Kemilau surya sedang menjajaki angkasa, memacu keringat untuk terus membasahi pori-pori. Seorang anak laki-laki berbadan tegap muncul dari sudut dan berdiri tepat di tengah lapangan. Sesaat setelahnya kepala sekolah berjalan diikuti seorang siswa lainnya kemudian berhenti di belakang podium upacara. Serangkaian kegiatan upacara senin berikutnya dijalankan seperti pada umumnya. Semua orang terlihat acuh dan sibuk berbincang dengan yang lainnya, hingga saat kepala sekolah mengumumkan hal tentang pameran seni tahunan membuat seisi sekolah yang tadinya riuh menjadi bergeming. Ya, pameran seni tahunan merupakan acara yang paling ditunggu-tunggu karena setiap kelas akan berlomba-lomba menunjukkan aksinya mulai dari paduan suara, teater, fashion show, dan kegiatan seni lainnya yang dilaksanakan selama satu minggu beruturut-turut.
Aku tak terlalu peduli dengan pameran seni itu karena seperti biasanya aku hanya akan tampil sebagai paduan suara yang memang diikuti satu kelas. Bukannya aku tidak suka, tetapi paduan suara kelas kami pasti akan dipandu oleh Kila, si anak menyebalkan yang bersikap bossy. Aku mengakui memang ia memiliki vokal yang paling baik diantara anak lain dikelas, tetapi bukan berarti ia bisa seenaknya saja mengatur dan menekan seseorang seperti halnya tahun lalu, saat latihan, suara Anna sedang tidak baik karena radang tenggorokan yang dideritanya. Kila melatih Anna dengan sangat keras, bahkan ia meng-cap Anna sebagai orang yang membawa kekalahan bagi kelas kami yang menurutnya bisa menjadi juara pertama alih-alih berada di posisi kedua. Herannya, seisi kelas juga memiliki pendapat yang sama dengannya padahal menurutku dari 28 siswa dikelas, suara sumbang Anna saat itu bahkan dapat tertutupi hanya dengan 2 orang saja. Kila merupakan orang yang ambisius, tak heran jika ia bisa saja mengkambing-hitamkan orang lain guna citra yang baik, karena kurasa posisi kedua yang kami dapat tahun lalu adalah akibat dari cara melatihnya yang kurang benar.
Semua orang sedang sibuk menata panggung, baik guru maupun siswa mereka bekerja sama. Setiap sudut dihiasi dengan pohon-pohon yang terbuat dari kertas karton serta berbagai jenis hiasan lainnya. Hari ini adalah hari pertama dari pameran seni sekolah yang akan diisi dengan pertunjukan teater. Aku memandangi beberapa anak dikelasku yang sedang berlatih untuk pertunjukkan, mereka mengambil kisah putri salju dan tujuh kurcaci. Seorang yang berperan sebagai evil queen memerankan perannya dengan sangat baik sehingga suasana kejahatannya dapat dirasakan oleh penonton. Bagaimana dengan putri salju? kurasa ia sangat tak cocok mendapatkan peran itu, putri salju harusnya memiliki perawakan yang baik hati sementara ia berperan seolah-olah ingin menerkam wajah evil queen. Disisi lain, aku melihat Anna yang tengah sibuk menata pakaian-pakaian yang dikenakan aktor mauun aktris teater. Aku tersenyum melihatnya karena pada akhirnya ia dapat mencurahkan bakatnya dengan baik. Sangat suntuk berada dikelas jadi aku memutuskan untuk berjalan-jalan keluar. Aku akan bersantai di rooftop sembari membaca novel klasik yang belum juga kuselesaikan dari seminggu yang lalu. Bahasanya yang sedikit berat membuat otakku harus mencerna makna dengan keras, tapi aku menganggap hal itu sebagai sebuah tantangan kecil yang menakjubkan. Aku duduk santai, matahari terlihat tertutupi awan yang tidak gelap, sangat nyaman bersantai di cuaca yang cerah seperti ini. Aku melanjutkan dengan membuka novelku kemudian perlahan terhanyut kedalam cerita.
Aku begitu hanyut hingga tak sadar ada seseorang disampingku. Aku terkejut saat ia menatapku dan refleks menghujaninya dengan novel setebal 489 halaman ditanganku.
"Apa yang kau lakukan?!" serunya dengan memegangi wajahnya yang kesakitan. 'I-itu kan anak laki-laki di kedai kopi waktu itu' gumamku.
"M-maafkan aku, kenapa kau seperti itu?" ujarku dengan menenangkan diri.
"Seperti apa?" tanyanya heran.
"Sejak kapan kau ada disini?" balasku. Ia memberi usapan terakhir pada wajahnya kemudian mengambil ponselnya yang terjatuh saat kupukul tadi dan meniupnya, membersihkan debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (don't) need u
Sonstiges[SORRY AUTHOR STUCK] Ivy, seorang gadis remaja labil yang tak pernah mendapatkan perhatian. Hanya tinggal berdua dengan ibunya yang bisa dibilang workaholic membuatnya melalui berbagai hal sendirian, hingga ia bertemu dengan seseorang yang mampu men...