Five Year Later

730 10 3
                                    

Aliando POV

5 tahun berlalu, tapi aku belum bisa melepasmu. Ku langkahakan kakiku menuju makam Prilly yang baru aku ketahui 4 tahun lalu dan setiap seminggu sekali aku ke makamnya. Ku taru bunga di batu nisannya lalu berdoa,

"Apa kabar? 5 tahun sudah tapi aku belum bisa melepasmu, Prilly usiaku sudah 28 tahun tapi aku belum menyukai wanita lain. Mungkin aku tidak akan menikah, aku masih mencintaimu" ku kecup batu nisannya dan berjalan pergi, 

.

"Ali ayolah dia wanita yang baik" aku menghela nafas mendengar Ibu membujukku untuk menerima wanita pilihannya,

"Tidak Bu, aku akan mencarinya sendiri" tolakku halus, Ibu mendekatiku dan mengeluas tanganku.

"Tapi kapan? Ibu sudah tua Ibu ingin menggendong cucu, kau adalah anak tunggal Ibu" aku diam dan tersenyum,

"Ibu pasti aku akan menikah"

"Kau normalkan Ali?" aku tertawa mendengarnya,

"Tentu saja Bu aku masih menyukai wanita, Ibu sabarlah" aku memluk Ibu dan mengelus punggungnya, sebenarnya aku sedikit merasa bersalah membuat Ibu menunggu tapi aku belum bisa memberikan cintaku pada wanita lain. Cintaku dan Hatiku hanya untuk Prilly.

.

.

.

Aku menghela nafas melihat beberapa foto wanita di meja Caffe,

"Kita ingin membicarakan apa? Pekerjaan atau Wanita?" tanyaku ketus pada Galang, dia hanya tersenyum jail.

"Dua-duanya, wanita ini cantik-cantik dan pintar-pintar"

"Kau saja yang nikahi dia!" cetusku, dia memukul lenganku.

"Sakit!" keluhku

"Kau gila menyuruhku menikah untuk kedua kalinya? Bisa -bisa di rumahku ada banyak piring terbang" aku tertawa mendengarnya,

"Hahaha, baiklah aku hanya bercanda. Aku tidak mau menikah" dia kembali memukulku kali ini lebih kuat,

"Sakit! kenapa memukulku terus?"

"Jangan-jangan kau tidak normal ya?" aku balas memukulnya, pandangan pengunjung Caffe teralih pada kami karena perkataan Galang.

"Aku normal, tapi aku belum bisa melupakan dia" ucapku lirih, 

"Ayolah kau harus bangkit jangan terjebak pada masa lalu"

"Tapi aku masih mencintainya"

"Dia juga mencintaimu, tapi Ia harus pergi" aku diam, benar juga yang dia katakan. Tapi aku belum bisa... mungkin tidak akan bisa melupakannya.

"Bagaimana dengan kuliahmu?" tanyanya yang membuyarkan lamunanku,

"Aku akan pergi ke Perancis untuk melanjutkan S2ku," jelasku sambil meminum jusku,

"Kapan kau berangkat?"

"4 bulan lagi" jawabku,

"Kau akan semakin sukses"

"Semoga galang" tapi aku tidak sukses melepasmu, 

.

Ku ambil buku gambarku dan meraut pensilku, sekarang aku akan membuat sketsa di Taman ini. Suasanya nyaman....

"Hy Ali" aku mendongak mendenagr ada yang menyapaku, Jessica.

"Hy, sedang apa kau di sini?" tanyaku balik,

"Jalan-jalan saja, aku boleh duduk di sini?" aku mengangguk tanda setuju, dia tersenyum dan duduk di sampingku.

"Aku bantu meraut pensilmu" aku memberikan pensilku dan alat rautnya,

"Terimakasih" dia tersenyum, dia gadis yang baik. Tapi kenapa dia belum menikah?

"ini" aku mengambilnya dan tersenyum, aku mulai membuat sketsa sepasang kakek dan nenek yang sedang duduk berdua di taman.

"Ali kau tau alasanku kenapa aku belum menikah?"

"Tidak, memang kenapa?" tanyaku,

"Karena kau," aku diam dan menatapnya,

"Bolehkah aku yang meraut pensilmu dan boleh aku yang menemanimu seperti ini?" aku tersenyum tau maksud dari pertanyaannya, ku taruh buku gambarku dan menatapnya.

"Tentu boleh, tapi kita tidak bisa membina suatu hubungan lebih dari ini" dia diam sepertinya kecewa mendengar jawabanku,

"Maaf,  tapi aku masih mencintai Prilly" dia diam lalu menangis,

"Bolehkah aku balas dendam?" aku terkejut mendengar jawabannya,

"Boleh, tapi lebih baik jangan" dia berdiri dan berjalan pergi, Maaf tapi aku masih mencintai Prilly... Maaf Jessica.

Inilah keadaanku setelah 5 tahun kejadian itu, aku belum bisa melupakanmu Prilly.......

Bersambung..

(Maaf ya kalau ada typo, cerita ini lanjutan dari Matches. Kalau yang belum tau baca dulu cerita Matches*promosi*. Jadi selamat membaca ^o^)

Flower LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang