07;unpredicted.

710 155 1
                                    

• 𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝 •
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
•°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚•°

• 𝗨𝗻𝗽𝗿𝗲𝗱𝗶𝗰𝘁𝗲𝗱 •

Aksi kejar-kejaran Veronika dan Praya yang bagaikan drama azab di indosiar itu belum juga berhenti, padahal bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.

Belum ada kata menyerah dari Veronika atau pun dari Praya, ke duanya masih semangat berlari mengelilingi lapangan yang cukup luas itu.

Jangan lupakan teriakan melengking Veronika yang membuat Praya semakin semangat berlari untuk mengerjai Veronika hingga gadis itu lelah.

"BERENTI BENTAR TIANG! GUA CAPE," teriak Veronika yang sudah mulai kelelahan.

Praya menurut, berhenti berlari seperti yang disuruh oleh Veronika.

"Dasar lemah, baru beberapa putaran aja udah cape," ledek Praya.

Veronika menatap tajam pada Praya, mengambil ancang-ancang untuk kembali mengejar Praya.

"JANGAN LARI LO TIANG!" teriak Veronika sambil kembali berlari.

Praya pun kembali berlari, menghindar dari kejaran Veronika.

.
.
.

Sudah cukup aksi kejar-kejaran Veronika dan Praya, Veronika sudah tak kuat lagi, ia sudah lelah.

"Iket rambut bodo amat lah, gua cape!" kata Veronika, mendudukan bokongnya di atas lapangan, mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

Dirinya seperti tengah dihukum saja, demi ikat rambut yang harganya dua ribu dia malah rela berlari mengelilingi lapangan hingga beberapa kali.

Praya yang melihat Veronika yang sudah menyerah pun berjalan mendekat pada gadis itu.

Praya berjongkok di hadapan Voronika dengan senyum sinisnya.

"Nyerah nih ceritanya?" tanya Praya dengan wajah mengejek.

Veronika menatap sinis pada Praya, dan tanpa diduga Veronika menjambak keras rambut Praya.

"Setan! Rambut gua woyy," pekuk Praya yang terkejut dengan aksi gila Veronika.

Kedua tangan Praya mencoba melepaskan tangan Veronika dari rambutnya, namun sialnya jambakan Veronika terlalu kuat.

"Sakit pendek!"

"Gua gak peduli! Rasain nih jambakan maut gua!"

"Lepas taik! Pala gua sakit!"

"Gak akan! Gua belom puas bikin lo sengsara!"

"Kalo lo gak mau lepasin tangan lo, gua aduin ke guru bk!" ancam Praya dengan raut wajah terlihat kesakitan.

"Lo kira gua takut? Gua juga bisa ngelaporin lo ke guru bk karna kejadian kemarin!" balas Veronika tak mau kalah.

"VERONIKA LEPAS ATAU LO GUA CIUM!" teriak Praya, dan dengan refleks Veronika melepaskan jambakannya.

Mana mau Veronika dicium oleh jelmaan tiang Antene, bisa infeksi nanti bibirnnya. Eh? Emang Praya mau mencium bibirnya?

"Bener-bener jelmaan kingkong," celetuk Praya dengan wajah kesalnya, mengusap kepalanya yang terasa nyeri.

"Lo bilang apaan?" tanya Veronika.

"JELMAAN KINGKONG!" teriak Praya tepat di hadapan Veronika, kemudian berlari menjauh dari Veronika.

"AWAS LO TIANG ANTENE!" ancam Veronika tak kalah teriak.

"GUA GAK TAKUT PENDEK!" balas Praya.

Veronika menatap kesal kepergian Praya, ia harus kembali membalas dendam pada cowok menyebalkan itu.

▪︎▪︎▪︎

Kelas Veronika di pelajaran terkahir tengah ramai seperti pasar, guru yang seharusnya mengajar di kelas mereka tidak masuk, dan itu surga dunia bagi para murid.

Sebagian dari mereka ada yang keluar kelas, ada yang bermain tiktok, ada yang berselfi ria, bergosip, menonton film, dan ada pula yang tidur.

Sedangkan Veronika dan Joya memilih sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Adit! Lo jangan jauh-jauh ih dari gua," pinta Veronika pada Adit-teman sekelasnya yang baru saja ingin pindah ke barisan pojok.

"Kenapa? Lo takut kehilangan gua yah?" tanya Adit dengan pedenya.

"NTAR HOTSPOTNYA PUTUS GOBLOK!" teriak Veronika yang langsung mengundang tawa dari teman-teman Adit dan juga Joya.

Sedangkan teman satu kelasnya yang lain boro-boro kepo saat Veronika berteriak, tertarik saja tidak.

"Ada yang nyelekit, tapi bukan cubitan," kata Adit dramatis.

"Lebaykauloh!" ucap Veronika dengan cepat.

"Humalabaik!" balas Adit yang langsung mendapatkan geplakan maut dari Veronika.

"Gua lagi kagak nyanyi, bodoh!"

Adit menggerutu sebal, kemudian memilih sibuk menonton dengan kuota yang dibagi dua pada Veronika. Padahal kuotanya saja sudah tinggal beberapa mb lagi.

Veronika kembali sibuk menonton azab yang tidak ia tonton semalam, modal hotspot dari adit Veronika bisa bebas nonton tanpa takut kuotanya abis.

"Lah anjir! Ini gua mau nonton vidio anu, napa yang keluar malah vidio siksa kubur? WOY YOUTOBE! SALAH GUA APA BANGSAT!" emosi Adit yang tidak terima.

"Youtobe baik Dit ke lo, dia ngalarang lo nonton dosa," celetuk Veronika tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponselnya.

"Tapi 'kan lumayan kalo kagak di tonton," balas Adit sambil nyengir.

"Lah goblok. Lo milih liat dosa yang berakhir lo bakal disiksa sama tuhan?" tanya Veronika, menatap Adit yang duduk tepat di atas mejanya.

Adit bergidik ngeri. "Maap ya Allah, Adit gak lagi deh nonton dosa, Adit mau nonton Dora aja," ucapnnya dramatis.

"Anak pinter," kata Veronika, setelahnya memilih kembali melanjutkan acara menontonnya, kan lumayan masih dikasih hotspot gratis.

Namun ternyata—

"ADIT! NAPA HOTSPOTNYA LO MATIIN GOBLOK!" teriak Veronika tidak terima.

"Kagak gua matiin! Kuota gua emang udah sekarat!" kata Adit yang terkejut karna teriakan Veronika.

Veronika berdecak kesal, menoleh pada Joya yang masih fokus pada layar ponsel.

"Joya!" panggil Veronika.

"Gua paceng Ve, ini aja gua cuman bisa balesin whatsapp doang," sahut Joya.

Veronika berdiri dari duduknya, ia akan pergi ke kelas Kakaknya untuk meminta hotspot. Lanjutam film azab semalam benar-benar tengah seru-serunya.

"Lain kali beli kuota yang banyak Dit, Biar bisa gua hotspotin terus," kata Veronika dengan santainnya.

"Ogah! Mending buat nonton Dora," balas Adit sambil turun dari atas meja.

"Pelit sama gua, gua doain kuburan lo kagak di kasih tanah!"

"Bangsat! sadis."

▪︎▪︎▪︎

𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang