•part 3 [Math Olympiad]

9 4 1
                                    


"Baiklah anak-anak, ibu akhiri pelajaran hari ini. Untuk Tania dan Adrian, ikut ibu ke kantor ya. Ada keperluan sedikit" bu Tika pun mengakhiri penjelasannya hari ini. Fyi, bu Tika adalah guru yang mengajar bidang studi matematika. Adrian tak berhenti tersenyum, pasalnya kali ini ia di panggil berdua dengan Tania.

"Tan, kita romantis ya. Jalan berdua sambil ngikutin bu Tika ke kantor". Tania memutar bola matanya dengan malas. Adrian dari tadi tidak berhenti bicara, selalu aja ada hal yang ia bicarakan. "Tau gak tan-

"Berisik! Lo bisa diem gak sih?"kesal Tania. Adrian mendengarnya hanya tersenyum simpul"kalo gak bisa gimana? Kan gue lagi seneng hari ini bisa jalan sama lu. Kira-kira ngapain ya bu Tika nyuruh kita ke kantor?".

Tania tak menggubris ucapan Adrian, dan ia pun mempercepat langkah nya yang sudah tertinggal akibat Adrian.

"Adinda, tunggu lah kakanda mu ini"teriak Adrian dengan suara yang dramatis.

~~~~


"Duduk"perintah bu Tika. Tania dan Adrian pun duduk di kursi yang telah disediakan. "seperti tahun tahun sebelumnya, tahun kali ini akan ada olimpiade matematika lagi. Kepala sekolah kita menginginkan tahun ini ada perwakilan untuk mengikuti olimpiade ini yang akan dilaksanakan 1 bulan lagi. Ibu percaya sama kalian. Kalian mau ikut kan?"

Tania dan Adrian pun mengangguk bersama. Bu Tika pun tersenyum dan kelihatannya senang sekali. "Saya mah kalo sama Tania ikut apa aja mau buk"tambah Adrian yang lalu mendapat tatapan tajam dari Tania.

Sebenarnya Tania lagi malas untuk mengikuti olimpiade-olimpiade seperti itu. Tapi, ia tak ingin mengecewakan bu Tika kali ini.

"Satu bulan itu waktu yang banyak untuk kalian belajar beberapa materi lagi. Ini bukan hanya di kota Bandung saja, tapi seluruh kota di Pulau Jawa. Jadi, ibu harap kalian dapat belajar semaksimal mungkin"jelas bu Tika.

"Dimana lomba nya buk?"tanya Adrian. "Jakarta Pusat, hari Sabtu nanti"jawab bu Tika. "Selama satu bulan ini kalian akan mendapat jam belajar lebih setiap sepulang sekolah di perpustakaan sama saya. Apa kalian keberatan?"

Bu Tika bukanlah guru killer, ia adalah guru yang baik hati. Yaa, emang sih kalo marah serem juga tapi sejauh ini bu Tika itu baik, bukan tipe yang suka marah-marah.

Keduanya pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan bu Tika tadi. "Ada yang mau di tanya lagi?". Keduanya pun menggeleng lagi sebagai jawabannya.

"Baiklah silahkan keluar, maaf menggaggu waktu istirahat kalian"bu Tika pun mengakhirinya. Segera, Tania dan Adrian menyalimi bu Tika dan pergi meninggalkan kantor guru.

~~~~


Tania dan Adrian berpisah saat setelah keluar dari kantor guru. Tania memilih ke perpustakaan dan Adrian memilih untuk ke kantin.

Tania memilih duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Ia membuka aplikasi Wattpad dan melihat apakah ada perkembangan dari ceritanya, dan ternyata sudah banyak peningkatan mulai dari seen, vote, dan juga followers akun Wattpad nya.

"Bagus"gumam Tania sambil tersenyum. Mood nya membaik setelah melihat perkembangan akun Wattpad nya.

"Eh eneng, senyum-senyum pasti mikirin abang ya?"ucap lelaki itu dengan ke-pd annya. Iya, dia Adrian. Setelah dari kantin, ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan matanya tak sengaja melihat Tania yang sedang senyum-senyum sendiri di bangku ujung.

"Pede lo"ketus Tania. Okeh, mood Tania detik ini juga kacau. Sedikit kesal dengan perilaku Adrian yang menganggu nya sejak kemarin. "Ngapain lo kesini?"tanya Tania tanpa melihat Adrian. "Nemuin bidadari"jawab Adrian polos. "Udah ketemu?"tanya Tania lagi. "Didepan muka gue"

26 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang