*Jika waktu terus berjalan dengan tepat dan pasti, maka ku harap kisah hidup ku pun demikian*****
Selepas sholat subuh, aku telah bersiap-siap untuk memulai hari. Rumah dinas ayah ku memang agak jauh dari masjid atau musholla, maka dari itu aku sholat dirumah, tak seperti di desa ku dulu yang hanya berjarak beberapa langkah dari musholla. Tak apa aku akan tetap tersujud kepada Tuhan ku dimanapun aku berada.
Pukul enam pagi sebuah suara memanggilku dari arah ruang makan "zain ayo sarapan dulu nak" seru wanita paruh baya, dan ya dia ibu ku Maidah nama nya. Segera aku menghampiri ruang makan, tercium aroma sedap ketika sampai disana. "Sini nak sarapan, ibu udah masakin nasi goreng sama telur ceplok kesukaan kamu" ujar ibu ku sambil menyuruh ku duduk.
"Heemmm bau nya enak banget bu"
"Yaa... Dihabiskan ya nak"
Jawab ku dengan anggukan kepala.
"Gimana sekolahan baru mu nak? Sudah dapat teman baru?" Ucap ibu ku kembali bertanya,
"Alhamdulilah lancar ko bu, ada beberapa, dan ada anak satu komplek juga bu"
"Wahh siapa nak?"
"Nama nya adya anindita, rumah nya didepan bu ga jauh ko"
"Cewe yah... Yasudah baik baik ya kamu bergaul disini"
"Iya bu" ucap ku dengan mengangguk kepala.Hari ini sesuai dengan ucapannya kemarin, ia telah menunggu ku di pos satpam depan komplek. Lengkap dengan tas gendong berwarna putih kali ini, juga rambutnya yang terurai, dan senyum nya yang sumringah. Dari kejauhan sudah terlihat lambaian tangan nya.
"Maaf lama ya nunggu nya" ucap ku saat sudah berada disisi nya.
"Ngga ko baru... Yaudah yu kita berangkat" sejurus kemudian kami pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki."Hemm... Zain kamu ga malu berangkat bareng sama aku?" Tanya nya memecahkan diam ku.
"Kenapa harus malu?"
"Aku kan cewe, trus aku juga ga sama kaya kamu"
"Maksudnya?"
"Aku bukan satu keyakinan dengan mu"
"Oh... Aku tak masalah dengan itu, karena bagi ku untuk ku agama ku, untuk mu agama mu. Itu yang ada dalam kitab suci ku"
"Ahh... Syukur lah... Ku fikir kamu akan terkejut dengan itu"
Aku menggeleng untuk meyakinkan bahwa aku tak masalah dengan itu. "Oh ya, tentang kemarin, aku minta maaf ya, aku bukan nya cuek atau gimana, cuma karena aku emang ga suka terlalu banyak bicara saja" jelas ku.
"Ah iya nggak apa apa ko lagian aku nya aja yang lebay langsung nge-judge kamu hahaa... Maaf juga ya zain"
Anggukan kepala ku mengiyakan.Setelah beberapa saat kami pun tiba disekolah. Masih dengan kegiatan orientasi karena ini masih hari ke dua disekolah baru ku. Kegiatan orientasi ini berlangsung selama satu minggu hingga dihari Jum'at kemarin kami resmi menjadi siswa sekolah ini dengan adanya upacara penutupan masa orientasi. Aku dan dita satu kelas, dikelas X mipa 3. Teman sebangku ku adalah rian, yang sudah ku kenal dari awal masa orientasi. Lalu didepan tempat duduk kami ada eko dan yuda yang juga sudah menjadi kawan baik ku. Sementara Dita duduk bersama Anita teman yang sudah ia kenal sejak SMP, tempat duduk nya bersebelahan dengan ku.
