⛈4⛈

634 33 0
                                    

Kirana tidak masuk sekolah hampir seminggu. Ia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan keadaan sakit seperti ini. Wajahnya masih lebam, walaupun kini hanya tinggal bekasnya saja.

Gadis itu turun saat ia mendengar suara ribut-ribut di lantai bawah rumahnya.

"Aku gak nyangka kamu berani main di belakang aku mas! Selama ini aku selalu percaya sama kamu!" Itu suara Sarah, mama Kirana.

Niko suami Sarah balik berteriak, "Karena kamu gak pernah ada saat aku butuh! Kamu sibuk dengan pekerjaan kamu sendiri!!"

"Bukannya kita sudah sepakat tentang kerja ini mas! Kenapa kamu ungkit lagi tentang itu. Kamu nya aja yang kegatelan."

PLAK

Niko menampar Sarah dengan keras hingga wanita paruh baya itu tersungkur jatuh.

"Pokoknya aku mau cerai mas! Aku mau cerai!"

"Baik kalau itu keinginan kamu. Kita cerai!"

"Mama Papa." Kirana menghampiri keduanya dengan mata yang sudah basah.

Sarah langsung memeluk anak gadisnya dengan erat, "Maafin mama sayang. Maafin mama."

"Kalian gak bener-bener cerai kan? Yang aku lihat saat ini cuma halusinasi kan?" Nada suara Kirana kembali bergetar.

"Kirana akan ikut aku." Tegas Niko.

"Gak! Aku yang udah ngandung dia selama 9 bulan. Jadi Kirana milik aku mas! Jangan coba-coba rebut anakku!" Balas Sarah.

"Aku gak akan ikut siapa-siapa." Kirana berujar pelan.

Kedua orang tuanya sontak melihat ke arah anak gadisnya.

"Sayang, kamu ikut mama ya. Kita pindah dari rumah ini dan memulai yang baru. Ya sayang?" Rayu sarah.

"Enggak ma. Aku gak akan ikut mama atau papa. Walaupun mama yang udah ngandung aku, tapi bukan mama ataupun papa yang besarin aku. Aku akan tinggal sendiri."

Kemudian Kirana pergi menuju kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Menenggelamkan wajahnya ke atas bantal dan menangis keras.

Gadis itu merasa sangat sedih, masalah datang bertubi-tubi ke dalam hidupnya. Semua orang menyakitinya luar dalam.

"Ya Tuhan, apa kesalahan yang sudah Kiran perbuat sehingga semuanya jadi begini."

Ia mengambil handphone dan menelfon Anya, namun yang ditelpon tak kunjung menjawab panggilannya. Selama seminggu Kirana tidak masuk sekolah, Anya tak pernah datang menjenguk atau sekedar menghubunginya lewat handphone. Kirana malah merasa khawatir jika terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk tidur, dalam benaknya gadis itu berharap, saat bangun nanti semuanya akan baik-baik saja.

***

Kirana mengambil libur 3 hari lagi untuk menyiapkan dirinya masuk sekolah. Ia harus mengurus berkas-berkas karena dua minggu lagi UN SMA akan diadakan.

Tak ada yang berubah dari sekolahnya. Selama liburpun ia tak pernah berhubungan lagi dengan Devan dan Kirana merasa baik-baik saja.

"Nya!" Panggil Kirana.

"Eh Kiran. Akhirnya lo masuk juga." Ucap Anya dengan tersenyum.

"Elo kok gak pernah ngehubungi gue?"

"Maaf Kiran sayang. Gue sibuk." Jawab Anya.

"Segitu sibuknya?" Tanya Kirana lagi.

Anya mengangguk, sekilas Kirana melihat sahabatnya itu sedikit salah tingkah. Karena tak ingin memusingkan hal itu, ia kembali ke tempat duduknya.

SAD COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang