"minggu depan kesini lagi ya bu, untuk kontrol jahitan"
"Baik dok. Hmmm... Omong omong dokter sudah menikah? Anak Saya cantik loh dok, dia kerja di kedutaan besar di rusia"
"Mohon maaf bu, Saya sudah menikah. Sudah punya 1 putra" ucap gue sembari menunjukan cincin pernikahan yang tersemat di jari
"Ah begitu ya, kalau begitu Saya permisi dok"
gue hanya geleng geleng mendengarkan perkataan pasien gue barusan, hal kaya gini ga sekali gue alami bahkan sudah berkali kali. Kasusnya tetap sama, yaitu menawarkan putri nya untuk gue nikahin. Padahal jelas jelas gue sudah menikah dan punya satu anak. Risih juga sebenarnya jika ada pasien gue yang mendesak gue untuk lebih dekat dengan putri nya, sebisa mungkin gue harus menolaknya secara halus agar mereka tidak merasa tersakiti dengan perkataan gue.
siang ini gue ada jadwal visit satu pasien sebelum istirahat, d ia baru saja dioperasi kemarin karna penyakit usus buntu yang di derita nya. Dia masih muda, mungkin masih kelas 2 smp. Ibunya bilang dia penggemar makanan pedas, kebiasaan buruk nya menyebabkan kerugian untuk dirinya sendiri.
Gue memasuki kamar bernomor 14, sang ibu yang saat itu tengah menyuapi anak nya tiba tiba berdiri kaget ketika melihat gue yang tiba tiba masuk.
"Saya hanya mau mengecek keadaan pasien bu" ucap gue sembari tersenyum
"Dokter, boleh tidak Saya Makan makanan lain? Saya bosan Makan bubur" ucapnya ketika gue sedang memeriksa hasil pemeriksaan sebelumnya
"Usus mu belum boleh mencerna makanan berat, untuk saat ini hanya boleh makan bubur. makanya cepat sembuh, nanti Saya belikan ayam goreng depan Rs"
"Dokter serius?"
"Iya. oh iya keadaan pasien sudah semakin membaik, kita lihat 2 hari kedepan jika semakin menunjukan perkembangan baik maka pasien sudah boleh pulang ke rumah. Kalau begitu Saya permisi bu"
gue kembali ke ruangan gue untuk menyimpan snelli, setelah itu berencana ke kantin untuk makan siang. Di rumah sakit ini memiliki 5 kantin, 3 kantin untuk umum dan 2 kantin khusus dokter. Sebenarnya seorang dokter boleh Makan di kantin mana saja, hanya saja gue biasa makan di kantin khusus dokter karna biasanya kantin khusus dokter tidak seramai kantin umum.
Kantin tujuan gue letaknya di lantai 3, sedangkan tempat kerja gue di lantai empat jadi harus turun 1 lantai untuk sampai kesana. Lantai 3 merupakan Poli anak, tak heran saat gue turun banyak sekali bocah bocah yang sedang bermain atau menangis karna tidak sabaran menunggu giliran diperiksa.
Kios makanan di kantin saat ini terlihat lumayan ramai, pilihan gue saat ini jatuh pada rice bowl beef black papper. Setelah memesan, gue memilih tempat duduk di pojok dekat jendela. Sembari menunggu pesanan gue iseng mengecek ponsel
"Dokter seokmin" ah ya dia Lee chan dan istrinya naeun yang bulan kemarin baru saja menikah
"Eh ada pengantin baru"
"Sendirian aja kaya duda" canda nya, bocah ini perkataannya terkadang sangat menyebalkan
"Sembarangan"
"gabung disini boleh ga? Biar makan nya ada yang nemenin"
"Boleh, gabung aja" ia menarik Kursi di depan gue
"mau makan apa?" Tanya naeun kepada Lee chan
"Biasa aja" setelah itu naeun meninggalkan Kita berdua untuk memesan makanan.
"Gimana enak ga nikah?" Tanya gue usil
"Ya enak lah bang, pake nanya lagi" bocah ini selalu frontal ternyata
KAMU SEDANG MEMBACA
seventeen marriage life
Fanfickisah ke-13 lelaki dalam menjalani kehidupan rumah tangga nya