25;unpredicted.

341 61 4
                                    

• 𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝 •
𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒
•°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐧𝐲𝐚•°

• 𝗨𝗻𝗽𝗿𝗲𝗱𝗶𝗰𝘁𝗲𝗱 •

Hari kedua Bazar lebih ramai dari hari pertama, dan penghasilan yang didapat juga jauh lebih besar dari penghasilan sebelumnya. Bahkan, Praya dan Veronika benar-benar dibuat kewalahan oleh Anak-Anak SMP yang memang diperbolehkan untuk masuk ke dalam bazar itu.

Apalagi tak sedikit Anak-Anak SMP yang tebar pesona pada Praya, dan tak sedikit pula yang cari perhatian pada Veronika.

Seperti saat ini, sudah ketiga kalinya Veronika diberi gombalan oleh adik kelas yang jauh lebih muda darinya itu.

"Kak jangan senyum dong. Soalnya kemaren ada kabar kalo ada penyakit menular baru."

"Apa?" tanya Veronika pada pemuda yang berdiri di hadapannya.

"Dia senyum, jadi sayang."

Seketika Veronika merubah raut wajahnya menjadi datar, senyum manis di bibirnya mendadak hilang.

"Lo masih orok, jangan ngegombalin tante-tante! Belajar yang bener, kerjain PR lo biar besok kagak dihukum," semprot Praya yang baru saja meletakan keranjang berisi hiasan kaktus yang baru ke atas meja dengan sedikit kasar.

Veronika menatap kesal pada Praya. "Maksud lo apa? Gua masih muda, gua cantik dan imut. Gua bukan tante-tente!" kata Veronika dengan penuh kekesalan.

"Lo juga apa? Bukannya ladenin yang beli malah ngeladenin gombalan receh kagak berfaedah!" saut Praya sambil menatap jengkel adik kelasnya yang masih berada di hadapannya itu.

"Lo sirik karna gua digombalin sedangkan lo cuman dicaperin ade kelas yang modelnya kek buah berenuk?"

"Idih ... gua cuman nyuruh lo buat layanin yang beli, bukan sirik!"

"Jujur aja kali kalo sirik."

"Gak ada waktu buat sirik sama hal yang sama sekali gak guna. Balik kerja—"

"Bawel lo kaya emak-emak! Urusin aja noh para cabe-cabe lo. Jangan ikut campur urusan gua!" kata Veronika sambil membelakangi Praya.

"Kenapa? Cemburu?"

Refleks Veronika berbalik, menatap Praya dengan raut wajah terkejut.

"Gua? Cemburu?" Veronika balik bertanya dengan tatapan tak percaya.

Praya mengangguk dengan tenang.

"Najis tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh prosotan gua!" kata Veronika sambil bergidik ngeri. Kemudian kembali berbalik untuk tidak meladeni Praya lagi.

Praya tersenyum sinis melihat kekesalan Veronika padanya itu.

▪︎▪︎▪︎

Siang sudah menjadi sore, langit yang semula cerah kini berubah mendung, sepertinya tak lama lagi akan turun hujan.

"Praya, lo anterin Vero pulang yah," titah Kenzo pada Praya.

Praya yang baru saja selesai membereskan bagiannya itu membalikan tubuhnya menghadap Kakak kelasnya.

"Gua bukan tukang ojek Kak," celetuk Praya.

"Lo tetep harus anterin dia balik. karna selama bazar berlangsung, gua kasih tanggung jawab ke lo buat jagain dia."

"Dia udah bukan anak kecil yang perlu dijaga. Dia bisa pulang sendiri."

"Lo mau gua aduin ke panitia?" ancam Kenzo, namun sepertinya tidak membuat Praya takut.

𝐔𝐧𝐩𝐫𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭𝐞𝐝.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang