Empat

261 15 4
                                    

Veve POV

Aku sangat menyayangi Rakha. Setiap malam, aku selalu memberitahu bulan tentang ini. Entah seberapa bosan bulan sekarang mendengarkan omongan yang sama keluar dari mulutku. Aku merasa beruntung bisa mengenalnya, dan bahkan bisa menjadikannya milikku. Dari apa yang aku lihat, dia merupakan sosok pria yang dewasa, pria yang tak akan pernah kasar pada wanitanya, pria berhati lembut meski kadang ego menguasainya. 

Sejak dahulu hingga sekarang. Apa yang ia kerjakan selalu membuatku bangga. Terkadang, ia hanya mencurahkan pola pikirnya yang dewasa padaku saja sudah cukup mengagumkan bagiku. 

Ia bisa membuatku merasa bahagia dan sedih dalam satu waktu. Aku bahagia bisa memilikinya, namun disaat yang sama aku juga merasa sedih ketika mengetahui bahwa dia dikelilingi banyak teman wanita.

Tapi tak apa. Memiliki banyak teman sama saja dengan memiliki banyak koneksi. Posisi ku disini selain wanita pencemburu, adalah wanita yang cuek terhadap lawan jenis kecuali kekasihku sendiri.  Terkadang ketika sedang merasa cemburu karena teman wanitanya, aku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu. Bagaimana jika aku mencoba untuk terbuka juga dengan teman priaku? Apa aku lebih bisa bahagia jika memiliki banyak teman pria?  Tapi tetap saja aku merasa ini tidak benar. Aku merasa aku akan tidak menghargai pasanganku ketika aku terbuka dengan teman priaku. Mungkin ini sudah menjadi prinsipku dalam berhubungan. Sebisa mungkin aku harus menjaga perasaan kekasihku. Aku tahu, perasaan Rakha sering terluka. Tapi setidaknya itu karena ulah sikap dan sifatku, bukan ulah kedekatanku dengan teman priaku.

Aku mulai membiasakan diriku dengan lingkup hidupnya. Tak jarang teman wanitanya memberi julukan macam-macam terhadap kekasihku. Aku terganganggu dengan hal itu. Karena dalam prinsipku ketika berhubungan, aku hanya bisa menggunakan julukan 'sayang,beb' dan sebagainya hanya kepada priaku, bukan teman priaku. Tapi lagi-lagi kembali pada mindset awalku, mungkin itu hanya prinsipku, bukan prinsip mereka.

Ketika aku membangga-banggakan dirinya di depan teman wanitaku, reaksi mereka beragam. Mulai dari reaksi terkejut karena mengetahui bahwa aku menjalani hungan LDR, dan reaksi iri hati ingin memiliki kekasih seperti priaku. Mereka bilang hubunganku dengannya berjalan mulus. Tetapi nyatanya mereka tidak tahu bagaimana keadaan yang sesungguhnya. Pada hubungan yang terlihat bahagia, pasti menyimpan perjuangan yang cukup berat terhadap dua insan yang menjalaninya.

To be continue, stay healthy everyone!<3

Keep smiling! it's beautiful.

Thank you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Kamu dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang