Aleandra yang dingin berubah menjadi Aleandra yang hangat, tatapan matanya yang dingin berubah menjadi lembut dan teduh, dia sudah tidak kaku lagi menunjukan perhatian bahkan tingkah konyol dan manja dihadapan Keyshia, namun jika diluaran dia akan kembali menjadi Aleandra yang dingin dan tak tersentuh oleh apapun meski diluaran sana banyak yang merayu, dia tidak perduli dan selalu mengabaikannya.
Aleandra dan Keyshia sedang bersantai di gazebo belakang rumah, Keyshia yang tidur-tiduran dengan paha Aleandra yang menjadi bantal kepalanya sedikit manyun kesal karena Aleandra mengabaikannya dan lebih memilih membelai iPad kesayangannya dari pada Keyshia.
"Ale, sampai kapan kerja terus?" rengek Keyshia.
"Sebentar lagi ya," jawab Aleandra.
"Sebentarmu bisa berjam-jam Aleandra Karenina Wijaya," kesal Keyshia.
Aleandra yang mendengar namanya dipanggil secara lengkap langsung mematikan iPad yang dia pegang dan segera menaruhnya dimeja, dia sangat tahu jika gadis yang tiduran di pangkuannya ini sudah menyebut nama lengkapnya pertanda dia sudah sangat kesal.
Aleandra menatap Keyshia dengan senyum yang mengembang diwajahnya, tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Keyshia.
"Nih udah gak kerja lagi,"
"Cium,"
Aleandra menunduk dan mengecup bibir Keyshia singkat yang langsung membuat Keyshia tersenyum dan membalas mengecup kening Aleandra.
"Ale, aku gak mau kerja lagi,"
"Loh, kenapa? bukanya kamu yang ngotot pengen kerja terus,"
"Gak mau di godain om-om genit tamu hotel sama itu tuh tatapan mereka yang tahu aku satu rumah sama kamu, seolah aku memanfaatkan keadaan,"
"Kenapa diperdulikan, hhmm?"
"Risih Ale,"
"Jadi gimana? deal gak kerja lagi?"
"Iya, tapi kamu gak akan usir aku kan kalo aku gak kerja? terus uang jajanku gimana kalo aku gak kerja?"
"Gak akan aku usir, masalah uang jajan kamu gak akan kekurangan aku masih sanggup jajanin kamu meski satu mall kamu beli langsung,"
"Kumat sombongnya,"
"Memang begitu adanya sayang,"
Begitulah mereka, saling melempar panggilan sayang namun tidak ada ungkapan sayang untuk mengikat atau bisa disebut tidak ada acara tembak menembak semua mengalir begitu saja, karena mereka sudah tahu bagaimana perasaan masing-masing dari bentuk perhatian yang secara langsung mereka tunjukan.
"Oh iya baby, itu kartu kamu masih sama aku,"
"Pegang aja, itu khusus aku buatkan untuk kamu,"
"Ih nanggung masa platinum sekalian aja dong black card biar kek artis-artis Korea itu tuh,"
"Dikasih hati minta ampela sama jantung ya gini,"
"Enak tau ampela sama jantung,"
"Eh jadi pengen makan pecel ayam sama pete, Key,"
"Aku tak menyangka muka bule tapi doyan pete, tapi enak sih, kuy ke warung cak Wanto,"
"Let's go,"
Keduanya berjalan beriringan memasuki rumah untuk berganti baju dan kini Keyshia satu kamar dengan Aleandra tapi tidak dikamarnya melainkan dikamar milik Aleandra yang luasnya dua kali lipat dari kamar Keyshia.
Malam itu mereka berjalan-jalan mengelilingi kota, tidak ada tujuan pasti hanya saja mereka ingin menghabiskan malam bersama-sama meski mereka selalu bersama tetapi ada rasa kurangnya waktu berdua terlebih Aleandra yang super sibuk, oleh karena itu saat ada waktu berdua Keyshia tidak mengijinkan Aleandra mengerjakan tugas-tugasnya, bukan untuk bersikap egois dia hanya ingin Aleandra benar-benar istirahat dan refresh tubuh juga otaknya agar tidak memikirkan pekerjaan yang tidak ada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate you, I love you (Complete)
Teen FictionAku membencinya, sekaligus mencintainya Cerita 21+ ya mohon bijak dalam memilih bacaan