"Eh iya, bawa bekal gaes!" Sahut Ila.
Tarissa, Ila, dan Rara, merekalah yang selalu menganggu Mentari sejak awal masuk di SMA Putra Bangsa.
"Eh nasi sama kecap doang dong! Hahaha," Nada bully Rara.
"Omg !! Nasi kecap?" Kejut Ila dengan wajah yang sengaja berpura-pura terkejut.
"Enak tuh pasti! Upssss gue lupa gaes udah gak bisa makan masakan mamahnya lagi!" ejek kedua kalinya dari Tarissa.
Memilih untuk diam mungkin cara yang tepat, semakin dilayani akan semakin menjadi jadi.
"Eh, si Tarissa anak Daddy disini ternyata." suara Talitha terdengar lantang dengan menggenggam dua bungkus cilok Bu Menik ditangannya.
"Lu...lu...jangan sembarang ya kalo ngomong!" Bentak Ila
"Jaga omongan lu depan Tarissa ya! " Suruh Dinda
" Emang kenyataannya gitu kali, dasar manja! " Balas Talitha.
" Udahlah Lit biarin aja, capek nanti! " Pinta Mentari
Tak ada balasan sekalipun dari Tarissa, Dinda, ataupun Ila. Setelah 3 detik kemudian terdengar suara langkah kaki secara perlahan menuju tepat depan pintu kelas.
"Ada acara apa ini dek? Kok kedengaran kasar banget bicaranya? " Tanya Bintang dengan memasukkan tangan ke saku celananya.
Dia Bintang Diandra, bintangnya sekolah. Kakak kelas terkeren, ganteng, pinter, anak futsal dan ketua OSIS SMA Putra Bangsa.
"Hehe enggak kok kak, kita lagi belajar akting aja jadi orang jahat. " sindir Talitha dengan melirik kan matanya yang penuh kebencian kearah trio macan.
Tarissa, Dinda, dan Ila adalah trio macam SMA Putra Bangsa. Semua orang yang bertentangan dengan kemauan mereka, pasti akan ditindas. Mungkin karena ketiga orang tua mereka donatur terbesar disekolah Mentari, jadi berperilaku seenaknya saja.
"Oh, semangat ya!" Jawab Bintang ragu dengan mengalihkan pandangan ke arah Mentari.
Tarissa salah satunya cewek dari banyak cewek yang juga tertarik dengan Bintang.
"Kak Bin..." Panggil Tarissa terputus, karena Bintang langsung mempercepat pergi meninggalkan kelas mereka.
"Yah mau ngomong aja udah ditinggal, apalagi minta jadian? Mustahil lah!" Ejek Talitha dengan keras hingga menggema.
Mentari tidak bisa lepas pikiran dari kejadian tadi. Dia binggung Bintang menatap dirinya dengan begitu hangatnya dan memberi senyuman kecil diwajahnya, seolah memberi suatu isyarat.
"Kok natap ke gue gitu banget ya," heran Mentari dalam hati.
Memang hari ini cukup sangat melelahkan bagi Mentari daripada hari sebelumnya.
"Tar lu mikirin apa? Kok binggung banget gitu sih? Sebenarnya Lu ada masalah apa sih sama Tarissa? Lu kenal sama kak Bin....."
Potong Mentari, "Husttttttt stop diem dulu lu ya Lit!"
"Gue akan cari tau!" hati Mentari meronta-ronta, membuatnya semakin bergerak untuk mencari tau lebih sosok Bintang yang memberi tatapan dan senyuman kepadanya.
Jam pelajaran Lintas Minat Ekonomi telah dimulai sejak 10 menit yang lalu, dan Mentari tetap memikirkan maksud tatapan Bintang tadi.
"Hei Mentari Lestari Putri Dewi Ayu Hapsari!" Panggil usil pak Joko.
"Maaf, cuma Mentari Clarissa pak" jelas serius Talitha.
"Iya itu tadi typo. Okay Mentari kamu kerjakan tugas saya kemarin yang nomer 2!"
Tak ada respon apapun dari Mentari.
Brakkk....
"Mentari Clarissa! Kebiasaan ya kamu, setiap pelajaran saya ada aja tingkah nya, dipanggil nggak jawab, bengong mulu, keluar dari kelas sekarang!"
"Yah pak Joko kok gitu, Mentari kan ngelakuinnya secara nggak sadar,"
"Keluar Mentari Lestari Put.."
"Pak, cuma Mentari Clarissa aja kok" jelas kedua kalinya dari Talitha.
Hanya duduk diluar kelas, menatap dedaunan hijau di pot besar yang bisa Mentari lakukan saat ini. Dan sesekali melihat gerombolan pembolos kelas berkaos hitam asyik bermain basket.
"Ngapain dek diluar?" Suara serak Bintang mengagetkan.
"Oh gue tau, pasti lagi akting dikeluarin kelas ya?"
•••
ADS
jangan lupa juga buat selalu vote dan comment!
Thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
MEntaRi
Teen FictionHal yang dulu sering mentari lakukan, kini menjadi sangat jarang Mentari tunjukkan. Yaitu, rasa kepercayaan. "Gue paham lo itu hanya trauma karena bokap lo pernah selingkuh. Tapi semua orang nggak bisa lo samain kayak gitu Tar, coba deh minta penjel...