Bermula dari Do'a✔

25 2 1
                                    

cinta adalah kata hati
tak cukup mata untuk hati bertaut
cinta juga butuh ketulusan do'a

____________

Naura Fakhira Alraen, tiga kata yang begitu bermakna bagiku. Aku tidak pernah menyangka nama itu sekarang mampu menjatuhkan tetes air mata haru dan bangga dari kedua orangtuaku. Moment yang paling aku nantikan sepanjang hidupku dan berhasil aku wujudkan. Hari ini tepat hari kelulusanku, puncak dari kerja keras yang selama ini ku bangun. Empat tahun berlalu, semua rintangan, hantaman gelombang dan rasa letih luar biasa yang ku hadapi kini berbuah status sarjana di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.

Tak kusangka hari kelulusanku bisa dihadiri oleh orang-orang yang kusayangi, tak sia-sia aku menabung untuk hari tersebut agar orangtuaku bisa datang melihatku, bahkan aku juga bisa membiayai tiket pesawat Nahla adikku. Dan sangat tidak disangka lagi kelima sahabatku rela menghabiskan uang dan menyempatkan waktu untuk datang dihari kelulusanku.

Lengkap dengan toga wisuda, aku berjalan menaiki panggung setelah namaku dipanggil. Pandanganku sesekali mengarah ke arah kedua orangtuaku yang duduk dibarisan para tamu. Air mata ku menetes melihat rasa haru dan bangga kedua orangtuaku dan adikku Nahla yang terus sibuk mengarahkan kamera ke arahku. Sementara kelima sahabatku sedang menunggu di luar karena tak bisa memasuki gedung.

Setelah acara wisuda selesai, kami berfoto sebagai dokumentasi hari kelulusanku dengan keluargaku dan sahabatku yang menyempatkan diri datang jauh-jauh ke Mesir. Setelah dokumentasi selesai keluargaku pulang, aku tidak ikut mengantar mereka pulang ke hotel karena ingin mengadakan perpisahan bersama teman-temanku dan ayah telah mengizinkanku. Aku kembali menuju tempat kelima sahabatku yang sejak tadi menungguku. Mereka adalah teman seangkatanku di Aliyah sekaligus sahabat yang selama ini ikut membantuku mendapatkan hari yang tak terlupakan ini.

Tiga perempuan berhijab panjang itu memelukku erat. Dan laki-laki dibelakang mereka ikut mendekat ingin melakukan hal yang sama, namun dengan cepat Diandra yang melihatnya mencegah dengan suara melengking miliknya.

"Stoop! Bukan mahrooom!!" teriak Diandra, seketika aku, Hannah dan Aisha melepas pelukan kami dan refleks menutup telinga.

Adam dan Dhenis berhenti ikut menutup telinga mereka.
"Yaelahh.. Kita cuma bercanda kali!" sanggah Adam.

"Lagian gue tadi cuma mau meluk Aisha doang" sambungnya lagi, menarik Aisha dan merangkul pinggangnya.

Aku dan Hannah menggelengkan kepala menahan tawa melihat Diandra menahan malu sekaligus amarahnya. Memang tidak ada masalah jika Adam hendak memeluk Aisha karena mereka telah mengikat jalinan halal sejak tiga bulan lalu.

"Terus lo mau nyangkal juga? Mau alesan meluk siapa lo jomblo?!" sarkas Diandra tepat pada Dhenis yang statusnya masih menjomblo hingga saat ini.

"Gue murni becanda" ucap Dhenis melakukan pembelaan.

"Ehh udah dong.. kalian mau sampe kapan gitu terus? Dari awal kuliah sampe Nau wisuda gak pernah tenang" tukas Hannah membuat Diandra menggaruk pipi tirusnya dan cengengesan merasa bersalah.

"Ahh maaf yaa Nau, akibat dua cecunguk ini, bising deh hari bahagia loh, udah bahagia lo belum maksimal karna masi jomblo, dibikin ribut lagi gara-gara mereka.. maafiinn yaa, selamaat yaa sayangkuu" ucap Diandra dan memelukku erat.

"Iyaa tenang aja deh gak masalah kok, gue malah seneng karna ada hiburan tambahan hehe"

"Gue juga minta maaf ya Nau, semoga moment bahagia lo berlanjut dengan habisnya masa kejombloan lo" Adam menyerahkan bouqet bunga yang sedari tadi dipegangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In MedinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang