Chapter 5 : Antara Dilema & Gengsi

5 1 1
                                    

BAB V : ANTARA DILEMA & GENGSI

"Kadang hati udah jawab, cuma gengsinya aja yang bikin ribet. Hubungan itu masalah hati antara dua orang, ngapain dibikin ribet sama omongan orang? Ini kan tentang kebahagiaanmu, bukan mereka."

Pelajaran olahraga biasanya menjadi ajang para cowok untuk pamer kemampuan mereka. Biasalah, beberapa dari mereka cari perhatian saking lamanya men-jomblo karena standar para cewek sekarang yang makin tinggi, semenjak oppa-oppa Korea bertebaran dimana-mana. Berbeda dengan Elena, dia benci dengan aturan sekolah yang mengharusnya rambut para ceweknya diikat selama pelajaran olahraga. Alasannya sepele, dia merasa terganggu jika harus mendengar siulan para cowok. Apalagi jika pemanasannya lari keliling lapangan dan sialnya dia menjadi salah satu korban jahil Abed, salah satu teman Michael hingga berakhir di ruang BK. What a bad day!

            Saat jam olahraga telah selesai, Elena terbelalak melihat shortnya yang berada tepat di atas LCD proyektor gantung. Abed kira itu short Michael karena Elena meninggalkan tote bag baju gantinya di atas meja Michael. Tadi, Elena keluar sejenak membeli es teh bersama Felly di kantin. Dia ingin melegakan tenggorokannya yang kering karena terpapar panasnya matahari di lapangan. Tapi, saat kembali ke kelas dia malah melihat para cowok yang lempar-lemparan short hitam miliknya. Akhirnya short itu berakhir di atas LCD proyektor gantung.

            Miss Jeki, guru PKn yang masuk sambil membawa barangnya malah kejatuhan "benda keramat" itu. Beberapa siswa-siswi yang masih di kelas ricuh menahan tawa. Miss Jeki yang mengambil short dengan kedua jarinya dan menatap jijik. Bekas lipstick merah delima Miss Jeki yang menempel di short membuat sekelas lebih gaduh dengan ledakan tawa.

            "PUNYA SIAPA INI?"

            Sekelas yang tadinya gaduh langsung diam seribu kata. Tak ada satu pun yang berani menatap tatapan killer Miss Jeki. Miss Jeki menghela napas panjang dan mengecilkan volume suaranya, "Punya siapa ini? Nggak akan saya marahi kok!"

            "Sa-saya, Miss." ujar Elena yang memberanikan diri mengacungkan jarinya.

Miss Jeki mengerutkan dahinya bingung menatap kedua orang yang mengacungkan tangannya bersamaan. "Laah, yang bener ini punya Michael apa Elena?"

            "Punya saya, Miss." sahut Michael sambil membelalak dan mengangkat alisnya ke arah Elena seolah memberi kode. Michael memang berniat untuk menggantikan hukuman Elena. Dia merasa bersalah karena ulah Abed. "Kerjaan'e kowe to!" bisik Michael yang menyenggol Abed dengan bahunya. "Mirip koyo nggonemu. Sorry, Bro!"

            "Punya saya kok, Miss." ujar Elena masih bingung dengan kode Michael.

            "Aduuuh! Udah deh, kalian berdua ke BK barengan aja."

            "MODUUUS!" teriak para cowok serempak. Untungnya, beberapa siswa-siswi masih mengganti seragam mereka sehingga Elena masih bisa menahan malu dengan ejekan para cowok yang memenuhi kegaduhan kelas.

Selama turun tangga ke ruang BK, Elena mengamati penampilan Michael dari atas ke bawah. Emang beneran bad boy yaa. Bukan cuma di novel aja. batinnya. Lelaki yang merasa diperhatikan oleh gadis di sebelahnya langsung melirik dan mengangkat alisnya. "Nakal di SMA tuh nggak papa, asal jangan telat nakal. Aku juga nggak cari masalah di sekolah, percaya nggak? Ngajak berantem aja di luar sekolah. Mukamu nggak usah tegang kalo kena hukuman, Eeel. Anggep aja ini kenangan terakhir sekolahmu. Nakal-nakal dikit, it's okay laah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nano-Nano RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang