Nayeon ft Seungcheol
"Nay!" teriak seseorang.
Nayeon menoleh ke arah sumber suara, melihat Seungcheol sedang berlari ke arahnya. Ketika sudah dekat, pemuda itu merangkul pundak Nayeon. Mereka berjalan beriringan di koridor kelas.
"Apaan?"
"Abis dari mana? Di kantin tadi gue cari nggak ada," ujar Seungcheol.
"Toilet," jawab Nayeon singkat.
"Pulang sekolah nanti anter gue, ya."
"Ke mana?" tanya Nayeon.
"Beli hadiah buat calon pacar."
Nayeon melepaskan rangkulan Seungcheol, berjalan cepat meninggalkan lelaki yang sudah lama jadi sahabatnya.
"Nay! Heh! Bercanda doang, elah."
Seungcheol terus mengejar Nayeon sampai ke kelasnya. Sedangkan yang di kejar tampak acuh tak acuh, mengabaikan presensi lelaki itu dan lebih memilih duduk di kursinya.
"Nay, tadi itu cuma bohongan doang. Gue nanti mau ke toko buku, beli komik baru. Lo ikut, ya."
Nayeon tidak menggubris perkataan pemuda yang kerap disapa Scoups itu, lebih memilih membereskan buku yang ada di laci meja. Namun aksinya terhenti ketika sebuah kertas terjatuh saat ia mengambil buku, Nayeon memungutnya.
"Surat lagi?" tanya Scoups.
"Iya."
Sejak ia menginjak tahun terakhir di Hanlim, Nayeon sering mendapatkan surat atau bahkan hadiah yang tersimpan di laci mejanya. Ia tidak tahu siapa yang mengirimnya, karena si pengirim lebih suka menyebut dirinya 'Your SA' daripada namanya sendiri.
Nayeon membukanya, membaca rentetan kalimat manis yang orang itu tuliskan.
Tatapanmu adiktif
Membuatku tidak bisa membedakan
Mana yang nyata mana yang fiktif
Senyummu candu
Dan tawamu adalah obat dari segala laraku
Aku di sini menatapmu
Aku di sini melindungimu
Aku selalu ada, hanya untukmu
Jika aku tidak bisa jadi kekasihmu
Biarkan aku tetap menjadi pengagum rahasiamu
– Your SA
Kalimatnya tidak terlalu puitis, tapi tetap saja bisa membuat senyum manis terpatri di wajah gadis itu. Pandangannya beralih pada Jinyoung, si ketua kelas yang sedang duduk di barisan kiri paling depan. Berdasarkan fakta yang dia ketahui, Nayeon berpikir lelaki itulah yang mengiriminya surat dan hadiah. Dari fakta bahwa Jinyoung pernah menjuarai lomba puisi, sering datang pagi, sampai fakta bahwa Nayeon kerap memergoki Jinyoung sedang mencuri pandang ke arahnya.