1

89 17 28
                                    

Kaki tanpa alas itu terus membelah udara lembab sekitar. Menyibak dedaunan dengan duri tajam. Asta tak akan berhenti meski telapak kakinya terus mengeluarkan darah. Degupan jantungnya terdengar nyaring membungkus ketakutan dalam sebuah harapan.

"Putri Asta kembali!"

Suara itu menggema, mendengung kemudian lenyap ditelan jarak. Merasa aman gadis itu meluruhkan badanya pada sebuah pohon rindang. Sesuatu yang baru disadarinya adalah ia tidak lagi berada di hutan liar dengan pohon menjulang disekeliling. Di sini berbeda kastil tua tanpa atap dengan pilar-pilar kokoh ini tampak seperti lorong tanpa ujung. Temboknya dipenuhi lumut dan beberapa daun yang merambat lebat. Tak ada angin ataupun derikan serangga. Suasana disekitar bahkan terlihat membeku. Asta bangkit berjalan tergopoh-gopoh diantara pilar-pilar menjulang.

Berusaha tenang Asta memejamkan matanya sejenak menghirup dalam oksigen yang celakanya semakin mengikat ulu hatinya. Entah sudah seberapa jauh ia melangkah rasanya seperti terjebak di labirin saja. Asta terkesiap kala mendengar gemeresak dedaunan di depannya. Segera gadis itu bersembunyi dibalik pilar.

Deg

Seseorang dengan jubah hitam kebesaran keluar dari sebuah lorong disebelah kanan. Badannya sempurna tertutup tapi Asta yakin dia adalah seorang lelaki. Kokoh dan bedegap melenggang tanpa peduli sekitar.

"T-tunggu!"

Asta tidak bisa untuk diam saja dia membutuhkan pertolongan. Berharap seseorang didepan sana mau mendengar. Namun lagi-lagi harapan itu menguap seseorang itu tak sedetikpun menghentikan langkah.

"Komohon tunggu aku!"

Seseorang itu terus berjalan.

"Hey, apa kau mendengarku? Tolonglah aku tersesat."

Asta kembali mencoba namun langkah itu semakin menjauh. Asta berjalan lebih cepat mengejar langkah yang dua kali lebih lebar darinya.

Psettt

Becek dan lengket, Asta menginjak sesuatu. Hamparan buah-buahan yang membusuk tercecer di sekitar gadis itu. Seketika nafasnya sesak paru-parunya seakan menyusut. Asta mencengkram gaunnya begitu melihat sekelilingnya berputar tidak terkendali. Tertatih-tatih gadis itu mencoba memegang pilar sebagai penopang. Udara memabukkan itu merenggut kesadaran Asta, perlahan pandangannya menggelap seiring dengan jiwa yang semakin hampa.

Seseorang berjubah hitam itu menyeringai lalu berbalik menghampiri Asta. Tatapannya begitu kelam bak pembawa mara dalam gelap. Dengan jubah kebesarannya seseorang itu mengusap lembut pipi Asta. Kuku panjangnya menggores pipi mulus gadis itu

"Kau pergi terlalu jauh, Tuan Putri."

***

Doakan ya semoga aku bisa ikut event ini dengan lancar dan bisa belajar lebih konsisten. Jangan lupa tinggalkan jejak. Krisar kalian akan sangat bermanfaat. Papayy👑

.

.

Didedikasikan untuk WFantasyClub shianacaa SmallTown_

Jumlah 345 kata
Opsi kedua (gambar)

Princess Of ShyponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang