nikamati

4 0 0
                                    

hentak kaki injak injak bumi
berpijak susuri hari
apa yang menjadi ekpektasi
biarkan berteduh dinaungan ilahi

terpeleset hingga sedikit memar biasa
yang tak biasa itu jatuh lalu rapuh dan lalu lumpuh tak lari setidaknya jalan perlahan
lelah? berhenti sejenak kou perlu hela untuk menunda sebelum nanti kou kembali berkuda menitik asa dalam setiap rajutan perkara yang kan  membuat mu terus berusaha mencoba untuk bisa

tabah dari apa yang membayangi dari pundakmu mungkin sulit dan bahkan kou harus memilah bersama bayang- bayang tak terlupakan
biarkan ia terus menepuk hingga nanti saatnya kou terngiang ia adalah pelajaran berharga bagimu, tak perlu kou cambuk keras geram menghempas biarkan ia membayangi asal jangan membebani seiring berjalanya waktu ikhlas akan menuntunmu untuk bangkit bukan menggusur layaknya ekpektasi

tabah untuk bisa, ya bisa terus berjalan tanpa keluh dan sikesah itu terus menggandengmu kejurang nestapa tapi menarik dan berhenti mengulur benang-benang asa itu, benar yang itu yang bisa kou tatap jelas bahkan satu jengkal dari kening jika kou benar-benar yakin dan percaya pasti bisa

berterimakasihlah pada semesta sebagai perantara maha pencipta ia ajarkan kou lapang dada bahkan ketika kou  ingin memutus asa namun membuatmu terus bisa, kadang ia memang mempecundangimu dan istimewanya ia kadang membalut luka memberesihkan lara dari debu-debu fana kala kou jera. bahkan mengajakmu seloah berpesta bersua dalam tawa yang tak lagi luka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

prasasti nalarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang