Florist

406 9 0
                                    

Aliando POV

Ku langkahkan kakiku menuju toko bunga yang dekat dengan makam Prilly, tapi toko itu di tutup. Kenapa?

"Permisi Pak" cegatku pada seorang Pria yang sedang berjalan,

"Ya,"

"Toko bunga ini kenapa tutup?" tanyaku sambil menunjuk toko bunga yang cukup besar itu,

"Pemiliknya pindah keluar kota dan mereka memutuskan untuk menutup toko bunga mereka"

"O, terimakasih pak. Tapi apa di sekitar sini ada toko bunga selain ini?" tanyaku,

"Sepertinya ada, Mas tinggal jalan lurus lalu belok kanan di sana ada tulisan toko bunga namanya 'LiThe'"

"Terimakasih pak atas informasinya" aku berlari menuju toko bunga yang di tunjukan Bapak tadi, benar namanya 'LiThe'. Aku masuk ke dalam toko dan di sambut pegawai wanita yang bertuliskan nama 'The',

"Selamat datang di toko bunga kami, anda pelanggan pertama kami" aku tersenyum dan memperhatikan beberapa bunga, bunga di sini lebih segar dari toko yang dulu. 

"Ingin membeli bunga apa?" tanya pegawai itu ramah,

"Bunga Hydrangea" 

"Baik akan saya carikan" aku berjalan mengelilingi toko ini kecil tapi di tata sangat rapi dan di dominasi warna putih dan abu-abu, bunga di sini cukup bervariasi bahkan lebih banyak jenisnya daripada toko sebelumnya. Siapa itu? Seorang wanita dengan pakaian putih hingga lutut sedang memilih bunga lily, 

"Per-"

DREEET

Ku rogoh saku celanaku dan melihat siapa yang menelfon, 'Jessica' ku angkat atau tidak. Semenjak dia menyatakan perasaannya Ia semakin gencar mendekatiku bahkan Ibuku. Lebih baik tidak, aku berbalik berniat menyapa tapi Ia sudah tidak ada.

"Tuan.."

"Ya," aku menoleh ke belakang pelayan tadi, 

"Terimakasih.." ucapku,

~~~~~~~~~~~~~

Ku taru bunga itu lalu berdoa,

"Siapa sih" gerutuku, ku angkat telfon itu dan menyapanya ketus.

        'Ini Ibu Ali'

"Ibu, maaf aku kira orang iseng. tidak ku lihat namanya"

        'Tidak apa-apa, kamu bisa ke rumah Ibu' 

"Ada apa? Ibu sakit?" tanyaku khawatir,

        'Tidak Ibu ingin makan malam denganmu' jawab Ibu lembut,

"Ya, aku akan pulang cepat Bu." ku masukkan kembali ponselku dan berjalan ke mobilku,

~~~~~~~~

Aku menyesal pulang cepat, karena ada Jessica.. entah kenapa semakin lama aku tidak suka dengannya. Kenapa juga Ibu menerimanya, 

"Ali ayo makan, ini semua buatan Jessica" aku mengangguk dan memakannya tanpa senyum,

"Apa kalian berpacaran?"

"Uhuk..uhuk" aku tersedak mendengarnya dan langsung minum airku, astaga.

"Ibu kami hanya berteman tidak pacaran" ucapku sedikit kesal, Jessica yang tadi selalu senyum sekarang muaram.

"Maaf tante aku ada urusan mendadak jadi aku harus pulang, Permisi" Ia berjalan cepat keluar rumah sepertinya Ia akan menangis,

Plaak

"Aw.." ringisku,

"Kenapa Ibu memukulku?" tanyaku sambil mengusap pundakku yang habis kena pukul,

"Kau menyakitinya, dari tadi Ia tersenyum tapi langsung muram saat kamu menganggapnya teman" aku menghela nafas dan menatap Ibu lembut.

"Ibu, aku tidak menyukainya... dan kami hanya teman"

"Sebelum kamu datang Jessica bilang sama Ibu kalau dia sangat menyukaimu... bahkan mencintaimu"

"Tapi aku tidak, karena hatiku tetap miliki Prilly" aku berdiri dan berjalan pergi,

"Ali, mau sampai kapan kamu seperti ini? Bangkitlah dari keterpurukan" aku tidak merespon ucapan Ibu dan lebih memilih masuk ke kamarku. Benar juga ucapan Ibu.. tapi aku belum bisa bangkit..... Maaf Bu.

~~~~~~~~~~~~~~

M-A-C-E-T, itulah kata yang paling aku benci. Jalanan Ibukota memang ramai, ku edarkan pandanganku mengusir ke bosanan. Indra pengelihatanku menangkap seorang gadis tengah berjongkok memunguti sayuran, aku turun dari mobil berniat membantu.

"Ku bantu" aku memunguti tomat dan wortel yang berserakan dan memasukkannya dalam keranjangnya.

DREEET

Ku angkat telfon itu dan sedikit menjahuinya,

"Aku terjebak macet, aku akan cari jalan pintas" saat berbalik... dia sudah pergi. Ya.. sudahlah, aku kembali masuk ke dalam mobil dan mencari jalan lain.

.

Aku masuk ke dalam galeriku dan duduk di hadapan Galang, Ia sedang asik bermain dengan ponselnya.

"Kau selingkuh?"

"AA!!" aku menjauhinya saat Ia berteriak,

"Kenapa mengagetkanku?"

"Kau terlalu fokus pada ponselmu, sedang lihat apa?" tanyaku menyelidik, Ia berdecit dan menyembunyikan ponselnya.

"Foto anakku, kau lama sekali" gerutunya,

"M-A-C-E-T, kau seperti tidak tau saja" aku membuka laptopku dan melihat file-file pekerjaanku.

"Aku menunggu sekitar 3 jam" gerutunya,

"Maaf Galang" ucapku dengan suara yangku buat sangat manis dan tatapan yang memelas.

"Jangan memandangiku seperti itu, baiklah aku maafkan" aku tersenyum senang, 

"Aku ke toilet dulu" dia mengangguk masih sibuk dengan ponsel dan laptopnya.

Galang POV

Dasar, merusak suasana saja. Ku tatap kembali foto anakku yang sangat lucu,

"Khopi" aku mengangguk dan menyuruhnya menaru di meja, Ia membungkuk sebentar lalu berjalan pergi. Ia mirip.... Prilly.. PRILLY!! aku berdiri tegak dan menatap punggung office girls baru itu. Perasaanku saja atau memang benar?

"Kau selingkuh?"

"Ali!! aku tidak selingkuh!!" gerutuku Dia tertawa jail sementara aku ingin mencekiknya,

"Kenapa kau melihat wanita itu?" aku diam, aku beritahu atau tidak ya?

Aliando POV

Kenapa dia?

"Siapa?" tanyaku, Ia menatapku lalu menatap punggung gadis itu.

"Ia mirip... sudahlah" aku kembali duduk, tapi pikiranku tidak bisa lepas oleh wanita di jalan tadi, wanita di galeriku, dan yang di toko bungu. Aku berpikir mereka satu orang..... dan... mungkin perasaanku saja.

Bersambung...

(Maaf, aku baru terbitin. Kemarin aku tidak punya kuota, jadi bagaimana baguskah? aku harup bagus. Maaf ya kalau ada typo)

Flower LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang