"wen's resto" adalah sebuah usaha yang gue rintis semasa gue menjadi anak rantau, tepatnya saat gue masih kuliah dulu. Ide tersebut muncul saat gue yang notabene nya anak rantau, yang berkuliah di negeri orang berusaha untuk lebih pintar dalam mengelola keuangan. Seperti banyak orang tahu, pengeluaran seorang mahasiswa rantau tidak sedikit. Banyak uang yang perlu dikeluarkan untuk kehidupan sehari hari, seperti biaya sewa kos, biaya makan, biaya untuk perawatan diri, dan biaya lainnya.
Untuk itu gue berfikiran untuk mencoba membuka peluang usaha makanan yang cukup ramah di kantong pelajar, maka tercipta lah "wen's resto". awalnya usaha ini gue lakukan dengan cara promosi lewat social media, setelah itu gue mampu menyewa sebuah kedai depan kampus tempat gue belajar, hingga akhirnya usaha yang gue tekuni berkembang dan memiliki banyak cabang di berbagai daerah bahkan ada di beberapa negara. kesuksesan gue sekarang ga lepas dari support kedua orang tua gue dan juga shiezean yang saat ini menjabat sebagai istri seorang wen junhui.
shiezean orang yang benar benar menemani gue dari nol, dari sebelum seorang wen junhui bisa jadi seperti sekarang. shiezean yang sering kali excited tiap kali gue minta tolong untuk membantu gue mengantar kan pesanan yang banyaknya berdus-dus hanya dengan menggunakan motor. Rasanya gue bener bener harus bersyukur, kehadiran nya disamping gue merupakan anugrah yang benar benar patut di syukuri.
*cekrek....
gue menghentikan acara nostalgia masa lalu gue ketika suara kamera berbunyi, menatap kearah suara itu berasal. shiezean, ia tengah berdiri dihadapan cermin sembari mengambil potret dirinya sendiri. gaun putih yang membalut tubuhnya senada dengan pakaian yang gue kenakan hari ini memang telah direncanakan sebelumnya, salah satu karyawan perusahaan mengadakan pernikahan hari ini untuk itu kita berencana untuk menghadiri pernikahannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"udah?" tanya gue
"udah, ayo" ucapnya sembari menggandeng tangan gue
"juan mana?"
"loh tadi sama kamu?"
"masa sih"
wen juan, putra gue satu satunya. rada random, katanya persis gue. padahal gue ga ngerasa serandom itu.
"JUAN!!! ayah sama bunda pergi ya" teriak gue
tak lama kepala nya menyembul dari belakang rak buku, kacamata bulat besar bertengger di hidungnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
