Hujan turun beriring gemuruh petir seakan mengamuk, padahal sebelumnya matahari bersinar dengan teriknya.
Bagaimana, apa bisa?, atau kenapa bisa?!
Membingungkan
Sama seperti seseorang misterius yang duduk dikursi ujung kelas sana, yang setiap hari nya menghabiskan waktu sendirian jika tak ada kepentingan dengan orang lain.
Namun ada seseorang yang mulai penasaran dengan orang itu
‘dia kenapa sih??’
“Woii Elvya!!” kejut seseorang
“Ekh anjay! kenapa sih ngagetin” protes nya
“Santai ah lebay banget, eh btw dari tadi aku liat kamu sering nengok-nengok belakang. Ngeliatin apa?Hyunjin?!”
“Hussh, jangan keras-keras dong ngomongnya Sally”
“Lha, kenapa. Kamu suka Hyunjin, El?” tanya teman lekatnya terkaget-kaget
“Pala bapak khao” juteknya
“Iya terus?”
“Kamu sadar gak kalo Hyunjin itu aneh?!”
“Iya sih sadar” “Trus ngapain kamu tadi liatin dia El?”
“Gini deh Sal, yaa aku heran aja sih sama dia kok betah aja sendiri, gak ada niat temenan sama orang lain gitu”
“Yaudah temenin sana deh El” goda Sally diiringi kekehannya
Teng! teng! teng!!! bell pulang sekolah pun berbunyi
“Aku mau ngumpulin tugas dulu, duluan aja Sal kamu udah dijemput papa kamu tuh”
“Ooke deh, maaf yaa. Aku duluan. Jangan lupa besok makalah kelompok kita dibawa lagi yaa. Semangat ketua kelas, daah” ucap Sally meninggalkan temannya itu
“Okhey okhey, daah” lambainya juga
Setelahnya Elvya berjalan keparkiran seraya menunggu hujan reda, maklum lah Elvya bukan anak kalangan high class yang naik turun mobil, lagian rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah jadi pikirnya lebih baik kalau bersepeda saja, hitung-hitung sambil berolahraga.
Hari sudah mulai gelap, anak-anak sekolahnya hampir pulang semua dan sialnya hujan ini tak memberi tanda-tanda akan reda.
“duh, kalo pulang sekarang makalah bisa basah, yaudah tunggu bentar lagi deh” gumam Elvya sambil mengusap tangan nya yang mulai kedinginan
“Lah Hp aku mana?” bingung Elvya saat sadar Hp tidak ada dikantong nya
“Astaga!dilaci”
Tak bertele-tele dia pun berlari menuju kelasnya yang lumayan ujung disekolah“Untung aja kelas belum dikunci” leganya saat sudah mengambil Hp dan berjalan kembali menuju keparkiran
Tiba-tiba sebelum sampai tujuannya ia mendengar suara teriakan mencurigakan dari arah gedung lama disamping kelasnya
Elvya adalah orang yang penakut namun rasa penasarannya lebih besar dari perasaan takutnya. Dengan langkah ragu-ragu ia berjalan memeriksa sekitar gedung dan suara itu semakin jelas berasal dari salah satu ruangan dengan cahaya remang.
Berhasil menemukan apa yang dicari, namun betapa terkejutnya dia melihat seorang siswi persimpah darah segar mengucur deras dari leher dan dada nya. Agak samar terlihat seorang pria menjilati darah tersebut dengan lahapnya.
Bahkan tak segan sesekali menusuk-nusuk dan mengoyak kembali dada korbannya seakan ingin mengeluarkan jantung siswi tersebut
“akhh” pekik Elvya sambil membekap mulutnya sendiri tak sanggup dengan apa yang sedang ia lihat sekarang
Suara itu membuat pelaku menengok kearahnya dan lagi-lagi hal yang membuat nya terkejut tak percaya yaitu si pria, sang pembunuh,
ialah teman sekelasnya...
Keringat dingin dan tubuhnya bergetar hebat, rasa sesak didada dengan bersamaan penglihatan yang mulai kabur. Perlahan si pria mendekatinya dengan seringaian bejatnya yang masih bisa terlihat walau samar oleh Elvya
“Hhun, Hyunjin?” gumam Elvya sebelum benar-benar kehilangan kesadaran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloodied Moond|00Line
Fantasia[darah . kematian . permata . bulan] Percayalah kita pernah bersama dimasalalu. Dan ditakdirkan tetap begitu, untuk sekarang dan yang akan datang. J.H.B