kata,terdengar bunyi handphone Iris yang bernada shalawat Man Ana.

   Iris dengan cepat mengambil handphone nya.Tak ada nama penelepon.Hanya angka nomor yang terpapar disana.Lalu ia mengangkatnya dengan hati-hati.

   Lalu Iris menempelkan handphone nya di telinganya,

"Assalamualaikum,dengan siapa?"

"..."

   Hening.Tak ada suara apapun yang terdengar.tetapi Iris mendengar jeritan menyakitkan sambil menangis yang sangat familiar di telinganya.

   Lalu terdengar suara dari jauh sana,

"I...ris..T..t..tolong a.a..k..u..hikss..hikss"
Ucap wanita itu dengan susah payah.

"Aira?"
Merasa mengenal asal suara itu,Iris pun kembali berbicara setelah mendengar suara isak tangis wanita itu sambil menyebut namanya dan meminta tolong.

Iris terus berdoa dan berdoa pada Rabb nya agar tak terjadi apa-apa pada wanita itu.

   Wallahi...apa lagi ini?










🍂🍂🍂

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu gais...
Hehe ini cerita aku yang pertama wkwk...
Semoga kalian suka ya...
Oh iya aku update kalo mood ya hehe...
Habisnya karantina bikin ak unmood trs:v
Eh mlh curhat?:v
Gpp lah drpd ngebucin awokawok.

Semoga suka ya gais..
Tolong cek typo jga hehe...

Happy reading♡♡♡

  


Dear Calon ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang