"Gue gak papa kok Lit, " jawab lemas Mentari
"Tuh kan, jawabnya selalu nggak papa terus"
"Lu kenapa sih kepo banget? Gue bilang nggak ada apa-apa masih aja nanya terus," bentak Mentari
"Ini Mentari kan?" Tanya talitha.
Tanpa merespon pertanyaan dari Talitha, ia langsung pergi.
Talitha adalah sahabat paling pengertian yang Mentari miliki. Belakangan ini entah kenapa Mentari berubah menjadi seorang yang lebih emosional dari sebelumnya. Mentari menjadi sangat trauma, dan selalu berprasangka buruk kepada orang lain. Dia hanya berpikir bahwa semua orang akan seperti Ayahnya, ketika sudah bosan akan meninggalkan.
"Mentari lu nggak boleh selemah ini!" Ucap dalam hati Mentari.
Tepat pukul tujuh nanti, jam kelas pak Pras akan dimulai. Sesegera mungkin Mentari masuk ke kelas lebih awal dari sebelumnya.
"Selamat morning anak anak SMA Putra Bangsa Jogja, Jawa tengah, Indonesia, Asia!"
Sapa pak Pras."Pagi juga pak Pras yang handsome dan menggemaskan sedunia." Jawab semua dengan kompak.
Pak Pras satu satunya guru laki laki yang humble, humoris, ganteng, dan imut. Hampir semua siswa SMA putra bangsa suka dengan guru seni ini.
"Hei kamu, Mentari , Mentari Clarissa," panggil pak Pras
"Iya pak?"
"Gak jadi," balas santai pak Pras
Jam istirahat akan segera tiba, semua teman Mentari sudah membereskan buku buku yang ada diatas meja, dan mengambil beberapa uang saku.
Beda lagi dengan Mentari, bertahan merenungi bagaimana dengan nasib dia untuk kedepannya.
Tetttt.....tetttt...... Istirahat waktunya makan, istirahat! Istirahat!
"Lit, maaf banget ya, gue kasar ke lu"
"It's okeyyy Tar, Gue ngerti lu kok, cerita napa! Dipendem sendirian," jawab Talitha penuh perhatian ke Mentari.
"Ntar nunggu waktu yang tepat gue cerita banyak ke lu ya," jelas singkat Mentari
"Yaudah, ke kantin yuk!" Ajak Talitha sambil memasukkan buku seni didalam tas pink penuh bintang.
"Lu aja sana, gue masih mau ngerjain tugas besok dari Bu dion, takutnya nanti dirumah gue udah kecapekan." Tolak Mentari
"Mana ada, kantin lebih seru lho...., Ih lu ya, sendiri lagi kan gue jadinya!" Pasrah Talitha dengan sebal.
Sebenarnya Mentari hanya takut apabila uang jajannya tidak dapat bertahan untuk beberapa bulan kedepan.
"Kok ada bekal ditas sih." heran Mentari dalam hati.
"Mentari, nenek kasih bekal ini ke kamu ya, maafin nenek hanya bisa kasih kamu nasi campur kecap, hari ini nenek belum punya uang lebih untuk bisa beliin kamu ayam, dimakan ya!" tulis nenek dalam lembaran kertas dengan sedikit samar.
Mungkin tanpa sepengetahuan dari Mentari nenek memasukkan bekal dalam tasnya. Seperti yang ditulis nenek dikertas, nasi campur kecap menjadi makan siang kali ini.
Suasana kelas sangat sunyi, kini hanya tinggal Mentari dikelas. Kasus perceraian kedua orang tuanya tengah menjadi topik perbincangan yang hangat disekolah. Teman-teman mentari satu per satu mulai menjauh dari dirinya. Kini hanya tinggal Talitha yang masih perduli dan setia kepadanya.
"Eh anak broken home bawa bekal makan siang nih, liat! liat!" ejek Tarissa
°°°
ADS
Hai!
Banyak makasih semua🖤, LANJUT YUK BACANYA!
KAMU SEDANG MEMBACA
MEntaRi
Teen FictionHal yang dulu sering mentari lakukan, kini menjadi sangat jarang Mentari tunjukkan. Yaitu, rasa kepercayaan. "Gue paham lo itu hanya trauma karena bokap lo pernah selingkuh. Tapi semua orang nggak bisa lo samain kayak gitu Tar, coba deh minta penjel...