three

39 6 0
                                    

Kriingggg!

"Sampai di sini dulu pertemuan kita kali ini. Pr nya di kumpul Minggu depan ya." Kata Bu Rena pada anak-anak kelas 11 IPA 2.

"Yeyy!" Seru senang semua siswa.

Kelas mulai sepi karena banyak siswa mulai berhamburan ke kantin. Tapi tidak dengan Vaira, biasanya kalo jam istirahat Vaira pergi ke perpustakaan, tidur di pojokan.

"Lo nggak ke kantin?" Tanya Jeromi pada Vaira

"Gak" jawab Vaira seadanya.

"Emang Lo nggak lapar?" Tanya Jeromi lagi.

"Gak"

"Wajah lo pucat banget, Lo sakit?"

"Gak"

"Bisa gak, jawaban Lo gak gak terus?"

"Gak usa kepo"

Tanpa aba-aba Jeromi menarik tangan Vaira dan membawanya ke kantin. Sepanjang koridor mereka menjadi pusat perhatian anak-anak.

"Lo apa-apaan sih, lepas gak" kata Vaira

Tidak ada balasan dari Jeromi. Vaira pun pasrah dengan Jeromi.

"Duduk" perintah Jeromi. Jeromi membawa Vaira ke kantin dan sukses menjadi pusat perhatian siswa siswa di kantin.

Siapa sangka? Seorang laki-laki tampan dengan rahang yang kokoh, alis tebal, rambut sedikit ikal tapi terlihat sexy, lesung Pipit, bibir merona, menarik tangan cewek yang di jauhi satu sekolah bahkan tidak ada yang mau berteman dengan nya.

"Eh itu murid baru ya? Kok baru keliatan?"

"Kok si cowok mau aja pegang tangan Vaira sih"

"Vaira menang banyak tuh"

Dan masih banyak lagi kritikan kritikan siswa lainya. Vaira yang merasa risih menjadi pusat perhatian, melepaskan genggaman tangan Jeromi dan berniat pergi dari kantin.

"Eh mau kemana? Gue suruh Lo duduk bukan keluar kantin"

"Gue gak mau makan"

"Lah? yang nyuruh Lo makan siapa? Orang gue suruh Lo duduk doang" jawab Jeromi dan membuat Vaira jengkel.

"Bodo amat" kata Vaira meninggalkan kantin dan pergi ke perpustakaan. Jeromi yang merasa di abaikan kembali mengejar Vaira. Jeromi melihat Vaira berhenti berjalan sambil memegang dadanya. Jeromi mempercepat langkahnya.

Vaira merasakan sakit di dadanya. Ini bukan yang pertama kali, tapi sudah berkali kali. Biasanya, kalo dadanya mulai sakit, Vaira meminum obat yang selalu di bawahnya kemana mana. Tapi, kali ini Vaira tidak sempat membawa nya karena obat itu ada di dalam tas Vaira.

Vaira sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya. Tiba-tiba ada seseorang yang mengangkatnya ala bridal style dan membawah Vaira ke UKS. Vaira mengenal orang yang mengangkatnya. Yap Jeromi.

Di sudut lapangan, seseorang meliat semuanya dengan wajah tanpa ekspresi. Tapi di dalam hatinya yang paling dalam, ia merasa khawatir melihat Vaira kesakitan.

                                      
                                        •••

Jeromi menidurkan Vaira di ranjang UKS. Vaira kelihatan sedang menahan sakit.

"Kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Jeromi khawatir.

"Tolong ambilin obat di tas gue" mohon Vaira sambil memegang dadanya yang terasa semakin sakit. Jeromi tidak tega melihatnya.

Jeromi berlari membuka pintu UKS dan pergi menuju kelas. Setelah mendapatkan apa yang di cari, Jeromi berlari menuju UKS.

"Ini" ucap Jeromi sambil memberikan obat yang Vaira bilang tadi. Vaira langsung meminum obat itu. Rasa sakit di dadanya sudah tidak sesakit tadi.

"Gimana? Masih sakit?" Vaira melihat kekhawatiran di mata Jeromi. Vaira hanya menggelengkan kepalanya tanda ia sudah tidak merasakan sakit.

"Istirahat gih, gue mau beli makanan dulu" kata jeromi berjalan keluar UKS. Vaira menahan tangan Jeromi. Jeromi menoleh ke arab Vaira dengan kerutan di dahi.

"Terima kasih"




Yey part 3nya udah selesai!:)

Jangan lupa vote and comment ya guys:)

See you next part.

l i f e Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang