Hilang

353 24 3
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membangunkan ku, aku mencari handphone dengan mata yang masih tertutup.

Pintu kamar terbuka dan munculah sosok Asya dengan setelan kerjanya.

"Lo gak kerja?"

Aku menggeleng

"Makanan udah gue siapin di dapur, jangan lupa di makan. terus cuci piringnya kalo udah"

"Ini kamar gadis astagfirullah kaya kandang kambing, Za sekali sekali Lo beresin kamar kek. Handuk kalo abis di pakai ya di jemur jangan asal naroh aja. Liat noh halaman rumah, rumputnya dah panjang gantian dong masa gue Mulu yang ngurus ni rumah. Lo kira gue Babu Lo apa!"

Demi apapun ocahen Asya sudah membuat rasa kantuku hilang.

asal kalian tau. mulut asya sibuk memarahiku tapi  kedua tangannya juga bekerja  membersihkan kamarku, ocehan Asya itu udah bak Asupan di pagi hari.

Asya. untuk sementara dia tinggal bersama ku karena suaminya yang bernama Alvin sedang ke luar negri untuk mengurus bisnisnya. Alvin menitipkan asya padaku karena dia sedang hamil, yap betul, rumahku jadi tempat penitipan ibu hamil.

aku harus mengingatkanya untuk cek kandungan, minum susu ibu hamil, melarangnya melakukan ini itu karena takut kenapa- napa. dan setiap hari aku harus lapor kepada Alvin jika tidak alvin akan terus menorku.

"sya. jangan salahin gue kalo anak lo nanti mirip gue"

Asya menatapku tajam,seolah keluar laser dari matanya.

"kalo pintarnya gak masalah sih"

"Udah sana berangkat tar kesiangan" hari ini ada jadwal yoga,tadinya aku akan mengantarkan asya,tapi asya menolak. karena dia akan berangkat bersama temannya.

Asya menghembuskan nafas kasar. "kalo bukan karena ada pelatih yang ganteng males banget gue berangkat za."

"idih"

"idihh idihh lo kalo liat dia juga kesemsem. dah gue mau berangkat assalamualaikum"

"Waalaikumsalm hati-hati"

Aku sangat bangga melihat Asya sudah seperti sekarang. Banyak sekali yang telah ia lalui, dulu Waktu Asya Masih SMP ia selalu mencari alasan untuk bisa main ke SMA Darwata, bahkan ada beberapa temanku yang mengenalnya, salah satuya Vika, ia jadi akrab dengannya karena terlalu sering melihat asya.

Aku tersenyum dan mencoba mengingat kembali kenangan itu

                                                                           ****

"Itu artinya dia suka Lo begoo"

"Kenapa Lo menyimpulkannya begitu?" Ucapku terheran-heran.

Vika mengacungkan garpu yang ada di tangannya padaku." Tiap lo ada masalah selalu ada alex di samping lo untuk membantu lo. gue aja yang temenan udah lama sama lo kadang gak tau kalo lo gak baik-baik aja, tapi Alex. tanpa lo ngomong pun dia selalu tau kalo lo lagi gak baik-baik aja"

"gue sebut lo dungo za, Bisa- bisanya  murid kelas unggulan oon  kalo masalah cinta sih"

Ingin rasanya aku menjitak kepala Gadis kecil di sebelahku ini.

"Lo gak bosen terus-terusan ke Darwata?"
Tanyaku pada Asya.

"otaknya udah terisi penuh dengan belajar dan belajar, beda gak kaya lo sya. kalo bisa di lihat ya isinya tuh cuma cinta cinta dan cinta" ujar vika

Dear AlexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang