MY SECRET GUARDIAN |7| |AS LONG AS THERE IS NO HIM|

56.4K 3.7K 15
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

"Selamat datang, Mr. Hernadez."

Veina langsung membeku mendengar nama itu. Matanya mengerjap tidak percaya, marga itu tidak hanya dimiliki ayah dari janinnya, kan?

"Perkenalkan, beliau adalah Alexander Hernadez, salah satu pemegang saham hotel ini dan akan membuka restorannya di VH Hotel."

Darah Veina berdesir seketika. Secara spontan, ia memegang perutnya. Mata hitamnya mengerjap, mencoba menahan air matanya begitu sedikit ingatan malam itu kembali mengusiknya. Ia mengatupkan mulutnya keras untuk menahan ekspresinya, terlebih ketika suara Calvin kembali terdengar.

"Mr. Hernadez, wanita ini adalah Veina Collins, manajer umum VH Hotel. Anda dapat berdiskusi dengannya terkait restoran Anda, termasuk acara pembukaannya."

Begitu matanya bertemu dengan mata Alex, Veina hanya bisa segera menyembunyikan wajahnya dan meremas dress-nya erat.

"Alexander Hernadez."

Ketika suara lembut nan maskulin tersebut mengalun indah di pendengarannya, Veina menutup matanya erat dan menggigit bibirnya. Sudah berapa lama ia tidak mendengar suara itu? Kenapa rasa rindu tetap ada meskipun ingatan malam itu belum hilang?

Veina meneguk ludahnya sendiri sebelum menarik napas. Untuk menjaga profesionalitasnya dan menghindari kecurigaan, ia berbalik sedetik kemudian.

Namun, Veina hanya bisa menggigit pipi dalamnya untuk menetralkan ekspresinya begitu ia bertatapan dengan mata biru yang memancarkan tatapan lembut itu. Alex masih sama. Pria itu tetap tampan, lembut kepadanya, dingin kepada orang lain, dan pria itu tetaplah Alex yang ia rindukan, sekaligus pria yang menyakitinya begitu dalam. Dan Veina sendiri masih sama. Jantungnya berdetak kencang, namun sekarang dengan sebersit rasa sakit.

Benar, pria di hadapannya saat ini adalah Alexander Hernadez, ayah dari anaknya.

Saat tatapan Alex turun ke perutnya, Veina mengulurkan tangannya agar tidak terhanyut semakin jauh. Mulutnya hendak terbuka untuk menyambut sapaan Alex, tapi urung karena pintu terbuka dan Lila masuk dengan tergesa-gesa sambil menunduk hormat.

Sambil menatap Lila heran, Veina menurunkan tangannya. Dalam hati, ia berterima kasih kepada asistennya yang melangkah mendekat itu.

Lila menunduk sopan. "Mr. Mario Wheeler sudah sampai, Miss."

Mata Veina melebar. "Apa?" ucapnya terkejut sembari spontan berdiri sehingga perutnya yang sudah kram sejak kemunculan Alex menjadi semakin kaku. Wanita yang berdiri tidak seimbang itu reflek meringis dan tubuhnya sedikit oleng.

Alex menahan pinggang Veina dengan mesra. Alhasil, aksinya itu membuat dirinya menjadi pusat perhatian dan tatapannya bertemu dengan mata hitam Veina yang menatapnya terkejut dalam jarak dekat. "Hati-hati," ucapnya lembut, memilih mengabaikan pria di belakang Veina. Sedetik kemudian, ia menurunkan tangannya dengan tidak rela saat Lila bergerak membantu Veina.

Veina mengangguk kikuk. "Thanks," cicitnya sebelum beralih menatap Lila tegas. "Bukankah dia akan sampai sore hari?"

Lila menggeleng pelan pertanda ia tidak tau.

My Secret Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang