Chapter ● 20 ✈

4.1K 164 14
                                    

Keesokan harinya, Langit mengajak Senja ke pantai. Seperti sekarang ini mereka sedang duduk di pinggir pantai.

"Gimana, suka?" tanya Langit dan di balas anggukan antusias oleh gadis itu.

Gadis itu tersenyum jahil dalam hati, ia pun menyipratkan air pantai ke arah Langit, yang membuat Langit terkejut.

Gadis itu berlari menjauh sambil tertawa, Langit mengejar gadis itu sampai dapat. "Awas ya kamu, gak akan ku lepasin."

"Wlekk! Gak akan bisa," ejek Senja sambil menjulurkan lidah, Langit yang melihat wajah bahagia Senja pun tersenyum. Karna bahagianya gadis itu, bahagianya juga.

Langit kembali mengejar Senja sampai dapat, dan....

Hap!

Langit memeluk Senja, hingga gadis itu meronta. "Kau tidak bisa lari lagi, gadis nakal."

Senja memutar balik tubuhnya, dan sekarang posisi mereka hadap-hadapan. Senja tersenyum sangat manis begitupun Langit.

Cup!

Langit mengecup kening Senja, dan gadis itu hanya bisa memejamkan matanya.

"Love you," bisik Langit dan di balas oleh gadis itu. "Love more."

Mereka melepaskan pelukannya. "Aku lapar." ujar Senja memasang wajah baby face-nya.

Langit gemas melihatnya, ia mencubit pipi chuby gadis itu. Hingga membuat gadis itu meringis. "Sakit tau!" ujarnya dengan kesal.

Langit malah tertawa lalu menarik lengan gadis itu hingga masuk kedalam dekapannya.

"Ih lepas, aku mau makan," ronta gadis itu.

Langit melepaskannya lalu menggandeng tangan mungil milik Senja untuk mencari restoran.

"Kamu mau makan apa?" tanya Langit.

"Hmm, aku mau mie samyang terus minumnya air putih biasa."

Pria itu memanggil waiters untuk memesan makanan, waiters pun datang. "Permisi mas, mba! Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau pesen mie samyang dua, terus air putihnya dua," ujar Langit dan dibalas anggukan oleh si waiters. "Baiklah, kalau begitu tunggu 10 menit dulu ya mas."

Langit mengangguk, lalu mereka menunggu pesanan hingga datang.

Sudah sepuluh menit mereka menunggu, sang waiters datang membawa pesanan mereka.

Mata gadis itu berbinar, saat makanan favoritenya datang. Ia melahap makanan di depannya dengan lahap.

"Pelan-pelan, nanti kau tersedak," tegur Langit sambil menggeleng pelan saat melihat kelakuan gadisnya.

Wajah gadis itu memerah karna merasa kepedasan. "Hah! Hah! Pedess..."

Butiran keringat membanjiri wajah cantik gadis itu, Langit yang melihatnya dengan sigap mengelap butiran keringat gadis itu.

"Nih minum!" ujar Langit sambil menyodorkan segelas air putih.

Gadis itu menengguknya sampai habis. "Pedes banget."

"Cemen," cibir Langit.

"Balang Sangit, cepetan makannya, kita lihat senja," ujar gadis itu.

"Buat apa?" tanya Langit sambil melahap mie samyang kedalam mulutnya.

"Ya untuk dilihat," geram gadis itu.

"Di hadapanku sudah ada senja, bukan cuma untuk dilihat. Tetapi untuk di cintai," ujar Langit yang membuat pipi gadis itu merona.

The Perfect Pilot [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang