Tak pernah terbayangkan sedikitpun untuk mengenal lebih dalam cinta, lalu alur hidupku mengarahkanku kesana, terjerumuslah aku didalam cinta persahabatan.
Tak ada kata yang bisa terungkap hanya perasaan bahagia yang aku rasakan, dia mengutarakan perasaannya kepadaku kala itu.
Cinta mulai terjalin diantara kita, persahabatan yang mulai berubah jadi cinta ini membuat kisah ini tak sempurna karena kehadirannya membawa luka, dia pergi untuk selama-lamanya.
Senyumku yang selalu terukir diwajah mulai terhempas karena kepergiannya, dia memberikan rasa nyaman, kebahagiaan hingga aku tak pernah merasakan kesedihan lagi, dia membawaku dari titik rendah kesedihan hingga naik sampai ketitik tinggi kesenangan.
Namaku Safira Sanjura , sekarang aku duduk di bangku SMA, lebih tepatnya di SMA Nusa Bangsa Cendikia.
Aku menjalani masa-masa MPLS ku dengan kebungkaman, senyuman tak pernah hadir lagi dalam hidupku, aku sangat terpukul kehilangan sahabatku, walaupun aku tahu kalau hidupku masih panjang untuk dilalui masih banyak impian yang ingin ku wujudkan.
Di kelas 10 MIPA 2 ini aku tak mengenal satupun teman, hingga akhirnya aku menemukan seorang sahabat dekat namanya Elisa Dimora.
Sedikit demi sedikit senyumku mulai terukir kembali di wajahku, karna tingkah konyol sahabatku.
Aku melewati masa MPLS ku dengan membaca novel dan menulis dairyku, dan ternyata Elisa memiliki hobby yang sama dengan ku membaca novel-novel terbaru.
Setiap jam istirahat kita selalu sempatkan untuk membaca buku di perpustakaan, entah itu buku cerita ataupun buku pelajaran.
Pada saat itu, Sekolahku mengadakan penyeleksian membaca literasi, bagi siswa dan siswi yang minat membaca, dan nanti akan di tandingkan dengan sekolah-sekolah negeri lainnya.
Aku dan Elisa memutuskan untuk mengikuti penyeleksian tersebut.
(Menuju ruang guru, untuk menemui wali kelas)"Bu, saya dan Elisa ingin mengikuti penyeksian literasi sekolah". Safira
"Boleh, kalian isi formulir ini dulu yah sebagai pendataan diri untuk di setorkan ke kesiswaan". Bu Gina memberikan selembar kertas
"Iya Bu...". Elisa & safira
"Setelah pulang sekolah, kalian kumpul di aula ruang bahasa yah, nanti akan di pandu oleh pak Jeko selaku guru mapel bahasa Indonesia". Bu Gina
"Oke Bu...". Safira
"Yasudah sana kembali ke kelas". Bu Gina
Setelah selesai mendaftarkan diri, Elisa mengajak Safira ke perpustakaan untuk membaca buku dan memilih buku mana yang akan di literasikan.
"Fir fir... Sini deh".
"Ada apa sih Lis?".
"Itu bukannya kak Rangga?"
"Iyah emang kenapa?".
" Gak papa sih, tapi ganteng banget, dia itu salah satu anggota osiskan fir? Dan dia juga yang ngangkat lo pas pingsan di lapangan itu kan ?"
"Masa? Kata si diva gue di gendong sama kak Yuda".
"Bukan fir, satu sekolah juga tau kali kalo pas Lo pingsan itu yang gendong itu ya kak Rangga".
"Ihhhh kalo gue tau yang gendong kak Rangga, gue bakal...".
"Lo bakal apaan? Jangan macem-macem deh".
"Pokoknya gue gak suka sama dia, dia tuh sombong lis".
"Ya elah fir, orang ganteng mau kamu musuhin!".
(Aku gak habis pikir, kenapa sahabatku bisa sampai kek gitu ya sama cowo sombong kaya dia) dalam benakku.
Segini dulu yah, nanti aku lanjutin.
Ini sebagai pembuka dan awal dari cerita yah.
Kalau ada yang salah tolong koment, maaf baru belajar:) jangan lupa ⭐ yah dibawah.~Sndyoktvya
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
RandomAlur seperti apakah yang aku tulis? Kalian bisa simak ceritanya dan semoga kalian suka:) Selamat membaca readers ... Follow Ig @Sndyoktvya_14