Hari hari awal memulai pembelajaran berjalan dengan baik. Setiap pagi aku masih berangkat bersama dita. Lalu disekolah pun masih bersama, membuat kedekatan tersendiri diantara kita. Dita, gadis periang yang lucu. Dengan senyuman manis dari bibir tipis nya. Sejauh ini hubungan ku dengan nya baik baik saja walau cara memanggil Tuhan kita berbeda.
***
"Zain ke kantin yu" ajak rian disamping ku, "oh ayo" jawab ku sambil beranjak dari kursi.
"Eh kita ikut yaa" sahut eko yang duduk didepan kursi ku sambil merangkul pundak yuda disampingnya. "Ahh kaya ngga biasa bareng aja pake nanya" jawab rian. "Hahaha yaudah yu ke kantin laper nihhh" ajak yuda sambil memegang perutnya. Kami pun pergi ke kantin. Ternyata kantin sudah penuh dengan siswa lain yang juga ingin mengisi perutnya.
"Duduk dimana kita, udah penuh nihh" ucap rian sambil melihat sekeliling.
"Zain..." Suara seseorang memanggil ku, ah ternyata Dita yang tengah duduk bersama Anita di meja paling ujung. Ia melambaikan tangan mengisyaratkan agar kami bergabung bersama nya. "Kalian duduk sini aja, masih muat ko" ucap nya ketika kami sampai disamping meja nya. "Yaudah deh dari pada gada tempat ya kan, kita ikut ya dit" ucap eko. Lalu dibalas anggukan semangat oleh dita.
"Lo mau makan apa zain?" Tanya rian "aku samain aja lah sama kalian"
"Kamu apa ko, yud?"
"Aku bakso ajalah biar kenyang hehee" jawab eko dengan semangat. "Mana kenyang kalo bakso, aku mie ayam campur lontong aja deh hahaa" sahut yuda "iya deh terserah dasar oerut gentong hahaha" celetuk eko yang telak membuat kami tertawa.
"Yaudah aku juga baso ajalah. Kamu juga bakso ya zain." Ucap rian, Ku balas dengan anggukan mengiyakan."Eh temen-temen hari ini kita jadi kerja kelompok kan?" Tanya dita. "Iya jadi" jawab kami berempat serempak.
"Mumpung semua nya kumpul juga nih, ditentuin aja mau dimana kerja kelompok nya" sahut anita. Ya kami berlima satu kelompok saat ini untuk tugas kesenian. Kami ditugasi untuk untuk membuat karya seni yang bisa diikut sertakan dalam pameran kreativitas siswa.
"Kalau aku dimana aja ayo asal jangan dirumah ku ya, soalnya berantakan hehee... Maklumlah kan aku cuma tinggal sama kaka ku" jawab eko. Ya memang benar eko hanya tinggal bersama dengan kaka laki-lakinya karena orang tua nya sudah lama tiada karena kecelakaan. "Huuu itu mah kamu nya aja yang jorok ko" seru yuda bercanda. "Yaudah gimana kalau dirumah aku aja?" Kali ini dita memberi usul. "Yaudah dirumah kamu aja dit" jawab rian. "Oke selepas sekolah kita ke rumah dita ya" sahut anita. Lalu yang lain mengangguk mengiyakan.TBC
Cuap author:
Halo semuanya... Apa kabar nih??? Semoga baik ya hehee... Mulai sekarang zaindita up setiap malming yaaa (IngsyaAllah:D) doain aja ya semoga bisa Istiqomah (hahaha kaya apa aja Istiqomah:'D) semoga chap ini dapet ya fill nya... Aamiin... Kritik dan saran yang membangun sangat saya tunggu ya hehee... Jangan lupa vote nya juga... Share juga biar temen-temen yang lain baca zaindita yaaa... Okee see you again gaess:) <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaindita
RomanceKita tahu perbedaan terbentang jelas antar kita. Meski demikian kita tatap melangkah bersama. Aku yakin, hakikat cinta adalah menyatukan semua perbedaan. Kita setuju akan hal itu. Karena bagi ku, Tuhan tak akan pernah membuat perbedaan jika hanya de...