Chapter 1: pertemuan

56 9 0
                                    

*Jika pertemuan adalah awal dari sebuah kisah. Maka inilah awalan kisah ku dimulai*

***

Hari ini langit terlihat begitu cerah, menampakkan warna biru nya yang indah. Tepat hari ini pula dimana diriku memulai tahun ajaran baru disekolah baru. Ada sedikit kekhawatiran dalam hati ku, karena tak ada yang ku kenal disekolah baru ini. Pasalnya aku memang bukan berasal dari daerah ini. Namun karena tuntutan pekerjaan ayah yang mengharuskan kita pindah ke kota agar kami tetap bisa bersama.

Jarak dari rumah dinas ayah ke sekolah baru ku tak terlalu jauh. Hanya berjarak beberapa ratus meteran. Yah hitung-hitung menghemat uang jajan, Jadi ku putus kan untuk berjalan kaki. Udara pagi di kota juga terasa begitu berbeda, tak ada angin segar padahal jam masih menunjukkan pukul enam tiga puluh. Suara deru kendaraan saling bertautan, berlalu lalang di samping ku. Dan akhirnya aku sampai di gerbang sekolah baru ku. Sesekali ku hembuskan nafas berat, hanya untuk merilekskan diri. "Mari beradaptasi" kata ku dalam hati.

***

Hari pertama, seperti biasanya diisi dengan kegiatan orientasi. Bagiku ini membosankan, hanya mendengarkan kaka kelas yang mengisi materi. Kini kelas sementara bagi kelompok ku sudah lengang, sebagian sudah pergi ke kantin untuk istirahat. Tak ada yang ingin ku lakukan sejauh ini. Hingga sebuah suara mengejutkan ku, "hai" terdengar dari samping kanan ku, membuat ku refleks menengok ke arah sumber suara itu. Dengan sebuah senyuman iya menatap ku. Hidung mancung, alis tebal yang agak menyatu kanan dan kiri nya, bola mata besar yang sesekali mengerjap, dan rambutnya yang terurai. "Hai... Ko diem aja" sapaannya kembali mengagetkan ku. "Eh iya hai..." Jawab ku sambil menggaruk leher belakang kepala ku yang tak gatal.

"Nama ku Adya Anindita, panggil aja dita" ucap nya sambil menjulurkan tangannya. "A.. aku Zain, Zain Khairullah" balas ku sambil balas uluran tangannya.
"Gak istirahat zain?"
"Enggak kaya nya, masih kenyang".
"Owhh... Sama aku juga hehee... Kamu tinggal dimana?"
Kemudian aku menjawab dengan menyebutkan alamat rumah dinas ayah ku. "Wah kita satu komplek ternyata" kata nya lagi. "Benarkah?" Anggukan kepala nya mengisyaratkan jawaban atas pertanyaan ku.
"Kamu baru ya tinggal di komplek itu? Soalnya aku baru lihat"
"Iya, aku baru pindah beberapa minggu yang lalu"
"Owhh pantesan hahaa... Owya pulang sekolah bareng yuk?"
"Boleh" jawab ku singkat, "oke nanti tungguin aku ya" ujarnya kembali, yang kemudian ku jawab dengan anggukan kepala pertanda aku mengiyakan nya.

Setelah perbincangan singkat itu tak terasa waktu istirahat telah usai. Membuat seluruh siswa baru mengikuti kegiatan selanjutnya.
Waktu terus berjalan dengan pasti. Hingga matahari telah tergelincir condong ke arah barat. Pukul dua siang, waktunya untuk mengakhiri kegiatan orientasi ini.

"Ayo kita pulang zain" sesuai dengan perjanjian tadi aku akan pulang bersama Dita kali ini. Tas ransel berwarna merah sudah berada dipundak nya. Aku pun bangkit dari tempat ku dan mulai beranjak keluar bersama dengan nya.

"Sudah banyak ya teman baru mu?" Tanya Dita mencoba memulai pembicaraan, "lumayan, kalau kamu?",
"Yahh sama saja hehee, karena aku juga sudah punya teman yang tadinya satu SMP dengan ku. Tapi sayang ia beda arah pulang, makanya aku ajak kamu, gapapa kan?"
"Iya gapapa ko, lagi pula teman sebangku ku tadi juga tak satu arah dengan ku"
"Owh... Ngomong-ngomong zain, rumah awal mu dimana kalau boleh tau?"
"Di desa dekat gunung Ciremai, lebih tepatnya di kabupaten Kuningan"
"Wahh... Pasti disana sejuk yah... Ngga kaya disini, panass hehee"
"Hmm iya," jawab ku singkat.

Suasana di kota ternyata memang jauh berbeda dibanding dengan suasana didesa ku dulu. Kini tak ada lagi pepohonan rimbun di kanan kiri jalan. Yang ada hanya tiang-tiang penyangga kabel hitam panjang. Pemandangan yang asing bagi ku.

"Besok mau berangkat sekolah bareng ngga zain?"
"Eh.. ee.. iya boleh"
"Nanti kita ketemu di pos satpam depan komplek yah"
"Oke"
"Sipp hehee... Yaudah zain rumah ku sudah mau sampai tinggal belok kiri lalu dua rumah dari situ saudah sampai deh, kamu masih lurus kan ya?"
"Iya"
"Ihh ko jawab nya singkat singkat mulu sih zainn... Yaudah deh aku duluan ya" sejurus kemudian kulihat punggung nya mulai menjauh dan berbelok. Sedangkan aku hanya tertegun untuk sementara waktu. Menyadari bahwa aku terlihat begitu cuek padanya. Padahal bukan maksud ku seperti itu, hanya saja aku memang tak suka banyak bicara.
"Huuffttt" suara lenguhan ku menghembuskan nafas berat. Yahh mungkin besok aku harus minta maaf padanya.

TBC

Assalamualaikum apa kabar semua semoga baik ya. Ini adalah karya pertama ku yang jauh dari kata baik. Tapi aku akan terus belajar agar lebih baik. Cerita ini juga terinspirasi dari banyak cerita hehee. Kritik dan saran yang membangun sangat aku tunggu yaa... Aku tunggu dikolom² komentar yaa hehee... Jangan lupa vote juga biar aku makin semangat... Terimakasih sudah mau membaca... Tunggu kelanjutannya yaa... Salam hangat untuk kalian semuaaa...

ZainditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang